Masa muda merupakan masa keemasan bagi perjalanan hidup
seseorang. Masa dimana cita-cita dan harapan-harapan tinggi
digantungkan. Masa yang penuh semangat, gairah dan energi dalam
menjalani kehidupan. Sekaligus masa-masa terbaik untuk mengembangkan
segala potensi diri. Ini adalah nikmat Alloh yang layak disyukuri dan
digunakan untuk melakukan aktifitas-aktifitas positif yang membawa
manfaat di dunia maupun di akhirat kelak. Masa muda tidak akan datang
dua kali. Kita akan benar-benar menyesalnya ketika masa tua datang
sedangkan masa muda habis disia-siakan. Tidak akan bisa merasakan
realita ini kecuali bagi mereka yang saat ini sudah memasuki masa uzur.
Namun apa hendak dikata, masa muda tidak akan datang dua kali.
Sebagaimana nikmat-nikmat yang lain, maka nikmat masa muda juga akan
dimintakan pertanggunggjawaban oleh Alloh -ta’ala- kelak di hari kiamat,
kemanakah engkau habiskan masa mudamu? Masa muda merupakan sesuatu yang
spesial yang Alloh karuniakan untuk hamba-hamba-Nya oleh karenanya
Alloh-pun secara khusus menanyakan kemana masa muda kita habiskan. Ini
bukan berarti masa tua tidak diperhitungkan oleh Alloh. Pengkhususan
penghisab-an masa muda karena istimewanya.
Dari Ibnu Mas’ud radliyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ مِنْ
عِنْدِ رَبِّهِ حَتىَّ يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا
أَفْنَاهُ وَ عَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ وَ عَنْ مَالِهِ مِنْ
أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَ فِيْمَا أَنْفَقَهُ وَ مَا ذَا عَمِلَ فِيْمَا
عَلِمَ
“Kedua kaki anak Adam tidak akan beranjak pada hari kiamat dari sisi
Rabb-nya sehingga ditanya tentang lima perkara; tentang umur pada apa ia
habiskan, kepemudaannya pada apa ia hancurkan, hartanya dari mana ia
peroleh dan kemana ia belanjakan dan apa yang telah ia kerjakan pada apa
yang telah ia ketahui. [HR at-Turmudziy: 2416, Abu Ya’la,
ath-Thabraniy, Ibnu ‘Adiy dan Ibnu Asakir. Berkata asy-Syaikh
al-Albaniy: Hasan ].
Dalam sebuah hadits shahih yang lain disebutkan tentang tujuh
golongan yang akan dinaungi oleh Alloh -ta’ala- di tengah panasnya
padang Mahsyar di hari kiamat di saat tidak ada naungan lain selain
naungan dari Alloh -azza wa jalla-, dan satu di antara tujuh tersebut
adalah seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Alloh.
Nah, jika engkau merasa sebagai pemuda sejati, apakah engkau punya
kriteria berikut ini? Inilah beberapa kriteria pemuda sejati yang layak
menyandang predikat sebagai ‘agent of change’ sebenarnya:
1. Syuja’ah (Pemberani)
Ini adalah karakter seorang pemuda sejati. Sifat pemberani, tidak
takut mengambil resiko dan siap menghadapi tantangan. Baginya adalah aib
jika dalam hatinya ada sikap pengecut dan bernyali ciut. Teladan yang
pas untuk menjelaskan karakter ini dari kehidupan kemerlapan tokoh-tokoh
Islam banyak bertebaran di buku-buku sirah (sejarah) Islam.
Satu di antaranya adalah Nabi Alloh Ibrahim -alaihissalam- yang
dengan keberaniannya dalam menegakkan kalimat tauhid, bahwa tidak ada
yang berhak disembah melainkan Alloh, maka beliau -alaihissalam-
menghancurkan patung-patung yang disembah oleh kaumnya dengan menyisakan
satu patung saja yang paling besar. Beliau tahu bahwa konsekwensi dari
perbuatannya adalah hukuman mati. Dan benar saja, tatkala raja
mengetahui bahwa beliaulah yang telah menghancurkan berhala-berhala
sesembahannya hukuman mati pun dijatuhkan. Akan tetapi Alloh
menyelamatkan beliau ‘alaihissalam- dari hukum bakar yang beliau terima.
Contoh lain dari sifat pemberani ini adalah kisah keberaniannya
Muhammad Al-Fatih rahimahulloh dalam mengobrak abrik pasukan Romawi
Timur di Bizantium yang merupakan pasukan terbaik di dunia yang ada
saat itu yang telah berkuasa selama 11 abad lamanya. Dengan strategi dan
keberaniannya, akhirnya Alloh -ta’ala- menganugerahi kemenangan kepada
kaum muslimin. Kala itu usia Muhammad Al-Fatih barulah menginjak 19 atau
20 tahun. Sebuah usia yang tergolong belia untuk melakukan hal yang
spektakuler seperti itu.
2. Dzaki (Cerdas)
Masa muda merupakan masa-masa perkembangan akal dan nalar seseorang.
Ibarat pisau, setajam apa pun kalau tidak pernah diasah lama kelamaan
akan menjadi tumpul dan berkarat. Demikian pula akal dan penalaran
manusia, jika jarang difungsikan dan diasah dengan hal-hal yang bisa
mempertajam pemikiran juga akan tumpul. Akal akan mandul dalam berkreasi
dan miskin dalam berinisiatif. Seorang pemuda sejati adalah mereka yang
aktif dan dinamis dalam mengikuti setiap perkembangan yang ada. Dengan
kemampuan penalaran dan kecerdasan yang dimilikinya dia bisa melihat
hakikat segala sesuatu yang disodorkan kehadapannya untuk kemudian
memilah dan memilih mana yang maslahat untuk dirinya dan mana yang
tidak. Dengan kecerdasannya tersebut ia mampu mewarnai masyarakat
sekitarnya, tidak hanyut terbawa arus yang ada dan terwarnai dengan
lingkungan yang akan membawanya kepada sesuatu yang membahayakannya.
Kisah paling menarik untuk melukiskan tentang kecemerlangan akal
seorang pemuda adalah kisah Nabi Ibrahim tatkala berdebat dengan raja
yang disembah-sembah rakyatnya kala itu. Tatkala Nabi Ibrahim telah
berhasil menghancurkan patung-patung yang disembah kaumnya, dengan
kecerdasannya beliau sisakan sebuah patung besar dan dikalungkan kapak
padanya. Tatkala Ibrahim ditanya siapa yang telah menghancurkan
patung-patung tersebut, beliau ‘alaihissalam- menjawab bahwa yang telah
menghancurkan patung-patung tersebut adalah patung yang paling besar
yang membawa kapak.
Raja tersebut menyangkal ucapan Nabi Ibrahim -alaihissalam- karena
tidak mungkin patung bisa menghancurkan patung yang lain. Nabi Ibrahim
pun menimpali, kenapa engkau sembah patung itu kalau berpindah tempat
saja ia tidak bisa. Raja pun terdiam seribu bahasa tak mampu menjawab
argumentasi Nabi Alloh Ibrahim -alaihissalam-.
Dalam kisah ini juga, tergambar kecerdasan Nabi Ibrahim
-alaihissalam- yang kala itu masih menjadi seorang pemuda. Kala itu
Ibrahim berkata kepada raja, bahwa hanya Alloh-lah yang menghidupkan dan
mematikan. Raja pun menyahut, aku juga bisa menghidupkan dan mematikan.
Raja dengan mendatangkan 2 orang, yang dibunuh adalah yang dimatikan
dan yang dibiarkan hidup adalah yang ia hidupkan. Nabi Ibrahim tidak
membantah ucapan konyol raja tersebut, akan tetapi berpindah kepada
argumentasi lain. Beliau berkata, Alloh telah menerbitkan matahari dari
arah timur, maka terbitkanlah -wahai raja- matahari dari arah barat.
Raja pun terbungkam tanpa bisa berkata-kata apa pun.
Masih banyak bertaburan kisah-kisah yang menceritakan kecerdasan dan
keberanian para pengawal-pengawal Islam dari dahulu sampai sekarang.
Dengan ilmu dan kecerdasannya itu Islam menjadi bersinar cemerlang
karena debu-debu yang mengotorinya ia bersihkan. Tirai yang
menghalanginya ia singkap.
Beginilah semestinya karakter seorang pemuda yang digadang-gadang
akan menjadi agent of change di Mintobasuki. Pemuda yang selalu aktif
berfikir, mengembangkan nalar dan pemikirinnya untuk kemaslahatan
bersama, bukan sekedar untuk kepentingan pribadi. Dia punya skill dan
keahlian; dan dengan skill-nya tersebut ia mampu berkarya dengan sesuatu
yang bermanfaat untuk masyarakatnya.
Seorang pemuda yang handal, tatkala dihadapkan kepada suatu
permasalahan akalnya langsung bekerja cepat, mencermatinya,
menganalisanya, dan menemukan jalan keluarnya. Kuat dalam berfikir.
Cerdas dalam menganalisa. Dan cepat dalam mengambil keputusan.
3. Akhlaqul Karimah (Budi pekerti yang mulia)
Jangan pernah menaruh kepercayaan kepada orang-orang yang buruk
akhlak dan perangainya. Orang bilang, memiliki musuh orang bertaqwa itu
lebih baik dari pada memiliki teman dekat tapi fasiq. Kenapa? Meskipun
musuh kita, tapi kalau dia orang yang bertaqwa akan senantiasa berbuat
adil dan tidak akan mendzolimi kita. Sebaliknya, berteman dengan orang
fasiq resikonya kalau kita tidak diajak kepada kefasikkannya kemungkinan
lain dia akan berbuat fasiq kepada kita. Dua-duanya merugikan kita.
Seorang remaja dan pemuda yang diharapkan kedepannya bisa menjadi
‘agent of change’ membawa perubahan di Mintobasuki hendaklah mereka yang
senantiasa terdidik dengan akhlak yang mulia. Akhlak mulia memiliki
pengertian yang luas, baik akhlak kepada Kholik (Alloh -ta’ala) maupun
makhluk Alloh yang ada di alam ini. Jangan katakan seseorang itu
berakhlak baik jika kepada Rabb-nya (Alloh ta’ala) saja dia berani
mendurhakainya dengan kemaksiatan-kemaksiatan; laranganNya diterjang dan
perintahNya ditinggalkan. Tidak perduli halal dan haram dan jauh dari
Dien. Kalau Sang Pencipta langit dan bumi dan seluruh makhluk yang ada
saja dia berani berbuat durhaka, apalagi durhaka terhadap makhluk. Tentu
lebih bisa lagi.
Khosy-yah (rasa takut kepada Alloh) dan muroqobah (merasa selalu
diawasi Alloh) yang ada pada diri seorang pemuda akan menjadikannya
senantiasa hati-hati dalam menapaki jalan hidup ini. Karena dia yakin
bahwa segala sesuatu yang ia kerjakan di atas muka bumi ini pada
akhirnya nanti akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Alloh.
Keyakinan semacam ini yang akan mendorong lahirnya akhlak-akhlaq mulia.
Jujur, amanah, bertanggung jawab, menjaga lisan dari menyakiti hati
orang, menjaga anggota badan dari menyakiti fisik orang lain, sabar, dan
sebagainya. Pemuda semacam inilah yang pantas diletakkan amanah di
pundaknya untuk menjadi mujaddid (pembaharu) di tengah masyarakat.
4. Tangguh dalam menghadapi rintangan
Sifat yang keempat yang merupakan indikator bahwa seorang pemuda itu
layak dijadikan pembaharu adalah tangguh, ulet, militan, tahan banting
dan pantang untuk berputus asa. Masalah bukanlah sesuatu yang harus
dihindari, akan tetapi masalah adalah sesuatu yang harus dicarikan
solusi. Masalah-masalah yang mendera diri pemuda ibaratnya adalah pupuk
pada tanaman yang akan menguatkan akarnya dan mengokohkan batangnya.
Dengan adanya musibah, masalah, kesulitan dan rintangan yang dihadapi
dalam meraih sebuah harapan, justru akan menjadikan pemuda lebih tangguh
dan kuat dalam menapaki kehidupan. Jamu memang pahit, akan tetapi
menyehatkan. Untuk bisa tumbuh, sebutir biji harus dikubur di dalam
tanah. Pesawat tidak akan bisa terbang kecuali melawan arah angin.
Rintangan jika seorang pemuda mampu menghadapinya dengan sabar dan
tabah akan menjadikan dirinya meraih kedewasaan dalam menapaki terjalnya
jurang-jurang dunia. Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa
bersabar dan mengharap pertolongan Alloh -ta’ala- dalam menghadapi
segala permasalahan yang menimpanya. Kesabaran dalam menghadapi
permasalahan inilah yang akan menjadi penguat mental.
Seorang mujaddid mestilah memiliki karakter ini, tidak mudah lemah
menghadapi musibah, tidak mudah goyah menghadapi masalah, dan tidak
berputus asa dari pertolongan Alloh -ta’ala-. Bacalah kisah-kisah orang
terdahulu yang pernah hidup dalam naungan Islam yang mereka dengan
kesabaran dan ketangguhan tekadnya menjadikan permasalahan yang
dihadapinya terasa kecil dan tak berarti sampai kemudian datang
pertolongan Alloh.
Tentu kita ingat tentang ashabul kahfi , para pemuda yang rela
menjalani hidup terusir dari kampung halamannya untuk menyelamatkan
agamanya. Mereka rela hidup di dalam gua, sampai Alloh kemudian
menidurkan mereka dalam waktu yang sangat panjang sebagai bukti keMaha
Kuasaan Alloh yang berkehendak sesuai keinginanNya. Kisah hidup mereka
yang penuh ketabahan dan keteguhan di atas keimanan telah diabadikan
Alloh dalam Al-Qur’an. Mereka bukanlah sekumpulan pemuda cengeng yang
mudah mengeluhkan kesulitan hidupnya. Mereka adalah orang-orang yang
tangguh. Al-Qur’an menceritakan kisah mereka agar kita bisa mengambil
ibrah (pelajaran) dan qudwah (teladan) dari perjalanan hidup mereka yang
mulia. Kesabaran, ketabahan, dan keteguhan di atas iman akan menjadikan
seseorang mendapatkan kemuliaan, di dunia dan diakhirat kelak.
Kawan…
Inilah diantara karakter-karakter pemuda yang layak menjadi ‘agent of
change’ di mana pun ia berada. Harapannya, kita semua diberi taufiq
oleh Alloh untuk menjadi pemuda yang tidak hanya maju dari sisi
intelektualitasnya semata akan tetapi juga pemuda yang punya integritas
untuk Diennya, Islam yang kita cintai ini. Amin…
Wassalamu ‘alaikum.