*** SELAMAT DATANG *** Ini adalah blog pribadi yang dikelola secara independen oleh Netter desa Mintobasuki kec. Gabus kab. Pati. Blog Mintobasuki Gabus Pati bukanlah blog resmi pemerintahan desa Mintobasuki. Blog ini tidak ada hubungan dalam bentuk apa pun dengan organisasi, kelompok dan kepentingan tertentu di desa Mintobasuki. Artikel-artikel yang disajikan adalah tulisan lepas yang berisi uneg-uneg, ide, pemikiran, opini pribadi penulis dan pernik-pernik terkait desa Mintobasuki.

Area Persawahan di sebelah timur Desa Mintobasuki

Lahan pertanian yang cukup luas membentang di bagian timur desa. Hasil pertanian yang dihasilkan antara lain padi, jagung, kacang-kacangan dan beraneka ragam sayuran.

Kali Tambak untuk sarana irigasi pertanian

Sungai kecil yang membujur di sebelah timur desa yang berhulu di Sungai Silugonggo memiliki arti penting sebagai sarana irigasi.

Pesona desa Mintobasuki

Nuansa alam desa yang nyaman, udara yang segar, pemandangan yang indah menjadikan desa Mintobasuki kian anggun dan menyimpan pesona tersendiri.

Sektor pertanian yang perlu dikembangkan

Mintobasuki memiliki lahan pertanian sekitar 90 Hektar terdiri atas lahan basah dan kering. Oleh karenanya perlu ada upaya yang matang untuk mengembangkan sektor ini. Selain itu, pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar warga Mintobasuki sampai saat ini.

Sarana peribadahan yang cukup memadai

Desa Mintobasuki memiliki 5 Musholla dan 1 Masjid Agung Al-Amin yang saat ini dalam tahap pembangunan. Dengan adanya sarana penunjang yang cukup memadai ini diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan warga dalam beribadah.

Pertanian merupakan mata pencaharian mayoritas warga

Sektor pertanian tetap menjadi mata pencaharian dan primadona bagi masyarakat desa Mintobasuki, meski dengan seiring bertambahnya waktu, profesi dan mata pencaharian warga kian heterogen.

Sektor Perikanan di Mintobasuki

Sungai Silugonggo yang bermuara ke laut utara ternyata memberi berkah tersendiri bagi warga Mintobasuki. Hasil tangkapan ikannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup warga yang berprofesi sebagai nelayan.

Rabu, 23 Desember 2015

Proyek Rehap Ringan SD Mintobasuki 02


20151223055252.jpgSenin pagi tanggal 19 Oktober yang lalu pihak SD Mintobasuki 02 mengundang seluruh wali murid untuk menghadiri rapat membahas rencana rehabilitasi ringan 3 lokal bangunan sekolah. Menurut kepala sekolah SD Mintobasuki 02 Ibu Tutik Darmiasih, S.Pd, dana yang ada merupakan dana stimulan dari pemerintah dalam hal ini dana DAK DIKDAS (Dana Alokasi Khusus Pendidikan Dasar) sebesar Rp. 154.086.000;. Dana ini diperuntukkan untuk mengganti atap bangunan sekolah dari asbes menjadi genteng tanah.

Rehabilitasi meliputi pembongkaran atap asbes, meninggikan sekitar 1,5 m, pembelian kayu dan pemasangan genting. Mengingat keterbatasan dana yang ada maka wali murid bersepakat untuk menambal kekurangan dana sekitar 12 juta yang diperuntukkan untuk menguliti dinding dan pengecatan. Setiap wali murid diminta kerelaannya untuk memberikan sumbangan 100 ribu rupiah untuk melengkapi kekurangan tersebut. Disamping itu, setiap wali murid juga diminta untuk memberikan sumbangan snack secara bergilir bagi pekerja.

Pekerjaan yang dimulai sejak tanggal 19 Oktober yang lalu telah selesai pada tanggal 19 Desember sampai tahap finishing sesuai dengan rencana. Kini tiga lokal kelas ini pun sudah nampak lebih rapi dan bersih dan sudah siap difungsikan sebagai sarana belajar mengajar. Atap dari asbes pun telah diganti dengan atap genting tanah yang lebih sehat dan aman untuk para murid.
Berikut foto sekolah sebelum dan sesudah renovasi.
wpid-2015221091000.jpg 20151223055341.jpg

Sebagaimana diketahui bahwa atap asbes yang ada sekarang bisa berdampak negatif bagi kesehatan dalam jangka panjang. Apabila partikel-partikel kecil asbes terhirup manusia bisa mengakibatkan penyakit paru-paru asbestosis sampai kanker paru. Sebenarnya proses pembongkaran asbes lama yang sudah rapuh lebih berbahaya dari pada pemasangan baru sebab asbes tua yang rapuh lebih mudah pecah dan debunya berhamburan dan rentan terhirup. Serat asbes yang terhirup akan menetap di pleura paru-paru dalam jangka waktu lama. Gejala awal infeksi adalah sesak nafas karena jaringan paru-paru mulai menebal dan menegang. Lama-lama keluhan yang dirasakan adalah sulit bernafas hingga kematian. (lau)

Sabtu, 19 Desember 2015

SD Mintobasuki 02 Study Tour ke PT Dua Kelinci


20151219091358Pagi ini memang tidak seperti biasanya. Di jalanan depan SD Mintobasuki 02 berjajar 9 bis mini yang akan mengangkut para siswa ke lokasi study tour. Murid-murid yang sudah menunggu sejak jam 08.00 tadi merasa tidak sabaran untuk segera diberangkatkan. Nampak pula dalam rombongan ini para wali murid, khususnya wali murid kelas 1 dan 2. Wali murid memang diperbolehkan ikut dalam program study tour ini agar bisa ikut memantau putra-putrinya selama kegiatan berlangsung. Setelah persiapan selesai, rombongan pun diberangkatkan.

Ini adalah kali pertama SD Mintobasuki 02 mengadakan study tour ke Pabrik Kacang Dua Kelinci yang berlokasi di Jl Raya Pati-Kudus KM 6,3 Pati. Diharapkan dengan adanya program study tour ini para siswa memiliki wawasan baru tentang dunia industri. Proses belajar mengajar memang tidak harus melulu di bangku kelas, namun juga perlu pengenalan dan interaksi langsung ke lapangan.
Sebelum para siswa diperkenalkan lebih jauh tentang Pabrik Kacang Dua Kelinci, mereka diminta oleh pihak manajemen perusahaan untuk foto bersama sebagai dokumentasi. Selanjutnya para siswa dan orang tua murid dipersilahkan untuk memasuki ruangan serbaguna yang ada di komplek pabrik.

Di sini panitia penerima tamu dari PT Dua Kelinci melakukan presentasi dan pengenalan secara singkat tentang produk-produk PT Dua Kelinci. Mereka disuguhi video yang menggambarkan proses produksi di PT Dua Kelinci melalui proyektor. Durasinya tidak lama, cuma sekitar 15 menit. Acara kemudian dilanjutkan dengan sedikit hiburan dan mendatangkan 2 badut kelinci yang menjadi mascot PT Dua Kelinci. Kemudian foto-foto bareng mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Termasuk juga foto bersama staf dan pengajar SD Mintobasuki 02.

Setelah acara indor selesai, dilanjutkan plant tour, jalan-jalan ke lokasi pabrik. Di sini para murid bisa melihat alur proses produksi kacang garing merk Dua Kelinci dari mulai bahan baku datang sampai proses pengemasan. Para rombongan bisa mendapatkan penjelasan lebih lanjut dari para pemandu yang menemani mereka selama plant tour. Dalam acara plant tour ini para pengunjung tidak dibenarkan untuk mengambil gambar/video untuk keperluan apa pun, makan dan minum di ruangan pabrik, dan menyentuh mesin apa pun yang ada di pabrik dengan alasan keselamatan. Para pengunjung pun disuruh untuk mengenakan penutup kepala dan masker yang disediakan oleh panitia.
Selepas plant tour yang berlangsung sekitar 20 an menit, dilanjutkan dengan belanja bersama di kios Warung Pati yang khusus menjual produk-produk PT Dua Kelinci. Para siswa dan orang tua pun banyak memborong oleh-oleh dari sana. Sebagian pengunjung lainnya beristirahat.

Sebelum pulang, rombongan study tour menikmati makan siang di kantin pabrik yang menyediakan aneka menu makanan. Setelah semua proses terlewati, rombongan pun pulang kembali. Para murid nampak puas dan senang dengan acara study tour kali ini.
20151219082628.jpg20151219110353.jpg 20151219090635.jpg 20151219092510.jpg
(lau)

Sabtu, 12 Desember 2015

Usai Hujan Deras, Puluhan Warga Mintobasuki Turun ke Sungai


20151212155905Siang tadi hujan deras mengguyur wilayah Pati selama satu jam lebih. Di khabarkan di media online hujan ini mengakibatkan banjir bandang di daerah Sukolilo dan Kayen.

Hujan deras juga mengguyur desa Mintobasuki. Bisa dibilang ini adalah hujan paling lebat yang mengawali musim penghujan akhir tahun ini. Sebelumnya hujan hanya turun beberapa kali dengan intensitas yang tidak terlalu besar. Bahkan para petani sempat was-was jika ternyata musim hujan kali ini mundur dan meleset dari perkiraan.

Usai hujan lebat siang tadi, puluhan warga turun ke sungai untuk berburu ikan yang ‘mabuk’. Ini adalah pemandangan umum, ketika hujan turun dan mengakibatkan air sungai keruh kecoklatan menjadikan ikan-ikan stress dan menepi. Peristiwa semacam ini tidak disia-siakan warga Mintobasuki yang ada disekitar sungai untuk ramai-ramai berburu ikan-ikan tersebut. Kebanyakan ikan jenis lundu. Mereka membawa peralatan seadanya untuk menangkap ikan-ikan tersebut, biasanya dengan serok jaring. Meski hasil tangkapan tidak seberapa, tapi asik dan seru juga ….

Kamis, 10 Desember 2015

Musim Penghujan Telah Tiba


20151212110928.jpgMusim penghujan memang kadang dating terlambat, padahal bumi yang kering sudah berharap siraman airnya yang menyejukkan. Rerumputan yang mengering, pepohonan yang meranggas dan satwa-satwa yang kehausan seolah sudah tak sabar menanti tetesan air dari langit. Mereka sudah rindu aroma tanah kering yang terbasahi derasnya hujan.
Desember –orang bilang “Gedhe-gedhene sumber “ (paling besarnya sumber air)- tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika pada umumnya bulan November sudah mulai sering turun hujan, bahkan beberapa tahun silam sudah terjadi banjir, tetapi di tahun ini hujan baru turun di sepuluh hari pertama di bulan Desember. Mendung hitam yang bergumpal-gumpal di angkasa hanya memberi harapan – harapan saja. Sesekali sirna tersibak hembusan angina entah dibawa pergi ke bumi mana.

Kali ini hujan turun, menebarkan aroma tanah kering yang khas tatkala tersiram air. Memberi harapan-harapan baru bagi seluruh mahluk penghuni bumi. Bahwa sebentar lagi kita akan melihat bumi yang kembali menghijau, rerumputan yang basah oleh tetes-tetes embun di pagi hari dan hamparan-hamparan persawahan yang hijau menghampar bagai permadani. Sebentar lagi kita akan melihat para kadhang tani yang berjibaku dengan cangkul dan lumpur.
20151205143817.jpg 20151212063011.jpg

Sebagian warga tani di desa kita telah menggarap sawahnya sejak sebulan atau dua bulan yang lalu. Mereka sudah menyemai dan menanami sawah mereka sebelum penghujan tiba, dengan harapan ketika tiba musim penghujan tanaman padi mereka sudah memasuki usia pertengahan. Dengan bergotong royong mereka memperbaiki sarana pengairan sawah. Dengan menggunakan mesin pompa air mereka mengairi lahan, menggarap sawah, menabur benih, mengolah lahan dan menanaminya. Kurang dua bulan lagi mereka sudah bisa panen raya. Sementara sebagian warga yang mengalami keterbatasana pengairan dan hanya mengandalkan pengairan dari air hujan nampaknya harus sabar menanti musim penghujan tiba.

Harapan kita, semoga musim penghujan yang membawa rahmat dan kemakmuran segera tiba. Semoga membawa berkah bagi kita semua.

Minggu, 06 Desember 2015

Proyek Perbaikan Infrastruktur Desa Mintobasuki di Penghujung 2015


20151215075704-1.jpgSejak dua bulan terakhir ini pemerintahan desa Mintobasuki giat melakukan perbaikan infrastruktur desa, terlebih perbaikan jalan dan sarana umum. Harapannya sebelum musim penghujan datang semua proyek desa sudah selesai.

Proyek perbaikan jalan meliputi pengaspalan, pembuatan pembatas tepi jalan, dan peninggian jalan yang rawan terendam banjir. Pengaspalan jalan desa di dukuh Koripan sampi telah rampung beberapa bulan yang lalu sepanjang 400an meter. Pembuatan batas tepi jalan (talud) di beberapa ruas jalan desa, dari RW 2, RW 3 dan RW 4. Total dana yang dialokasikan untuk proyek ini adalah Rp 195.800.000; (Seratus sembilan puluh lima juta delapan ratus ribu rupiah). Dana ini hanya untuk pembuatan talud di jalan utama yang menghubungkan desa Mintobasuki, Gabus dengan desa Bumiharjo, kec Winong. Dana ini diperoleh dari dana APBD perubahan kabupaten Pati tahun 2015 dengan kontraktor pelaksana dari CV Karya Mandhiri.

20151216074312-1.jpgPeninggian jalan di beberapa ruas jalan yang paling parah terendam banjir di RW 1 dan RW 2. RW 1 meliputi ruas jalan melewati Cengek dan jalan RW 2 yang berbatasan dengan RW 1. Termasuk juga proyek perbaikan gorong-gorong dan saluran air. Proyek ini menelan biaya Rp 44.000.000; (Empat puluh empat juta rupiah) yang diperoleh dari dana bantuan BANPROF (Rp 40.000.000;) dan swadaya masyarakat Rp 4.000.000;.
Proyek lainnya adalah pembuatan talud kali tambak yang berada di sebelah timur balai desa. Hanya titik dekat pintu air saja yang diberi talud. Proyek ini telah selesai sekitar seminggu yang lalu. Lokasi ini sering dijadikan tempat pemancingan warga sekitar dan para pemancing dari luar desa.

Berikutnya adalah melanjutkan proyek pembangunan masjid Agung Al-Amin desa Mintobasuki yang baru selesai sekitar 50%. Dana diperoleh dari para donator dan iuran sukarela warga Mintobasuki. Saat ini tahap pembagunan meliputi pembangunan lantai 2 dan tiang-tiang penyangga atap.
Sebagaimana diketahui, dana pembangunan Masjid Agung Al-Amin diperoleh secara sukarela dari para donator baik dari warga Mintobasuki sendiri maupun donatur dari luar. Kebijakan ini tentu berbeda dengan dengan kebijakan Kepala Desa sebelumnya yang mewajibkan warga untuk memberikan dana pembangunan Masjid berkisar antara 500 ribu sampai 1 juta rupiah yang bisa diangsur selama pembangunan.
Berikut ini foto perbaikan tanggul tepi Kali Tambak dan peninggian ruas jalan di RW 1 yang menghubungkan RW 2 via Cengek.
20151205063155.jpg    20151212155408.jpg20151216074214.jpg20151205163134.jpg20151212160017.jpg

Senin, 19 Oktober 2015

Bantuan Air Bersih di Musim Kemarau


image
Musim kemarau belum juga usai. Panas mentari serasa membakar bumi. Sumber-sumber air kian menipis. Harapannya musim hujan segera datang lebih awal.
Hampir setiap harinya bantuan air bersih tiba di Mintobasuki dengan diangkut mobil tangki. Bantuan datang dari pihak pemerintah, swasta, dan lembaga sosial yang ada. Agar bantuan merata, pihak pemerintahan desa memberi jadwal secara bergilir di empat RW yang ada. Warga memanfaatkan air bantuan untuk konsumsi sehari-hari, baik untuk minum dan memasak. Sedangkan untuk MCK, warga memanfaatkan keberadaan suplai air dari PAMSIMAS yang hampir menjangkau seluruh desa Mintobasuki.

Sabtu, 03 Oktober 2015

Mintobasuki Via Google Street View

Tahukah anda apakah itu Google Street View?
device-carousel1
Mobil dengan dilengkapi kamera dan peralatan
canggih untuk merekam panorama jalan.

Google Street View adalah fitur layanan dari Google yang memungkinkan seseorang melihat panorama jalan dalam sudut 360 derajad. Caranya adalah dengan mengakses fitur ini di Google Maps, di situ akan ditunjukkan dengan line warna biru pada jalanan sebagai tanda bahwa di area tersebut fitur google street view telah tersedia. Jika kita klik pada ruas tersebut akan muncul foto panorama dalam sudut putar 360 derajad. Cukup mengesankan karena gambar yang diambil dengan menggunakan kamera resolusi tinggi dengan memperhitungkan kecerahan pencahayaan dan kepadatan objek manusia. Artinya Google tidak asal ambil gambar saja.
Untitled
Line jalan yang diwarnai biru sebagai tanda
fitur Google Street View telah tersedia.

Fitur ini mulai diluncurkan pada tahun 2007. Awalnya hanya 5 kota di Amerika yang dijadikan objek untuk fitur ini yang akhirnya berkembang sampai ke berbagai kota-kota di dunia, termasuk Indonesia. Objek-objek yang dianggap melanggar privasi ditampilkan dalam blur, misal plat nomor kendaraan, wajah sesorang, nama instansi, dll. Cara menjelajahnya pun cukup mudah, tinggal mengklik tanda panah di layar atau menggunakan tanda panah di keyboard.

Bagaimana dengan jalanan di Mintobasuki, Gabus, Pati? Hampir semua ruas jalan di Mintobasuki terecord di Google Street View ini. Hanya beberapa ruas jalan yang tidak dilewati diantaranya jalan yang menghubungkan RW01 dan RW 02 via Cengek dan beberapa gang-gang kecil dan jalan-jalan buntu. Foto diambil sekitar bulan Mei dan Juni 2015 yang lalu jadi masih update. Hanya saja beberapa ‘jahitan’ gambarnya kurang sempurna, tapi tidak mengurangi keindahan konten gambar yang disajikan. Fitur ini mungkin cocok bagi para warga Mintobasuki di perantauan yang ingin bernostalgia atau sekedar menengok kampung halamannya meski hanya lewat layar kaca.
Anda penasaran? Berikut ini screen shot desa Mintobasuki yang saya ambilkan dari fitur Google Street View ini.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Untitled1 02 04
==========&&&&======

Selasa, 29 September 2015

Perbaikan Jalan di Dukuh Koripan Sampi Mintobasuki


wpid-2015927154706.jpg  Sejak 26 September yang lalu proyek perbaikan jalan di dukuh Koripan Sampi dimulai. Perbaikan ini tidak hanya menambal bagian-bagian jalan yang berlubang atau pun yang sudah rusak aspalnya akan tetapi dilakukan perbaikan total dengan pengaspalan ulang. Perbaikan memakan waktu sekitar 3 hari dengan mengerahkan 1 unit Tandem Roller dan sebuah mobil pick up untuk mengangkut material untuk pengaspalan.Total pengaspalan adalah sepanjang 400an meter yang dimulai dari batas desa Mintobasuki-Gempolsari sampai pertigaan Koripan Sampi. Dengan perbaikan ini diharapkan ruas jalan Koripan Sampi ini bisa nyaman dilalui.

Banyak faktor yang menjadi penyebab rusaknya jalan-jalan di desa Mintobasuki di antaranya karena faktor kualitas pengaspalan yang mungkin kurang bagus, adanya mobil pengangkut material yang melebihi beban jalan yang diizinkan dan juga adanya banjir yang merendam jalanan. Tidaknya adanya kontrol dan evaluasi terhadap faktor-faktor tersebut menjadikan umur jalan tidak bisa sebagaimana yang diharapkan.

Faktor banjir misalnya yang sudah menjadi agenda tahunan di desa-desa yang rawan banjir mestinya menjadi catatan tersendiri bagi perancang dan pelaksana proyek untuk menentukan sistem pengaspalan yang tepat. Demikian pula adanya truk-truk pengangkut tebu dan tanah atau pun material lainnya juga patut menjadi pertimbangan. Tentunya kita tidak bisa membatasi aktivitas-aktivitas kendaraan pengangkut tersebut melintasi jalanan desa karena akan berdampak pada lambannya laju pembangunan dan perekonomian desa akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah memperbaiki infrastruktur yang ada agar mampu menopang aktivitas-aktivitas masyarakat tersebut.
wpid-2015927154209.jpgwpid-2015927160746.jpg
Dengan adanya sistem perencanaan pembangunan jalan yang baik tentunya akan meningkatkan kualitas hasil pembangunan tersebut yang berimbas bagi lancarnya roda perekonomian dan pembangunan desa.
Demikian…

Minggu, 20 September 2015

Pembuatan Parit Desa Banjarsari


wpid-2015913161130.jpgSejak tanggal 13 September yang lalu satu unit excavator PC200 melakukan pengerukan parit di desa Banjarsari, Gabus, Pati. Parit ini mengelilingi areal persawahan desa Banjarsari yang membentang sekitar 20 hektar yang berbatasan langsung dengan desa Mintobasuki disebelah Barat. Belasan mobil dump truck disiagakan untuk mengangkut tanah galian parit. Di bagian utara, parit tersebut bermuara di sungai Silugonggo.

Parit sedalam sekitar 1,5 – 2 meter dengan lebar sekitar 1,5-2 meter diharapkan mampu mengatasi permasalahan genangan air banjir di saat musim hujan dan menjadi tandon (persediaan) air bagi para petani di saat menjelang kemarau. Ini adalah sebuah langkah strategis dari pemerintahan desa Banjarsari untuk meningkatkan produktivitas pertanian mereka. Selama ini untuk mengairi lahan seluas 20 hektar ini dengan memanfaatkan sebuah mesin diesel yang menyedot air sungai Silugonggo yang dialirkan melalui sebuah pipa paralon. Sejauh ini hasilnya cukup efektif. Setahun mereka bisa panen padi antara 2 sampai 3 kali.
wpid-2015914102901.jpg wpid-2015913161130.jpg wpid-2015914162113.jpg wpid-2015913161659.jpg

Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan lahan pertanian warga Mintobasuki RT2/2 diharapkan dengan adanya parit ini nantinya juga bisa mendatangkan kemudahan bagi para warga tani untuk mendapatkan air untuk lahan mereka menjelang musim kemarau. Selama ini warga tani Mintobasuki untuk mendapatkan pengairan lahan harus mengalirkan air dari sungai sejauh hampir 500-an meter. Jika upaya yang ditempuh pemerintahan desa Banjarsari ini efektif tentunya juga akan membawa berkah bagi warga tani Mintobasuki yang lahan persawahannya berdekatan dengan parit tersebut.

Selasa, 08 September 2015

Catatan Kecil Untuk Mintobasuki Hari Ini


wpid-2015830063629.jpgOrang bijak pernah berkata bahwa yang paling berat dalam kehidupan ini adalah menata hati dalam meraih keikhlasan. Bagi sebagian kita kata-kata ini mungkin tidak bermakna apa-apa, tidak istimewa, dan bukan sesuatu yang perlu dibahas apalagi dicatat dengan tinta emas. Namun, jika kita adalah orang yang senantiasa mengamati gerak-gerik hati dan berbolak-baliknya qolbu, tentu kita akan menemukan makna yang mendalam dalam ungkapan ini.

Yaa, menjaga keikhlasan hati ibarat berjaga-jaganya serdadu di garis depan. Musuh setiap saat bisa saja menyerang dan mengkoyak-koyak pertahanan hati. Menjaga keikhlasan butuh mujahadah dan kesungguhan. Tidaklah seseorang memahami perumpamaan ini kecuali orang-orang yang memang selalu menjaga hatinya untuk tetap istiqomah di atas keikhlasan. Ada pun mereka yang lalai dari keikhlasan akan menganggap remeh masalah ini.

Tahukah kita, apa arti ikhlas? Ikhlas adalah beramal hanya untuk mengharap ridho Alloh semata, bukan untuk mengharap pujian manusia, bukan pula berharap sanjungan-sanjungan, bukan pula ingin mendapat tempat di hati-hati insan. Jika engkau mampu beramal dengan membersihkan niat-niat sampah yang mengotori kesungguhuhanmu untuk hanya berharap ridho Alloh -ta’ala-, engkau adalah seorang yang ikhlas -insya Alloh -ta’ala-.
Inilah definisi ikhlas yang mungkin asing bagi kita karena selama ini kita telah didoktrin bahwa ikhlas adalah ‘beramal  tanpa pamrih’.


Bisa jadi, sebagian kita merasa telah melakukan hal-hal besar dalam hidupnya, telah melakukan ini dan itu, telah berbuat ini dan itu…Akan tetapi kemudian ujian keikhlasan itu datang; kita dilupakan, dipinggirkan, dan dicampakkan begitu saja seperti dicampakkannya baju lusuh yang tiada lagi dipakai. Karya-karya kita, kerja keras kita dan perjuangan kita dinikmati banyak orang tapi nama kita tak sedikit pun dikenang… Sanggupkah kita mempertahankan keikhlasan itu??
Kawan, disinilah keikhlasan itu diuji. Akan nampak hakekat sebenarnya antara emas murni dengan imitasi. Reaksimu adalah apa yang kau sembunyikan selama ini di dadamu, ada atau tidaknya keikhlasan itu. Apakah engkau akan marah, murka, tidak terima, sakit hati, hasad, benci, dan melakukan segala makar agar engkau tidak dilupakan? Ataukah engkau akan legowo, menerima, dan tak ambil peduli apa kata orang karena engkau merasa bahwa apa yang engkau lakukan hanyalah berharap ridho Alloh dan bukan ridho Manusia? Tak peduli apakah engkau akan dibuang atau dicampakkan ke comberan? Tak peduli engkau dipuji atau dicaci. Yang penting penilaian Alloh bukan penilaian manusia…

Yaaa…semoga sedikit coretan kecil ini kembali menggugah hati-hati kita untuk senantiasa beramal ikhlas karena Alloh, bukan cuma ikhlas di mulut tapi ikhlas yang ditunjukkan oleh sikap dan perilaku. Seribu kali kita lafadzkan kata ikhlas di lisan akan runtuh dengan satu sikap kita yang menodainya…

Semoga kita, apa pun posisi kita, apa pun peran kita, senantiasa diberikan keihlasan dalam setiap amal. Demikian pula Bapak-bapak pemangku jabatan di Desa kita tercinta semoga diberi hidayah dan kekuatan untuk ikhlas dalam memikul amanah. Bekerja bersama-sama dengan pemimpin desa (siapa pun yang memimpin; tanpa terpengaruh pihak-pihak tertentu) demi kemajuan bersama…
Amin ya Robbal Alamin…

Senin, 31 Agustus 2015

Dampak Negatif Enceng Gondok di Sungai Silugonggo


800px-Water_hyacinth
Enceng Gondok (sumber foto: wikipedia)

Tentu kita tidak asing dengan tanaman berikut ini. Ya, Enceng Gondok yang nama Latinnya Eichhornia crassipes. Tanaman yang hidupnya mengapung di air tawar dan terkadang berakar di tanah. Banyak dijumpai di sungai, rawa-rawa, kolam-kolam, danau, aliran air yang lambat dan sebagainya. Tanaman ini cepat sekali berkembang biak, terlebih di perairan yang telah tercemar oleh limbah baik organik maupun anorganik.

Masalah enceng Gondok ini juga sering bikin ‘nggondok’ dan dongkol warga sekitar aliran DAS  Silugonggo. Pasalnya,perkembangbiakan enceng gondok yang tak terkontol seringkali menjadi permasalahan yang pelik dan mengganggu aktivitas warga yang berinteraksi dengan DAS. Akibat lainnya para nelayan sungai merugi karena tidak bisa mencari ikan. Membludaknya populasi enceng gondok biasanya terjadi pada musim-musim kemarau dimana saat itu aliran air tidak lagi deras seperti musim hujan. Selain merusak pemandangan juga menjadikan air sungai nampak kotor. Meski, ketika tiba musim penghujan, dan aliran air sungai deras enceng gondok ikut terbawa ke hulu. Atau ketika musim kemarau panjang dan air sungai asin, enceng gondok itu mati dengan sendirinya.
Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa penyebab utamanya adalah karena tercemarnya sungai Siluginggo dengan berbagai sampah organik sisa-sisa pembuangan rumah tangga sehingga ketika sampah-sampah tersebut terurai menjadikan air sungai memiliki kandungan unsur hara yang cukup tinggi. Di samping itu ada faktor lain yang menjadi penyebab ‘suburnya’ sungai Silugonggo yaitu sisa-sisa pupuk dari areal pertanian di kanan kiri DAS yang turut terlarut kesungai. Faktor-faktor inilah yang menjadi sebab membludaknya enceng gondok di aliran Silugonggo.

Beberapa dampak dari tingginya populasi Enceng Gondok adalah (via wikipedia):
  • Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
  • Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).
  • Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan.
  • Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.
  • Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.
  • Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan. (Wikipedia)
Dengan demikian, selain merugikan manusia, enceng gondok banyak menimbulkan kerugian ekosistem air seperti ikan dan hewan laut lainnya.
Tapi ada pula manfaat enceng gondok yaitu bisa menyerap logam berat seperti kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni), masing- masing sebesar 1,35 mg/g, 1,77 mg/g, dan 1,16 mg/g bila logam itu tak bercampur. Eceng gondok juga menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35 mg/g berat kering apabila logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur dengan logam lain. Di samping itu, enceng gondok juga mampu menyerap residu pestisida.(Via wikipedia).

wpid-2015713063538.jpg
Kondisi sungai Silugonggo dengan populasi enceng gondoknya

Jumat, 28 Agustus 2015

Mengais Rejeki dari Silugonggo


nelayan silugonggo
Potret Nelayan Mintobasuki
Aliran sungai Silugonggo selain memiliki fungsi sebagai irigasi persawahan ternyata juga merupakan ladang rejeki bagi sebagian sedulur-sedulur kita. Yap, sebagian warga Mintobasuki ternyata banyak yang berprofesi sebagai nelayan dan pencari ikan di Silugonggo. Meski sebagian warga hanya menjadikan kerjaan sampingan, tapi ada juga yang menjadikannya sebagai mata pencaharian utama.

Sebenarnya aktivitas sebagai nelayan bagi sebagian warga Mintobasuki sudah sejak lama. Sejak kakek dan buyut kita pun sudah banyak yang berlayar mencari ikan, tidak hanya di Silugonggo bahkan ada yang sampai ke laut Juwana. Bahkan di KTP kakekku (sekarang sudah meninggal) di sebutkan mata pencahariannya sebagai nelayan, bukan petani. Padahal umumnya nelayan adalah profesi masyarakat yang tinggal di dekat pantai. Bahkan, kakekku dulu punya KTA (Kartu Tanda Anggota) sebuah Koperasi yang menjadi wadah para Nelayan yang berkantor di Juwana.

Ya, tentu saja mereka bukanlah para nelayan profesional dengan perlengkapan penangkap ikan yang canggih seperti yang ada sekarang, mereka hanyalah nelayan tradisional yang cukup mengandalkan Jukung (perahu kayu kecil) atau Cukrik (perahu kayu yang berukuran lebih besar) dengan jaring atau jala atau pun pancing untuk menangkap ikan. Hasil tangkapannya pun tidak banyak, cukuplah buat menghidupi keluarga sehari-hari.

Tapi sudah sejak lama tangkapan ikan di sungai Silugonggo menunjukkan penurunan. Banyak faktor yang jadi penyebabnya, terlebih faktor manusianya yang selalu tamak dan rakus untuk menguras sumber daya alam tanpa memperhatikan dampaknya bagi ekosistem alam. Misal saja mereka mencari ikan dengan meracuni sungai dengan menggunakan potasium dan sejenisnya yang mengakibatkan matinya segala jenis ikan baik yang besar maupun yang kecil, bahkan yang masih larva sekali pun. Tindakan semacam ini merupakan perbuatan yang membahayakan, bukan hanya bagi ekosistem sungai tapi juga manusia, mengingat sebagian warga masih menggunakan air sungai untuk MCK dan kebutuhan konsumsi. Bisa dibayangkan jika residu dari racun tersebut tertelan dan masuk ke dalam tubuh. Dampak jangka pendek memang tidak langsung terlihat, tapi lambat laun efek tersebut akan kelihatan. Dan memang benar, saat ini jumlah populasi ikan di sungai tidak seperti beberapa puluh tahun yang lalu. Bahkan spesies ikan tertentu sudah jarang ditemui, sebut saja ikan Lengger, Gabus, Tageh, Nduri, dll. Jika tindakan yang melanggar hukum ini dibiarkan bisa-bisa kedepannya papulasi ikan di sungai Silugonggo akan semakin menipis.

Harapan kita sungai Silugonggo dengan segala kekayaan hayati yang ada di dalamnya akan tetap lestari sehingga bisa dinikmati sampai anak cucu kita nanti. Mari kita jaga bersama …

 
*MUTIARA HADITS NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM* Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, "Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya, maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat; sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali jika Allah memaafkannya."(HR BUKHARI) Anas رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan (7 - di dalam riwayat yang mu'alaaq: iman [17] ) seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji burr. Dan, akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di hatinya ada kebaikan seberat atom."(HR BUKHARI)