*** SELAMAT DATANG *** Ini adalah blog pribadi yang dikelola secara independen oleh Netter desa Mintobasuki kec. Gabus kab. Pati. Blog Mintobasuki Gabus Pati bukanlah blog resmi pemerintahan desa Mintobasuki. Blog ini tidak ada hubungan dalam bentuk apa pun dengan organisasi, kelompok dan kepentingan tertentu di desa Mintobasuki. Artikel-artikel yang disajikan adalah tulisan lepas yang berisi uneg-uneg, ide, pemikiran, opini pribadi penulis dan pernik-pernik terkait desa Mintobasuki.

Sabtu, 18 April 2015

Sebuah Catatan: Warga Mintobasuki di Perantauan – Bag 1

Image0941
Masjid Al Mubarak-Muarabungo-Jambi
Sahabat Netter yang saya cintai, semoga kesehatan dan keselamatan senantiasa tercurahkan untuk kita semua. Demikian pula semoga kesuksesan dan keberkahan dari setiap usaha yang kita ikhtiarkan senantiasa didekatkan kepada kita. Amiiiin…
Tulisan kita kali ini akan sedikit mengupas kondisi warga desa Mintobasuki, Gabus, Pati yang hidup di perantauan. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa banyak juga warga desa kita yang menggantungkan harapannya di negeri orang dengan beragam alasan. Sempitnya lapangan pekerjaan, kurangnya skill, dan harapan yang lebih baik di tanah rantau menjadi faktor-faktor yang memotivasi sedulur-sedulur kita untuk mengadu nasib di perantauan. Bak pepatah, anak panah tak akan mengenai sasaran jika tidak lepas dari busurnya. Sebagian mereka berhasil memperbaiki kondisi perekonomian keluarga setelah pulang dari rantau, meski ada juga yang tetap biasa-biasa saja.
Belum ada data statistik resmi berapa prosentase warga desa kita yang bekerja merantau ke daerah lain, akan tetapi perkiraan kasar adalah sekitar 36% dari total penduduk usia produktif. Data ini kami peroleh dari data Pilkades kemarin dimana jumlah DPT (daftar Pemilih Tetap) warga Mintobasuki adalah 1710 orang sedangkan yang telah menggunakan hak pilihnya sejumlah 1071 orang termasuk pemilih dengan suara tidak sah. Dengan demikian ada sejumlah 639 warga Mintobasuki yang tidak menggunakan hak pilihnya. Kita asumsikan saja bahwa angka ini adalah jumlah warga Mintobasuki yang berada di perantauan. Namun jumlah ini juga perlu ditinjau ulang karena pada Pilkades kemarin banyak juga warga diperantauan yang menyempatkan diri pulang ke kampung halamannya untuk ikut berpartisipasi dalam pencoblosan. Bisa jadi jumlah warga yang ada diperantauan melebihi prosentase tersebut.
Tulisan kali ini hanya akan menyoroti warga Mintobasuki yang merantau di pulau Sumatra sebagai buruh sadap karet. Sebenarnya banyak juga warga desa kita yang sukses merantau di kota-kota besar seperti Jakarta, Tangerang dan sebagainya, bahkan ada pula yang merantau ke luar negeri seperti di Malaysia dan Korea. Namun, karena penulis hanya punya pengalaman berinteraksi dengan warga perantauan Mintobasuki di pulau Sumatra maka ini dulu yang kita bahas. Semoga tulisan ini bisa memberikan gambaran singkat pembaca untuk mengetahui bagaimana keseharian dan aktivitas mereka di sana.

Sekilas Kabupaten Muara Bungo – Jambi
Kenapa saya mengangkat Kabupaten Muarabungo? Ya, karena saya pernah tinggal di sini jadi sedikit banyak saya punya gambaran tentang daerah ini.
Muarabungo adalah salah satu kabupaten di Propinsi Jambi dari sebelas kabupaten yang ada dan merupakan pemekaran Kabupaten Bungo Tebo pada tanggal 12 Oktober 1999 silam. Saat ini Bungo dan Tebo menjadi dua kabupaten yang terpisah. Luas kabupaten ini sekitar 4.659 km2 dengan rata -rata kepadatan penduduk 65 jiwa/km2 berdasarkan hasil perhitungan tahun 2010. Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Merangin. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kerinci dan Sumatra Barat. Sebelah utara berbatasan dengan Prop Sumatra Barat. Sebelah barat berbatasan dengan Kab Tebo.
Muarabungo kaya dengan hasil alamnya, baik dari sektor perkebunan maupun pertambangan. Perkebunan yang menjadi komoditas utamanya adalah kelapa sawit dan karet. Perkebunan kelapa sawit biasanya dikembangkan oleh mereka yang memiliki modal besar baik perorangan maupun badan usaha. Berbeda halnya dengan perkebunan karet yang bisa dikelola oleh masyarakat meski dengan modal kecil karena memang biaya perawatan dan operasionalnya yang minim. Namun sayangnya kebanyakan perkebunan karet di sini tidak dikelola secara profesional sehingga hasil yang diperoleh pun kurang maksimal. Sedangkan hasil tambangnya adalah batu bara dan emas yang hampir merata di seluruh wilayah.
Muarabungo juga memiliki bandar udara yang berlokasi di desa Sungai Buluh kec Rimbo Tengah. Bandara ini mulai diresmikan pada 12 Juni 2012 yang lalu. Proses pembangunan molor sekitar 3 tahun dari taget yang direncanakan, karena seharusnya sudah bisa beroperasi mulai tahun 2009 yang lalu. Dengan bandara baru ini diharapkan mampu menunjang aktivitas transportasi wilayah Muarabungo dan sekitarnya.
Mengunjungi Desa Kotojayo, Kec Pelepat
29022012878
Agroforest, tanaman karet yang bercampur dengan pepohonan hutan

Nah, sekarang kita sedikt masuk kampung Kotojayo. Di sinilah banyak warga Mintobasuki yang bekerja sebagai buruh sadap karet. Tidak banyak data yang bisa saya peroleh dari desa ini, hanya saja banyak warga Mintobasuki yang tinggal di sini sejak lama, bahkan sudah ada yang sampai selama 40an tahun lebih. Dari batang-batang pohon karet mereka menggantungkan penghidupan yang lebih baik. Usaha mereka tentunya tidak sia-sia, dengan keuletan dan kegigihan mereka berhasil memperbaiki taraf hidup yang lebih baik. Mereka bisa membeli tanah, membangun rumah dan bahkan punya perkebunan karet sendiri. Sebagian mereka memilih menetap menjadi warga sini, tapi banyak juga yang  lebih suka jadi perantau saja sehingga hasil jerih payahnya dikirim ke kampung halaman dan sekali waktu mereka menengok keluarga dan handaitaulannya di Jawa.

Perlu diketahui bahwa warga Mintobasuki yang merantau sebagai pekerja perkebunan bukan cuma di Kotojayo, Pelepat saja bahkan banyak juga ditempat-tempat lain. Mereka tersebar diberbagai Kabupaten di Jambi ini bahkan kabarnya yang terbanyak adalah di kabupaten Merangin dengan kota Bangkonya. Namun karena minimnya informasi di sana saya hanya akan ‘berkisah’ warga Mintobasuki yang ada di wilayah sini.
Nah, bagaimana aktivitas mereka di sana, insya Alloh akan hadir di tulisan selanjutnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
*MUTIARA HADITS NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM* Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, "Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya, maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat; sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali jika Allah memaafkannya."(HR BUKHARI) Anas رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan (7 - di dalam riwayat yang mu'alaaq: iman [17] ) seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji burr. Dan, akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di hatinya ada kebaikan seberat atom."(HR BUKHARI)