*** SELAMAT DATANG *** Ini adalah blog pribadi yang dikelola secara independen oleh Netter desa Mintobasuki kec. Gabus kab. Pati. Blog Mintobasuki Gabus Pati bukanlah blog resmi pemerintahan desa Mintobasuki. Blog ini tidak ada hubungan dalam bentuk apa pun dengan organisasi, kelompok dan kepentingan tertentu di desa Mintobasuki. Artikel-artikel yang disajikan adalah tulisan lepas yang berisi uneg-uneg, ide, pemikiran, opini pribadi penulis dan pernik-pernik terkait desa Mintobasuki.

Area Persawahan di sebelah timur Desa Mintobasuki

Lahan pertanian yang cukup luas membentang di bagian timur desa. Hasil pertanian yang dihasilkan antara lain padi, jagung, kacang-kacangan dan beraneka ragam sayuran.

Kali Tambak untuk sarana irigasi pertanian

Sungai kecil yang membujur di sebelah timur desa yang berhulu di Sungai Silugonggo memiliki arti penting sebagai sarana irigasi.

Pesona desa Mintobasuki

Nuansa alam desa yang nyaman, udara yang segar, pemandangan yang indah menjadikan desa Mintobasuki kian anggun dan menyimpan pesona tersendiri.

Sektor pertanian yang perlu dikembangkan

Mintobasuki memiliki lahan pertanian sekitar 90 Hektar terdiri atas lahan basah dan kering. Oleh karenanya perlu ada upaya yang matang untuk mengembangkan sektor ini. Selain itu, pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar warga Mintobasuki sampai saat ini.

Sarana peribadahan yang cukup memadai

Desa Mintobasuki memiliki 5 Musholla dan 1 Masjid Agung Al-Amin yang saat ini dalam tahap pembangunan. Dengan adanya sarana penunjang yang cukup memadai ini diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan warga dalam beribadah.

Pertanian merupakan mata pencaharian mayoritas warga

Sektor pertanian tetap menjadi mata pencaharian dan primadona bagi masyarakat desa Mintobasuki, meski dengan seiring bertambahnya waktu, profesi dan mata pencaharian warga kian heterogen.

Sektor Perikanan di Mintobasuki

Sungai Silugonggo yang bermuara ke laut utara ternyata memberi berkah tersendiri bagi warga Mintobasuki. Hasil tangkapan ikannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup warga yang berprofesi sebagai nelayan.

Kamis, 29 Januari 2015

Desa Cyber Mintobasuki Gabus Pati?


wpid-2015125160036.jpgBeberapa waktu lalu sempat baca di surat kabar (22/1/2015) berita tentang desa Campurejo, Kec Tretep, Kab Temanggung yang dinobatkan sebagai desa cyber pertama di Jawa Tengah. Bahkan peresmiannya dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Temanggung Bambang Sukarno dan Execitive General Manager (EGM) Telkom Divre IV Jateng dan DIY Rosyidul Umam dan ratusan warga desa. Program desa cyber ini difasilitasi wifi dari Telkom dan jaringan internet dengan kapasitas 10 MB. Dengan adanya jaringan internet ini diharapkan bisa mempermudah komunikasi antar kadus (Kepala Dusun) yang letaknya memang berjauhan dan lebih mendorong bagi terwujudnya transparansi desa di berbagai segi, baik masalah pengelolaan keuangan, sosialisasi program-program pembangunan dan sebagainya.
Bagaimana dengan Desa kita?

Memang benar bahwa tidak semua yang canggih-canggih pasti sesuai jika diaplikasikan. Kita memanfaatkan teknologi karena kebutuhan untuk memperingan pekerjaan-pekerjaan sehari-hari. Demikian pula dengan dunia internet yang sekarang sudah boming dimana-mana dengan dukungan social media-nya.
Social Media merupakan produk IT yang demikian mendunia saat ini. Dahulu, internet hanya menjadi sarana komunikasi satu arah. Pengakses internet hanya pasif menerima informasi yang diterimanya tanpa bisa memberikan feedback apa pun. Tapi di era Web 2.0 ini telah terjadi transformasi yang demikian pesat di dunia internet. Dengan internet seseorang tidak hanya bisa mengakses informasi yang dibutuhkan tapi juga bisa memberika feedback dan tanggapan. Jadilah komunikasi dua arah, bahkan multi-arah.
Saat ini kita dengan mudah men-share (membagikan) informasi ke orang tertentu atau publik atau komunitas tertentu dan pada saat yang bersamaan masing-masing individu yang membaca informasi tersebut bisa memberikan tanggapan, komentar, sanggahan dll dalam waktu yang bersamaan (real time). Kita bisa chatting (ngobrol/diskusi) dengan orang lain di belahan dunia mana pun dengan fasilitas sosmed yang diapplikasikan di internet. Pertukaran informasi yang demikian cepat menjadikan dunia ini seolah sempit karena apa pun yang terjadi di luar sana bisa langsung kita akses informasinya. Sebuah revolusi di dunia komunikasi yang luar biasa.
Dengan demikian sarana untuk merintis “Desa Cyber” sudah tersedia, selanjutnya menunggu komitmen dari para aparatur desa untuk melakukan kajian seberapa efektif jika sarana tersebut kita aplikasikan demi kemajuan desa. Bagaimana pun juga memanfaatkan teknologi semacam ini kedepannya adalah sebuah keniscayaan kalau kita tidak mau dianggap ‘komunitas yang tertinggal’. Informasi di atas sudah memberikan gambaran kepada kita bagaimana kedepannya e-goverment akan menjadi trend di lingkungan pemerintahan kita. E-Goverment (pemerintahan digital) secara sederhana bisa kita artikan sebagai sebuah pengembangan teknologi informasi untuk meningkatkan manajemen dan sistem kerja di lingkungan pemerintahan, dalam hal ini pemerintahan desa. Dengan E-Goverment, semua program dan informasi dari desa bisa diakses oleh para warganya secara online.
Lalu, apa keuntungannya?
Kita membutuhkan informasi mengenai berbagai program-program desa ke depan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Program-program apa saja yang hendak dicapai, instrumen apa saja yang sudah dipersiapkan, dan seberapa jauh kemajuan yang telah dicapai dalam mewujudkan agenda tersebut. Dari sini kita bisa mengetahui tingkat kapabilitas seorang pemimpin, apakah dia seorang visioner atau sekedar pemimpin pilihan yang tidak memiliki program kerja yang tidak jelas.
Kita butuh informasi transparansi pengelolaan berbagai sumber dana yang masuk ke desa untuk membantu mengontrol dan menjamin bahwa setiap dana yang terdistribusi telah tepat sasaran. Selama ini transaksi keuangan desa tidak banyak yang diketahui publik dan hanya menjadi konsumsi para ‘elit’ desa. Berapakah dana yang masuk? Kemana dan untuk apakah alokasinya? Berapakah sisanya? dan lain-lain yang tidak banyak diketahui. Harapannya, dengan di ‘open’, warga bisa membantu mengkawal dan mengontrol berbagai program yang ditujukan untuk kemajuan desa. Tentu maksud di ‘open’ di sini bukanlah tanpa batasan privasi. Tentunya ada banyak hal terkait urusan ‘dapur desa’ yang tak perlu kita ekspose ke publik.
Untuk Siapa Program ini?
Tentu saja untuk warga desa yang butuh informasi-informasi terkait desa mereka. Baik yang berdomisili di dalam maupun di luar desa, bahkan di luar negeri sekali pun.
Demikian, ini sekedar uneg-uneg saya pribadi untuk desa saya tercinta. Harapannya, kedepannya Mintobasuki pun bisa menjadi desa cyber. Akan sangat mubazir jika internet dengan berbagai sarananya hanya digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Ada banyak hal bermanfaat yang bisa kita dapatkan dari belantara dunia maya.
Sudah siapkah anda?

Selasa, 27 Januari 2015

Coblosan Petinggi Mintobasuki…


Apa kabar para sedulur yang saya cintai…? Semoga senantiasa sehat wal ‘afiyat, masih dalam keadaan iman dan Islam, lancar usaha dan lancar semua urusan, juga lancar rejekinya.
Tanggal 28 Maret nanti -khabarnya- desa kita mau punya gawe, pemilihan Kepala Desa. Dari info kasak-kusuk yang saya terima, bakal ada 2 calon yang maju ‘memperebutkan’ tampuk kepemimpinan di Desa Mintobasuki, Gabus, Pati.  Saat yang banyak ditunggu-tunggu para warga karena kita bakal punya pemimpin baru di desa kita.

Harapannya, pemimpin baru kita nanti, siapa pun yang terpilih bisa membawa angin baru bagi perubahan ke arah yang lebih baik. Pemimpin yang bisa mengayomi seluruh warganya. Pemimpin yang bisa merangkul seluruh warganya untuk menuju kehidupan bermasyarakat yang lebih baik, ramah dan bersahabat. Pemimpin yang bisa berlaku adil bagi seluruh warganya dan tidak pilih kasih. Pemimpin yang bersedia menjadi pelayan bagi masyarakatnya.
Siapa pun calon pemimpin yang kita dukung saat ini, tak usah berlebih-lebihan. Wajar-wajar saja. Tak perlu menjadikan kita pelotot-pelototan dengan tetangga, tak perlu kepruk-keprukan, tak perlu jotos-jotosan, apalagi bakar-bakaran; kecuali bakar ayam… Andai dia jadi Kades, anda tetaplah anda. Tidak akan mengubah nasib anda. Rugi serugi-ruginya kalau sampai harus berantem dengan tetangga kanan kiri. Apalagi sampai berkelahi dengan sedulur sendiri karena beda pilihan. Berlakulah yang dewasa, bijaksana dan berpendidikan. Tidak perlu emosional dalam mendukung kandidat yang anda idolakan. Sekali lagi, wajar-wajar saja…
Intine, tetep sayuk rukun, makaryo, lan ngupoyo panguripan kanggo keluarga, itu yang penting. Siapa pun yang bakal memimpin desa ini moga-moga membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Salam paseduluran…

Selasa, 20 Januari 2015

Untuk Apa Kita Mempelajari Al Qur’an ?


muslim_children_reading_quranjpgSebuah kenikmatan yang tak terhingga ketika kita lahir ke dunia ini mendapati kedua orang tua kita seorang muslim sehingga kita pun menjadi seorang muslim juga, meski hanya sebatas keturunan. Namun, apakah cukup sebatas itu saja ke-Islaman kita, lalu berpangku tangan dan merasa cukup? Tentu tidak, sebab di sana masih ada kenikmatan-kenikmatan lain yang mesti kita kejar. Janganlah merasa cukup hanya dengan sebutan Muslim, atau ber-KTP muslim.
Diantara kenikmatan tersebut adalah kenikmatan untuk mempelajari Al Qur’an. Wahyu Alloh yang diturunkan kepada Nabi kita, Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam. Sebagai mukjizat yang akan selalu terjaga sampai hari kiamat sekaligus -yang terpenting- menjadi petunjuk dan penerang bagi umat manusia sampai hari kiamat. Kita bersyukur karena hidup di negeri yang kebebasan beragama di sini dijunjung tinggi. Kita tidak perlu khawatir ketika menunjukkan simbol-simbol keIslaman dan tak perlu takut-takut mempelajari Islam.
Alhamdulillah, di desa kita telah berdiri beberapa masjid yang cukup nyaman untuk beribadah sekaligus sarana belajar dan mengajarkan ilmu-ilmu Islam. Begitu juga telah berdiri gedung TPQ beserta sistem pendidikan Al Qur’annya. Diharapkan sarana-sarana tersebut bisa menjadi mesin-mesin pencetak generasi Qur’ani. Sebuah harapan indah di masa-masa yang akan datang akan banyak para hamalatul Qur’an (pembawa Al Qur’an) di negeri ini.
Fase-fase dalam Berinteraksi dengan Al Qur’an?
Sesungguhnya setiap amalan itu sangat ditentukan niatnya. Niat inilah yang akan menjadi mesin pendorong bagi seseorang untuk mengerjakan sesuatu yang menjadi tujuan dari niatnya. Demikian pula ketika kita mempelajari Al Qur’an atau mengajarkannya kepada anak didik kita, apa niat yang yang ada dalam hati kita. Apakah agar sekedar bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan benar sesuai tajwid dan makhrajnya saja? Atau, agar menjadi Qori’ dan hafidz Qur’an semata? Atau ada tujuan lain yang lebih mulia dari itu semua?
Tidak dipungkiri, mempelajari tata cara membaca Al Qur’an yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah baca adalah sebuah keharusan yang tidak perlu diragukan. Dan alhamdulillah, kita lihat antusiasme masyarakat yang demikian besar agar putra-putri mereka mampu membaca Al Qur’an dengan tartil dan fasih. Dan kita punya sarana untuk mewujudkan harapan para orang tua tersebut dengan difasilitasi lembaga pendidikan Al Qur’an dari desa.
Akan tetapi, untuk mencetak generasi Qur’ani tidaklah cukup dengan fasih membaca Al Qur’an. Perlu ada usaha lebih yang menjadi PR kita bersama. Setelah paham dan fasih melafadzkan huruf-hurufnya kemudian kita masuk ke fase berikutnya yaitu memahami makna-makna dari rangkaian huruf yang kita baca. Seseorang yang membaca Qur’an dengan paham maknanya berbeda dengan seseorang yang sekedar membaca tanpa mengetahui maknanya dari segi penghayatan. Paham dengan apa yang kita baca ini adalah penting agar jiwa tidak kosong dari merenungkan makna-maknanya. Sehingga dengan demikian terpatri dalam jiwanya akan kandungan isi Al Qur’an dan membekas dalam sanubarinya akan tinggi dan mulianya kandungan Al Qur’an. Dari sinilah muncul kecintaan dalam membaca dan mentadaburinya.
Di fase ini, ada elemen penting yang harus ada dan tidak boleh diabaikan, yaitu penguasaan ilmu bahasa Arab. Sebagian ulama mengatakan wajibnya membelajari bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah bahasa Qur’an dan Hadits yang merupakan hukum dasar dalam Syariat Islam. Bagaimana seseorang bisa memahami Islam jika dia tidak paham dengan Al Qur’an dan Hadits yang berbahasa Arab?
Disinilah pentingnya mempelajari bahasa Arab sesuai kebutuhan untuk memahami Al Qur’an dan Hadits. Seorang da’i yang tidak paham bahasa Arab dan hanya mengandalkan buku-buku terjemahan dikhawatirkan akan jatuh dalam kesalahan-kesalahan yang tidak ia sadari. Oleh karenanya, mempelajari bahasa Arab ini perlu kita upayakan sejak awal seiring dengan pembelajaran membaca Al Qur’an.
Perlu adanya upaya untuk memulai proyek ini. Kalau kita bisa mengajari anak didik kita dengan bahasa Inggris, kenapa kita tidak bisa melakukan hal serupa dengan mengajari bahasa Arab?
Setelah Fase memahami makna-maknanya, kita memasuki fase berikutnya yaitu memahami tafsirnya. Mempelajari tafsir Qur’an dari para ulama-ulama terdahulu adalah sebuah keharusan agar kita tidak terjatuh pada kesalahan fatal yaitu mempelajari Qur’an dengan akal kita semata. Ingatlah, bahwa dalam ilmu tafsir itu ada juga ilmu alatnya, perlu memahami ushul tafsirnya, asbabul nuzulnya, korelasinya dengan ayat-ayat yang lain dan hadits-hadits nabawiyah, penguasaan dirayah dan riwayah, ilmu balaghah dll yang jika kita mempelajari semuanya tentu membutuhkan masa yang cukup panjang. Akan tetapi kita tidak harus mempelajari itu semua karena banyak ulama-ulama besar Islam yang telah menginfakkan umur dan hidupnya untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut untuk menyusun kitab tafsir Qur’an yang tak ternilai harganya yang dipersembahkan untuk kaum muslimin. Semisal Tafsir Al Qurthuby, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir At Thobari, Adhwaul Bayan, Taisir Karimirrahman yang selainnya. Kita tinggal membaca dan memahami pemaparan tafsir ayat demi ayat dari kitab-kitab tersebut. Tinggal kesungguhan kita dalam mempelajarinya.
Setelah mempelajari tafsir ayat-ayatnya, masuk kemudian ke fase berikutnya yaitu mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup keluarga maupun masyarakat. Dan tahapan ini merupakan tahapan terpenting dalam mempelajari Al Qur’anul Karim. Inilah tujuan yang mesti hendak dicapai oleh setiap orang yang mempelajari Al Qur’an. Betapa sangat meruginya kita, ketika tiap hari kita baca Al-Qur’an namun tak membekas sedikitpun dalam tingkah laku kita sehari-hari.
Dan fase terakhir adalah mendakwahkannya, mengajarkannya kepada orang-orang disekitar kita, kepada anak dan istri kita, keluarga kita, karib kerabat, masyarakat kita dan secara umum kepada kaum muslimin. Dan ini adalah tahapan yang terberat.
Tidak ada jalan dakwah yang beralaskan permadani dan bertabur bunga mewangi. Jalan dakwah adalah jalan yang menjadikan Nuh -alaihissalam- disakiti kaumnya, menjadikan Ibrahim -alaihissalam- di lemparkan ke api, menjadikan Ismail -alaihissalam- rela untuk disembelih demi untuk memenuhi panggilan Alloh, menjadikan Zakariya -alaihissalam- harus dibelah badannya, menjadikan Yunus -alaihissalam- dilemparkan ke laut dan masuk di perut ikan, menjadikan Ayyub -alaihissalam- menderita sakit yang berkepanjangan dengan kehilangan anak-anak dan hartanya, menjadikan menjadikan Musa -alaihissalam- dikejar-kejar Fir’aun dan bala tentaranya, menjadikan Isa -alaihissalam- dikejar-kejar Bani Israil untuk di salib, dan jalan dakwah adalah jalan yang menjadikan Rasululloh shollallahu ‘alaihi wa sallam mengalami sekian banyak gangguan, rintangan, ancaman, tindak kekerasan, pengusiaran dari kampung halamannya bahkan percobaan pembunuhan. Jalan dakwah adalah jalan menanjak yang penuh kerikil-kerikil tajam dan bebatuan. Jalan dakwah adalah jalan kesabaran yang tiada batas. Jika engkau berkehendak menapaki jalan ini, lapangkanlah dadamu, tegapkanlah langkahmu, kepalkanlah tanganmu dan kuatkanlah tekatmu. Tapi yakinlah, di ujung jalan ini, di puncak sana akan engkau temukan keindahan yang tidak pernah engkau bayangkan dan engkau angankan. Ridho Alloh dan kecintaannya.
Tetaplah mempelajari Al-Qur’an, membacanya dengan tartil, memahami makna-maknanya, mempelajari tafsir-tafsirnya, mengamalkan semampumu dan mendakwahkannya dengan penuh kesabaran. Insya Alloh, suatu saat nanti akan akan engkau lihat suburnya generasi Qur’ani di negeri ini.
Samudera Al Qur’an adalah lautan luas tak bertepi. Jika engkau sudah fasih membacanya, jangan buru-buru engkau merasa cukup karena pada hakekatnya engkau barulah berdiri di atas butiran pasir putih di tepian samudera tersebut. Engkau belum lagi menjejakkan kakimu merasakan sejuknya air samudera itu. Engkau belum lagi berenang-renang di dalamnya. Dan engkau belumlah menyelam di dasarnya dan mendapatkan kilau-kilau mutiaranya.
Pelajarilah Al Qur’an sampai engkau mendapatkan kehidupan yang mulia, agar engkau menjadi mutiara yang berjalan di tengah-tengah manusia.
Allohu a’lam

Senin, 19 Januari 2015

Ing Ngarso Sung Tulodho


leaderMenjadi seorang pemimpin adalah sebuah amanat yang suatu saat nanti akan dimintakan pertanggungjawabannya di hadapan Alloh. Banyak orang yang tidak sadar, bahkan ketika dia menduduki suatu jabatan atau kepemimpinan dia tidak menunaikan amanahnya sebagai seorang pemimpin. Menyalahgunakan posisinya untuk melanggengkan ambisinya, meraih popularitas, mengeruk keuntungan dan kekayaan, berbuat sewenang-wenang terhadap bawahannya,  otoriter dan lain sebagainya. Bagi orang model semacam ini, kepemimpinan baginya adalah sebuah kenikmatan yang harus dipertahankan dan tidak boleh lepas ke tangan orang lain bahkan kalau perlu harus diwariskan ke anak cucu.
Di lain sisi ada juga orang yang melihat kepemimpinan adalah sebuah amanah dan tanggungjawab yang mesti ia jaga dan diberikan hak-hak amanah tersebut. Dan dia yakin, suatu saat nanti di hari pembalasan ia akan dimintai pertanggungjawaban dari apa yang ia pimpin. Maka kita lihat model pemimpin kedua ini dia akan berhati-hati dalam mengemban amanah kepemimpinan. Bersikap adil, welas asih kepada bawahannya, bertanggung jawab, amanah, dan dia bisa menjadi guru dan contoh bagi orang-orang yang dipimpinnya.
Kepemimpinan dan Keteladanan
Pemimpin yang baik akan memberi keteladanan yang baik pula bagi bawahannya. Sebaik baik pemimpin sekaligus teladan adalah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Kita lihat bagaimana gaya kepemimpinan beliau yang merupakan implementasi dari ayat-ayat Al Qur’an menjadikan beliau begitu dicintai umatnya, disegani kawan maupun lawan, dihormati dari kalangan budak sampai raja-raja, dan segala gerak-gerik beliau dijadikan contoh dan teladan bagi umatnya sampai hari kiamat. Berapa banyak persoalan komplek ditengah-tengah umat yang mampu beliau selesaikan dengan manisnya karena kearifan beliau. Memang itu adalah sebuah kenikmatan yang diberikan Alloh kepada beliau -shollallohu ‘alaihi wa sallam- selaku utusanNya dan tidak diberikan kepada seorang pun setelah beliau, akan tetapi bukan berarti kita tidak bisa mencontoh beliau, bahkan kita wajib mencontoh dan mengikuti beliau.
Seorang pemimpin yang sinkron antara ucapan dan perbuatannya akan menjadikannya dihormati dan disegani bawahannya, menjadikan setiap ucapannya berbobot karena keluar dari dalam hatinya. Dia tidak cuma memerintahkan ini dan itu akan tetapi dia juga yang pertama kali mengerjakannya. Pemimpin semacam ini menjadikan setiap ucapannya berwibawa, apa yang nampak sama dengan yang tidak nampak, apa yang ada di dalam sama dengan yang diluar. Tidak hipokrit, tidak pula munafik.
Keteladanan seorang pemimpin adalah elemen penting bagi terciptanya hubungan yang harmonis antara pemimpin dan yang dipimpin. Keharmonisan ini merupakan modal awal yang baik untuk dijadikan pijakan dalam membangun kehidupan bermasyarakat pada fase-fase berikutnya.
Betapa saat ini kita masyarakat sedang mengalami krisis keteladanan. Mereka membutuhkan figur yang memang layak untuk dijadikan panutan. Di tengah masyarakat, pemimpin adalah figur yang selalu jadi sorotan orang banyak. Baik buruknya akhlak dan perilakunya akan selalu jadi catatan tersendiri. Perkataannya di dengar, perintahnya ditaati, dan tingkah lakunya diamati. Di sinilah peran strategis seorang pemimpin dalam memberikan keteladanan.
Keteladanan yang baik akan menjadikan baik pula bagi orang yang dipimpinnya. Demikian pula, buruknya keteladanan menjadikan buruk pula bagi orang yang dipimpinnya.

Sabtu, 17 Januari 2015

Katon Ijo Royo-Royo


Sudah menjadi kebiasaan saya ketika hari libur mengajak anak-anak jalan-jalan melihat alam desa. Tak lupa mengabadikan pemandangan Desa Mintobasuki yang selalu membuat saya ingin tetap berlama-lama di sini. Menikmati pemandangan yang ijo royo-royo yang jarang ditemui di kota-kota.
Liburan yang murah meriah tapi membuat anak-anak suka….

image

Foto ini diambil dari Jembatan sebelah timur Balai desa Mintobasuki
image
Ini adalah Foto yang di ambil dari jembatan Koripan Sampi.
image
Ini adalah foto di depan rumah.

 
*MUTIARA HADITS NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM* Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, "Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya, maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat; sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali jika Allah memaafkannya."(HR BUKHARI) Anas رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan (7 - di dalam riwayat yang mu'alaaq: iman [17] ) seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji burr. Dan, akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di hatinya ada kebaikan seberat atom."(HR BUKHARI)