Beberapa
waktu lalu sempat baca di surat kabar (22/1/2015) berita tentang desa
Campurejo, Kec Tretep, Kab Temanggung yang dinobatkan sebagai desa cyber
pertama di Jawa Tengah. Bahkan peresmiannya dihadiri Gubernur Jawa
Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Temanggung Bambang Sukarno dan Execitive
General Manager (EGM) Telkom Divre IV Jateng dan DIY Rosyidul Umam dan
ratusan warga desa. Program desa cyber ini difasilitasi wifi dari Telkom
dan jaringan internet dengan kapasitas 10 MB. Dengan adanya jaringan
internet ini diharapkan bisa mempermudah komunikasi antar kadus (Kepala
Dusun) yang letaknya memang berjauhan dan lebih mendorong bagi
terwujudnya transparansi desa di berbagai segi, baik masalah pengelolaan
keuangan, sosialisasi program-program pembangunan dan sebagainya.
Bagaimana dengan Desa kita?
Memang benar bahwa tidak semua yang canggih-canggih pasti sesuai jika
diaplikasikan. Kita memanfaatkan teknologi karena kebutuhan untuk
memperingan pekerjaan-pekerjaan sehari-hari. Demikian pula dengan dunia
internet yang sekarang sudah boming dimana-mana dengan dukungan social
media-nya.
Social Media merupakan produk IT yang demikian mendunia saat ini.
Dahulu, internet hanya menjadi sarana komunikasi satu arah. Pengakses
internet hanya pasif menerima informasi yang diterimanya tanpa bisa
memberikan feedback apa pun. Tapi di era Web 2.0 ini telah terjadi
transformasi yang demikian pesat di dunia internet. Dengan internet
seseorang tidak hanya bisa mengakses informasi yang dibutuhkan tapi juga
bisa memberika feedback dan tanggapan. Jadilah komunikasi dua arah,
bahkan multi-arah.
Saat ini kita dengan mudah men-share (membagikan) informasi ke orang
tertentu atau publik atau komunitas tertentu dan pada saat yang
bersamaan masing-masing individu yang membaca informasi tersebut bisa
memberikan tanggapan, komentar, sanggahan dll dalam waktu yang bersamaan
(real time). Kita bisa chatting (ngobrol/diskusi) dengan orang lain di
belahan dunia mana pun dengan fasilitas sosmed yang diapplikasikan di
internet. Pertukaran informasi yang demikian cepat menjadikan dunia ini
seolah sempit karena apa pun yang terjadi di luar sana bisa langsung
kita akses informasinya. Sebuah revolusi di dunia komunikasi yang luar
biasa.
Dengan demikian sarana untuk merintis “Desa Cyber” sudah tersedia,
selanjutnya menunggu komitmen dari para aparatur desa untuk melakukan
kajian seberapa efektif jika sarana tersebut kita aplikasikan demi
kemajuan desa. Bagaimana pun juga memanfaatkan teknologi semacam ini
kedepannya adalah sebuah keniscayaan kalau kita tidak mau dianggap
‘komunitas yang tertinggal’. Informasi di atas sudah memberikan gambaran
kepada kita bagaimana kedepannya e-goverment akan menjadi trend di
lingkungan pemerintahan kita. E-Goverment (pemerintahan digital) secara
sederhana bisa kita artikan sebagai sebuah pengembangan teknologi
informasi untuk meningkatkan manajemen dan sistem kerja di lingkungan
pemerintahan, dalam hal ini pemerintahan desa. Dengan E-Goverment, semua
program dan informasi dari desa bisa diakses oleh para warganya secara
online.
Lalu, apa keuntungannya?
Kita membutuhkan informasi mengenai berbagai program-program desa ke
depan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Program-program apa saja
yang hendak dicapai, instrumen apa saja yang sudah dipersiapkan, dan
seberapa jauh kemajuan yang telah dicapai dalam mewujudkan agenda
tersebut. Dari sini kita bisa mengetahui tingkat kapabilitas seorang
pemimpin, apakah dia seorang visioner atau sekedar pemimpin pilihan yang
tidak memiliki program kerja yang tidak jelas.
Kita butuh informasi transparansi pengelolaan berbagai sumber dana
yang masuk ke desa untuk membantu mengontrol dan menjamin bahwa setiap
dana yang terdistribusi telah tepat sasaran. Selama ini transaksi
keuangan desa tidak banyak yang diketahui publik dan hanya menjadi
konsumsi para ‘elit’ desa. Berapakah dana yang masuk? Kemana dan untuk
apakah alokasinya? Berapakah sisanya? dan lain-lain yang tidak banyak
diketahui. Harapannya, dengan di ‘open’, warga bisa membantu mengkawal
dan mengontrol berbagai program yang ditujukan untuk kemajuan desa.
Tentu maksud di ‘open’ di sini bukanlah tanpa batasan privasi. Tentunya
ada banyak hal terkait urusan ‘dapur desa’ yang tak perlu kita ekspose
ke publik.
Untuk Siapa Program ini?
Tentu saja untuk warga desa yang butuh informasi-informasi terkait
desa mereka. Baik yang berdomisili di dalam maupun di luar desa, bahkan
di luar negeri sekali pun.
Demikian, ini sekedar uneg-uneg saya pribadi untuk desa saya
tercinta. Harapannya, kedepannya Mintobasuki pun bisa menjadi desa
cyber. Akan sangat mubazir jika internet dengan berbagai sarananya hanya
digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Ada banyak hal
bermanfaat yang bisa kita dapatkan dari belantara dunia maya.
Sudah siapkah anda?
0 komentar:
Posting Komentar