*** SELAMAT DATANG *** Ini adalah blog pribadi yang dikelola secara independen oleh Netter desa Mintobasuki kec. Gabus kab. Pati. Blog Mintobasuki Gabus Pati bukanlah blog resmi pemerintahan desa Mintobasuki. Blog ini tidak ada hubungan dalam bentuk apa pun dengan organisasi, kelompok dan kepentingan tertentu di desa Mintobasuki. Artikel-artikel yang disajikan adalah tulisan lepas yang berisi uneg-uneg, ide, pemikiran, opini pribadi penulis dan pernik-pernik terkait desa Mintobasuki.

Senin, 31 Agustus 2015

Dampak Negatif Enceng Gondok di Sungai Silugonggo


800px-Water_hyacinth
Enceng Gondok (sumber foto: wikipedia)

Tentu kita tidak asing dengan tanaman berikut ini. Ya, Enceng Gondok yang nama Latinnya Eichhornia crassipes. Tanaman yang hidupnya mengapung di air tawar dan terkadang berakar di tanah. Banyak dijumpai di sungai, rawa-rawa, kolam-kolam, danau, aliran air yang lambat dan sebagainya. Tanaman ini cepat sekali berkembang biak, terlebih di perairan yang telah tercemar oleh limbah baik organik maupun anorganik.

Masalah enceng Gondok ini juga sering bikin ‘nggondok’ dan dongkol warga sekitar aliran DAS  Silugonggo. Pasalnya,perkembangbiakan enceng gondok yang tak terkontol seringkali menjadi permasalahan yang pelik dan mengganggu aktivitas warga yang berinteraksi dengan DAS. Akibat lainnya para nelayan sungai merugi karena tidak bisa mencari ikan. Membludaknya populasi enceng gondok biasanya terjadi pada musim-musim kemarau dimana saat itu aliran air tidak lagi deras seperti musim hujan. Selain merusak pemandangan juga menjadikan air sungai nampak kotor. Meski, ketika tiba musim penghujan, dan aliran air sungai deras enceng gondok ikut terbawa ke hulu. Atau ketika musim kemarau panjang dan air sungai asin, enceng gondok itu mati dengan sendirinya.
Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa penyebab utamanya adalah karena tercemarnya sungai Siluginggo dengan berbagai sampah organik sisa-sisa pembuangan rumah tangga sehingga ketika sampah-sampah tersebut terurai menjadikan air sungai memiliki kandungan unsur hara yang cukup tinggi. Di samping itu ada faktor lain yang menjadi penyebab ‘suburnya’ sungai Silugonggo yaitu sisa-sisa pupuk dari areal pertanian di kanan kiri DAS yang turut terlarut kesungai. Faktor-faktor inilah yang menjadi sebab membludaknya enceng gondok di aliran Silugonggo.

Beberapa dampak dari tingginya populasi Enceng Gondok adalah (via wikipedia):
  • Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
  • Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).
  • Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan.
  • Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.
  • Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.
  • Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan. (Wikipedia)
Dengan demikian, selain merugikan manusia, enceng gondok banyak menimbulkan kerugian ekosistem air seperti ikan dan hewan laut lainnya.
Tapi ada pula manfaat enceng gondok yaitu bisa menyerap logam berat seperti kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni), masing- masing sebesar 1,35 mg/g, 1,77 mg/g, dan 1,16 mg/g bila logam itu tak bercampur. Eceng gondok juga menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35 mg/g berat kering apabila logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur dengan logam lain. Di samping itu, enceng gondok juga mampu menyerap residu pestisida.(Via wikipedia).

wpid-2015713063538.jpg
Kondisi sungai Silugonggo dengan populasi enceng gondoknya

0 komentar:

Posting Komentar

 
*MUTIARA HADITS NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM* Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, "Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya, maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat; sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali jika Allah memaafkannya."(HR BUKHARI) Anas رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan (7 - di dalam riwayat yang mu'alaaq: iman [17] ) seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji burr. Dan, akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di hatinya ada kebaikan seberat atom."(HR BUKHARI)