*** SELAMAT DATANG *** Ini adalah blog pribadi yang dikelola secara independen oleh Netter desa Mintobasuki kec. Gabus kab. Pati. Blog Mintobasuki Gabus Pati bukanlah blog resmi pemerintahan desa Mintobasuki. Blog ini tidak ada hubungan dalam bentuk apa pun dengan organisasi, kelompok dan kepentingan tertentu di desa Mintobasuki. Artikel-artikel yang disajikan adalah tulisan lepas yang berisi uneg-uneg, ide, pemikiran, opini pribadi penulis dan pernik-pernik terkait desa Mintobasuki.

Area Persawahan di sebelah timur Desa Mintobasuki

Lahan pertanian yang cukup luas membentang di bagian timur desa. Hasil pertanian yang dihasilkan antara lain padi, jagung, kacang-kacangan dan beraneka ragam sayuran.

Kali Tambak untuk sarana irigasi pertanian

Sungai kecil yang membujur di sebelah timur desa yang berhulu di Sungai Silugonggo memiliki arti penting sebagai sarana irigasi.

Pesona desa Mintobasuki

Nuansa alam desa yang nyaman, udara yang segar, pemandangan yang indah menjadikan desa Mintobasuki kian anggun dan menyimpan pesona tersendiri.

Sektor pertanian yang perlu dikembangkan

Mintobasuki memiliki lahan pertanian sekitar 90 Hektar terdiri atas lahan basah dan kering. Oleh karenanya perlu ada upaya yang matang untuk mengembangkan sektor ini. Selain itu, pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar warga Mintobasuki sampai saat ini.

Sarana peribadahan yang cukup memadai

Desa Mintobasuki memiliki 5 Musholla dan 1 Masjid Agung Al-Amin yang saat ini dalam tahap pembangunan. Dengan adanya sarana penunjang yang cukup memadai ini diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan warga dalam beribadah.

Pertanian merupakan mata pencaharian mayoritas warga

Sektor pertanian tetap menjadi mata pencaharian dan primadona bagi masyarakat desa Mintobasuki, meski dengan seiring bertambahnya waktu, profesi dan mata pencaharian warga kian heterogen.

Sektor Perikanan di Mintobasuki

Sungai Silugonggo yang bermuara ke laut utara ternyata memberi berkah tersendiri bagi warga Mintobasuki. Hasil tangkapan ikannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup warga yang berprofesi sebagai nelayan.

Minggu, 18 Desember 2016

Kegiatan Sosial Santunan Warga Kurang Mampu


Bermula dari obrolan via group warga Mintobasuki di facebook untuk mengadakan kegiatan social santunan fakir miskin, segera dibentuklah coordinator untuk menggalang dana sekaligus menyalurkannya. Tim kecil yang diketuai oleh Supriyadi (36) warga desa Mintobasuki dukuh Koripan Sampi itu pun segera bekerja. Dalam waktu kurang seminggu dana dari donatur pun terkumpul, meski dengan jumlah yang tidak terlalu besar.

Bentuk bantuan yang diberikan berupa kebutuhan pokok (sembako) yang akan segera disalurkan kepada masyarakat Mintobasuki yang membutuhkan. Harapannya dengan bantuan ala kadarnya ini bisa sedikit membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Santunan berupa sembako ini diberikan kepada dua KK yang dianggap paling layak untuk menerima, dari RT1/2 (Dukuh Kulonan) yaitu Ibu P dan RT 2/4(Dukuh Koripan Sampi) ibu S.

Kamis, 17 November 2016

Banjir Menggenangi Mintobasuki





Hujan deras selama beberapa hari terakhir ini ternyata berdampak serius. Air sungai silugonggo meluap karena debit air yang terlalu besar dari daerah-daerah hulu. Akibatnya banjir pun tak terelakkan. Sebagian rumah warga yang berada di RW 1 dan RW 2 terendam banjir dengan ketinggian yang bervariasi. Warga yang rumahnya rawan terendam banjir sudah bersiap-siap dengan menyelamatkan barang-barang perabotannya ke tempat yang lebih tinggi dan aman.

Banjir juga menggenangi persawahan di dukuh koripan sampi dan persawahan etan omah. Kekhawatiran para petani muncul lantaran lahan mereka baru saja ditanami padi sekitar dua minggu yang lalu. Jika banjir tidak cepat surut bisa dipastikan tanaman padi mereka akan rusak atau bahkan mati. Tentunya akan menjadi beban kerugian bagi para petani.

Minggu, 13 November 2016

Kerja Bakti Pengecoran Masjid Agung Al-Amin



Hari ini warga Mintobasuki mengadakan kerja bakti untuk melakukan pengecoran atap Masjid Agung Al Amiin. Sejak tadi pagi sekitar jam 06.00 puluhan warga sudah berkumpul di sekitar masjid. Tidak semua warga namun hanya warga yang ditunjuk oleh perangkat desa karena harus bergiliran untuk tahap pengecoran lainnya. Tidak Cuma kamu laki-laki saja yang terlibat tapi juga Ibu-ibu. Kali ini atap yang dicor adalah yang menghadap ke utara.

Sempat terjadi insiden kecelakaan ketika seorang ibu kejatuhan ember kosong yang dipakai untuk angkut cor yang dilemparkan dari atap masjid. Namun tidak terjadi cidera apa-apa. Meski kemudian warga yang mengalami kecelakaan tersebut langsung diantar pulang.

Sabtu, 08 Oktober 2016

Musim Hujan Datang Awal

Beberapa minggu belakangan ini sudah sering turun hujan. Bahkan terkadang hampir seharian, dari pagi sampai petang. Musim hujan tahun ini datang lebih awal, beda dengan musim hujan tahun kemarin yang agak mundur menurut perhitungan.

Bisa dikatakan tahun ini musim kemarau berlangsung singkat. Dibeberapa daerah lain justru mengalami musim kemarau basah, kemarau dengan intensitas hujan yang masih sering. Bahkan di beberapa daerah mengalami banjir, seperti Jakarta.

Ini adalah moment yang tepat bagi para petani untuk menggarap lahan mereka. Di Dukuh Kulonan misalnya hampir satu tahun ini area persawahan tidak pernah absen dari ditanami padi. Ini merupakan berkah tersendiri, terlebih saat ini harga padi yang cukup bagus dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Namun ada hal lain yang perlu diwaspadai dengan datangnya musim penghujan kali ini. Banjir menjadi bencana yang tetap menghantui warga. Demikian pula perlu adanya kewaspadaan terhadap nyamuk demam berdarah yang biasa menyerang di musim-musim penghujan seperti saat ini.


Jumat, 23 September 2016

Mewujudkan Suasana Kebersamaan

Seorang teman yang dulu sempat aktif di berbagai kegiatan kepemudaan desa bercerita kepada saya bahwa ternyata tidak mudah 'nggendel' (menyatukan) para pemuda untuk diajak mengembangkan potensi kepemudaan di desa. Saat ini teman saya yang tadinya sampai berdarah-darah ikut merintis kegiatan kepemudaan di desa akhirnya mundur.

Untuk menjadi perintis bukanlah sesuatu yang mudah. Banyak tantangan dan rintangan yang mesti ditembus. Umumnya orang melihat hasil dari sebuah kerja, bukan prosesnya. Orang akan tertarik jika ada buah dari kegiatan yang dijalankan, dalam hal ini aktivitas kepemudaan desa. Dan daya tarik yang paling kuat adalah segi materi. Jadi aktivitas apa pun yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah dalam hal materi pasti tidak akan sepi peminat. Sebaliknya, aktivitas yang sifatnya voluntary (sukarela) tidak banyak pengunjungnya. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki motivasi dan jiwa pengabdian yang kuat saja yang bakal tertarik.

Selain faktor di atas, penyebab sepinya peminat kegiatan kepemudaan desa adalah adanya tingkat pendidikan pemuda desa yang berbeda-beda, tingkat pergaulan yang berbeda-beda, dan kondisi ekonomi yang berbeda-beda sehingga melahirkan kepentingan yang berbeda-beda pula. Orang susah diajak kerjasama biasanya karena faktor latar belakang sosial dan ekonomi ini. Terlebih jika sudah harus memikul beban keluarga dan pekerjaan, umumnya orang akan berfikir nafsi-nafsi.

Tapi masalah diatas bisa diatasi dengan melibatkan hanya orang-orang yang berkompeten saja. Motor penggerak tidak perlu banyak-banyak, yang penting kuat, militan, dan mau kerja keras. Sedangkan yang lainnya cukup dijadikan penggembira dan pelengkap saja.

Faktor lainnya, banyak teman-teman di sini yang setelah lulus kuliah atau sekolah cari pekerjaan ditempat lain, alias merantau. Akibatnya keanggotaan organisasi kepemudaan pun hilir mudik dan tambal sulam. Tidak ada member tetap, sehingga tidak ada visi misi dan agenda yang tetap. Ini pun sebenarnya masalah, tapi masalah ini bisa dicarikan solusinya dengan aktif melakukan regenerasi. Sehingga ketika terhadi kekosongan, cepat-cepat ada yang mengisi.

Faktor lain, adanya faktor politik yang berkembang di desa yang berpotensi mengkotak-kotakkan warga. Contohnya saja adanya pilkades, yang hawa 'hangat'nya masih terasa sampai sekarang. Ini bisa jadi faktor penghambat karena memang isu semacam ini lazim terjadi di masyarakat dan orang akan sulit sembuh dari luka-luka politik. Pilkades dilihat sebagai peperangan yang kalah merasa terposisikan sebagai golongan masyarakat kelas dua. Sehingga mereka sulit 'digendel' sebelum api yang masih tersimpan di dada padam.

Paling tidak inilah faktor-faktor yang menyebabkan kegiatan kepemudaan yang dirintis tiba-tiba mati suri dan sulit bangkit lagi.

Rabu, 06 Juli 2016

Menyambut Idul Fitri, Pengelolaan Zakat Fitrah

Alhamdulillah, tanpa terasa kita sudah memasuki 1 Syawal 1437 H yang berarti kita telah memasuki Idul Fitri setelah sebulan lamanya berpuasa di bulan Ramadhan.
Seperti biasa, di masjid dan mushalla aktivitas menyambut hari raya Idul Fitri di warnai dengan pengumpulan zakat fitrah dan pembagiannya, takbiran dan periapan menyambut sholat Ied di pagi harinya.
Ada hal yang menurut saya perlu mendapat apresiasi dari teman-teman panitia zakat fitrah Masjid Al-Ikhlas Dukuh Koripan Sampi. Dua tahun terakhir ini penyaluran zakat fitrah benar-benar diperuntukkan bagi para mustahiq-nya (yang berhak menerima zakat) yaitu kaum fakir dan miskin yang ada di lingkungan sekitar. Zakat fitrah dibagi habis tanpa sisa pada malam takbiran. Tidak hanya itu, panitia juga benar-benar menyeleksi secara ketat siapa saja yang memang benar-benar berhak menerima zakat, tidak hanya diprioritaskan pada anak yatim dan janda/duda sebagaimana biasanya yang bisa jadi mereka berkecukupan atau sudah ada yang menanggung kebutuhan hidupnya.
Saya anggap apa yang dilakukan para pemuda masjid Al-Ikhlas Koripan sampi yang dikoordinasi oleh Mas Karno, Mas Madun dan kawan-kawan lainnya sebagai langkah 'BERANI' karena telah mendobrak dan 'mereformasi' kebiasaan lama yang sudah berjalan bertahun-tahun (bahkan puluhan tahun) dimana sebelumnya zakat fitrah tidak dibagi habis (sisanya biasanya masih ada di Masjid dan dijual untuk keperluan masjid) dan penyalurannya pun belum sesuai yang diharapkan.
Seandainya zakat fitrah dikelola secara profesional seperti ini, tentulah tujuan disyariatkannya akan tercapai. Sehingga hari Raya Idul Fitri benar-benar menjadikan hari bahagia bagi saudara-saudara kita yang secara ekonomi kurang beruntung. Zakat Fitrah adalah hak mereka para fakir miskin dan tidak selayaknya dialokasikan untuk kebutuhan yang lain. Masih banyak saudara-saudara kita yang benar-benar membutuhkan uluran tangan kita untuk mencukupi kebutuhan hidup. Dan zakat fitrah adalah salah satu solusi untuk meringankan beban kebutuhan hidup tersebut, meski tidak bisa menjamin sepenuhnya.
Semoga, langkah positif yang telah dilakukan teman-teman pemuda masjid Koripan Sampi ini bisa diikuti pengelola zakat fitrah di masjid-masjid lain di Mintobasuki sehingga kemanfaatan zakat fitrah bisa dinikmati oleh mereka yang memang berhak untuk menerimanya. Siapa pun yang punya akses untuk masuk ke kepanitiaan zakat fitrah sudah semestinya memperbaiki tata kelola zakat agar lebih profesional dan benar-benar sesuai sasaran dan tujuannya.
Akhir kalam,
Saya atas nama pribadi mengucapkan SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI (1 SYAWAL 1437 H) " Taqaballallohu minna wa minkum sholihal a'mal wa ja'alana wa iyyakum minal 'A-idiina wal Faa-izin"
Semoga Alloh ta'ala menerima amal-amal sholih kita selama bulan Ramadhan dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali kepada kesucian dari dosa dan mendapat kemenangan.
Amin
NB: Saya dapat info, di Masjid Zubair bin Awwam pun proses penyaluran zakat fitrah hanya untuk kaum faqir miskin juga sudah berjalan 2 periode ini. Tapi saya belum terima info pastinya.

Minggu, 05 Juni 2016

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1437 H

Tak terasa kita telah berada di ujung penantian.
Telah berlalu bulan Sya'ban,
dan datanglah bulan Ramadhan,
Bulan penuh berkah dan ampunan.
Bulan tatkala amalan-amalan shalih dinaikkan,
tuk diberi pahala yang dilipatgandakan.
Bulan dibukanya pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu setan-setan,
agar manusia khusyu' dalam ketaatan,
tuk gapai keridha'an 

Inilah bulan yang senantiasa dinati-nanti insan beriman.
Bulan yang diwajibkan kita berpuasa penuh satu bulan.
Haus, lapar dan nafsu kita tahan,
dari terbit fajar sampai matahari tenggelam,
tuk meraih derajad ketaqwaan.

Bulan yang didalamnya ada satu malam,
yang lebih mulia dari seribu bulan.
Bulan yang padanya diturunkan Al Qur'an,
kitab suci pelita bagi kehidupan,
petunjuk dalam kegelapan,
menuju terangnya keimanan,
yang membawa kebahagiaan sepanjang zaman.
Kitab yang jadi penyembuh bagi jiwa yang kesakitan,
oleh pekatnya dosa dan kemaksiatan,
menuju indahnya keshalihan.


Jangan lupa wahai kawan,
bulan istimewa jangan kau sia-siakan,
kuatkan jiwa dan singsingkan lengan,
mengisi Ramadhan dengan berbagai amal ketaatan,
kemaksiatan hendaklah engkau jauhkan.
Baca Qur'an jangan kau tinggalkan,
sholat Tarawih jangan kau lewatkan,
wirid dan dzikir jangan kau lalaikan,
istighfar jangan kau lupakan,
shodaqah jangan kau tahan-tahan,
Semoga di akhir Ramadhan engkau raih kemenangan.

Amiiin...


Selasa, 26 April 2016

Galery Mendung Mintobasuki

Ternyata tak selamanya mendung diidentikkan dengan suasana muram dan kelabu. Terkadang mendung membawa nuansa romantis tersendiri. Berikut jepretan kamera saat mendung di beberapa lokasi di Mintobasuki Gabus Pati.




Senin, 11 April 2016

Desa Mintobasuki Desa Idaman

Desa ini adalah rumah kita. Rumah yang menjadikan kita selalu rindu tuk kembali tatkala merasakan penatnya negeri rantau. Di sinilah kita terlahir, tumbuh berkembang dan menjadi dewasa. Di sinilah kita merasa nyaman bersama para handai taulan dan kerabat. Di sini pulalah rumah bagi para leluhur kita, nenek moyang kita. Tentu banyak harapan yang tertambat untuk desa ini. Harapan-harapan indah untuk kita dan generasi kita di hari esok.

Setiap kita sah-sah saja merancang harapan indah itu menurut perspektif masing-masing. Mimpi-mimpi untuk mewujudkan desa yang menjadi idaman bagi penghuninya. Demikian pula harapan kami bahwa desa ini menjadi desa yang ASRI. Desa yang Aman, Sejahtera, Ramah dan Islami.

Aman dan rasa aman adalah sesuatu yang sangat penting dan harus ada untuk mengawali segala aktivitas kita. Tanpa rasa aman sangat sulit untuk bisa mewujudkan harapan-harapan kita. Tentu kita masih ingat histori masa penjajahan dulu dimana rasa aman tercabut dari kehidupan kita dan berganti rasa takut dan khawatir. Ancaman setiap waktu bisa saja datang, tidak hanya menghancurkan harta kita, tidak hanya menumpahkan darah kita tapi juga bisa mencabut nyawa kita. Betapa banyak air mata yang tertumpah, darah yang mengalir dan jiwa yang binasa demi untuk mewujudkan keamanan ini.

Keamanan adalah sesuatu yang mahal, yang mesti kita jaga dan kita syukuri sebelum kita melangkah pada tahapan-tahapan pembangunan selanjutnya.

Sejahtera. Setelah kita memiliki modal keamanan yang kuat, barulah kita bisa mewujudkan pembangunan yang telah kita susun tahap demi tahapnya. Pembangunan mestilah efektif dan efisien, jelas target yang akan diraih untuk mewujudkan kesejahteraan bersama, bukan untuk memuaskan kepentingan elit tertentu. Titik final yang hendak dicapai oleh setiap proses pembangunan di sektor apa pun ujung-ujungnya adalah untuk peningkatan kesejahteraan bersama. Pembangunan tidaklah mesti diukur dari sesuatu yang sifatnya fisik. Peningkatan pendapatan, kesehatan yang lebih baik, perekonomian yang stabil, pendidikan yang layak dan pelayanan yang manusiawi adalah diantara hasil-hasil pencapaian pembangunan.

Inilah harapan kita, mewujudkan kesejahteraan, dari tingkat individu, keluarga hingga masyarakat.

Ramah. Karakter utama warga desa sekaligus ciri khas bangsa kita adalah keramah-tamahan penduduknya. Keramahan yang bisa dimaknai sikap kelembutan terhadap sesama, murah senyum, saling sapa, kepedulian terhadap sesama, menjaga hubungan, memahami perasaan orang lain dan saling tolong menolong adalah karakter bawaan yang diturunkan oleh nenek moyang kita. Dengan sikap terpuji yang masih melekat di setiap pribadi kita ini merupakan modal yang kuat untuk mewujudkan kerukunan, ketentraman, dan kerjasama yang baik antar warga dalam menyelesaikan segala permasalahan yang timbul di desa. Meski, sebagian kita sudah mulai meninggalkan sifat ini karena tergerus oleh derasnya arus informasi yang mengimpor berbagai budaya barat yang lebih eksklusif dan individualis yang mengintervensi budaya kita yang luhur.

Islami. Keramahtamahan bangsa kita inilah yang mempermudah masuknya ajaran Islam Indonesia. Sehingga tidak heran jika dalam waktu yang tidak lama para da'i dari Timur Tengah yang dikirim ke Jawa kala itu mampu mendakwahi masyarakat yang mayoritas masih menganut agama pagan (penyembahan berhala, animisme dan dinamisme) tanpa terjadi konflik yang berarti. Dan Alhamdulillah sampai saat ini kita lahir sebagai seorang muslim dan tinggal di tengah-tengah komunitas kaum muslimin.

Islam adalah way of life, jalan hidup yang akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan dan keselamatan yang hakiki baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Kita meyakini bahwa Islam lah satu-satunya agama yang benar di sisi Alloh, agama yang diterima oleh Alloh, dan Alloh tidak akan menerima agama apa pun selain Islam. Ini adalah keyakinan yang mesti kita tancapkan ke dada-dada kita dan kita tanamkan ke dalam sanubari anak cucu kita kelak.

Islam bukan hanya agama yang menjadi media bagi hablum minalloh (hubungan vertikal manusia dengan tuhannya) tapi juga menjadi pedoman bagi terciptanya hablum minannas (hubungan sesama manusia) yang harmonis. Islam membawa nilai-nilai kebenaran yang universal dalam kaitannya hablum minannas ini. Apa pun ajaran islam yang terkait muamalah sesama manusia akan cocok, pas dan selalu sempurna jika diaplikasikan. Bahkan hukum-hukum Islam memiliki jangkauan kedepan yang lebih jauh dalam melihat segala persoalan yang hadir di tengah-tengah manusia dari pada hukum-hukum buatan manusia itu sendiri yang sering kali perlu dilakuan revisi dan review.

Islam akan selalu sesuai di setiap waktu, di setiap tempat dan setiap kondisi. islam memberikan petunjuk dan solusi-solusi yang lebih mencakup dalam segala dimensi yang melampau apa yang dipikirkan manusia itu sendiri dalam melakukan problem solving.

Oleh karenanya, perlu kita bangga dengan Islam kita. Kebanggaan yang bukan kosong belaka akan tetapi dibuktikan dalam tindakan nyata dengan mempelajari dan mentadaburinya, mengamalkan dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan. mengajarkan dan mendidik diri kita, keluarga kita dan anak keturunan kita dengan pendidikan islam, serta bersabar dan tabah dalam menghadapi konsekwensi dan resiko yang mungkin saja timbul dari upaya dakwah tersebut.

Ketika kita sudah berusaha mengamalkan islam dengan baik, insya Alloh- pertolongan Alloh akan turun kepada kita, Jika tidak diberikannya saat ini tentu akan diberikan-Nya kelak jika kita menghadapNya.

Inilah empat point penting yang selalu menjadi harapan indah kami untuk desa ini. Semoga bisa terwujud Mintobasuki menjadi desa ASRI (Aman Sejahtera Ramah dan Islami).

Kamis, 07 April 2016

Petaniku Sayang, Petaniku Malang

Pertanian merupakan sektor terpenting bagi penyediaan kebutuhan pangan masyarakat. Bisa dibayangkan jika sektor ini bermasalah tentu akan menimbulkan dampak yang luar biasa bagi kehidupan manusia berupa kelangkaan pangan yang akan mengancam kesejahteraan hidup. Kebutuhan pengan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak mungkin ditunda. Namun sayangnya sektor ini seolah menjadi 'anak tiri' dalam setiap kebijakan pemerintah. Banyak kebijakan untuk peningkatan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani namun sampai sekarang masih bisa dibilang jauh panggang dari pada api.

Diantara tujuan kebijakan pemerintah di sektor pertanian adalah untuk meningkatkan pendapatan petani yang akan berimbas pada kesejahteraan petani secara khusus dan masyarakat secara umum. Untuk mencapai tujuan ini pemerintah telah menyusun serangkain program pendukungnya untuk diaplikasikan di lapangan. Mulai dari mengatur kebijakan harga, kebijakan perdagangan, kebijakan subsidi, kebijakan struktural, kebijakan pengaturan, kebijakan fasilitas, dan kebijakan intervensi.

Namun pada prakteknya banyak permasalahan yang timbul dilapangan terkait pelaksanaannya. Misalnya kebijakan subsidi untuk jenis pupuk tertentu yang memang dibutuhkan petani dengan tujuan menekan biaya produksi. Subsidi memang diberikan namun harga pupuk masih bisa dibilang relatif cukup tinggi, selain itu setiap tiba musim tanam hampir bisa dipastikan terjadi kelangkaan pupuk. Entah karena kapasitas produksi dan bahan baku yang yang kurang mencukupi atau karena faktor distribusi yang terhambat.

Kebijakan struktural misalnya dalam penyediaan tenaga penyuluh pertanian juga dirasa kurang memadai untuk bisa memberikan pendampingan bagi para petani untuk meningkatkan produktivitas mereka. Demikian pula perbaikan sarana pertanian dan penyedian tehnologi pertanian juga belum bisa banyak diharapkan dengan bukti masih banyaknya masyarakat kita yang masih menggunakan cara bertani konvensional dengan sistem tadah hujan, demikian pula belum banyak yang tahu dan menerapkan teknik-teknik bertani yang lebih modern. 

Disamping itu banyaknya permasalahan yang dihadapi petani lainnya semisal kian meningkatnya varietas hama sedangkan dan di sisi lain melambungnya harga obat-obatan pertanian yang nyaris tak terjangkau turut menjadi simalakama. Dan masih segudang permasalahan-permasalahan lain. Perlu adanya keseriusan dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut jika tidak ingin kesejahteraan petani kian terpuruk.

 Pertanian merupakan sektor yang menjadi tumpuan hidup bagi jutaan warga, jadi kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan pekerjanya semestinya juga perlu mendapat perhatian dan tdak bisa dipandang sebelah mata.


Senin, 04 April 2016

Kemana Arah Pendidikan Diniyyah Anak Kita

1457930599087Bocah-bocah itu selalu memberikan harapan bagi saya. Bocah-bocah berpeci dan berkoko. Berjilbab dan berkerudung. Di siang yang terik mereka menuju TPQ Desa, mengayuh sepeda-sepeda kecil mereka setelah sejenak melepas lelah dari sekolah. Membawa buku saku Qira'ati. Mengahadap ustadz dan ustadzah. Mengeja huruf demi huruf hijaiyyah, sampai mampu merangkainya dalam lantunan ayat-ayat Al Qur'an. Bocah-bocah itu selalu memberikan optimisme bagi saya bahwa kedepannya masih ada harapan baik bagi generasi di sini. Generasi yang lebih Qur'ani dan Islami.

Meski harapan ini terkadang harus pupus tatkala melihat realita yang ada. Kenapa? Setiap tahun ada belasan santri baru yang belajar di sana. Dan setiap tahun, bisa jadi belasan atau lebih anak-anak yang dinyatakan telah lulus dan mampu menjadi qari' (pembaca ) Al Qur'an. Namun, kemana saja mereka setelah lulus dari madrasah diniyyah ini?Apakah mereka sudah menjadi pribadi-pribadi muslim yang Qur'ani? Sesuai harapan ustadz dan ustadzah yang mengampu mereka?

Ilmu Dien (Islam) ini sangatlah luas, laksana lautan tak bertepi. Jika kita saat ini sudah cakap dalam membaca qur'an dengan segela perangkat ilmu tajwid untuk memfasihkannya, artinya kita saat ini baru berdiri di tepian pantai dari samudera yang luas. Kita belum lagi menginjakkan kaki di pasir putihnya, belum lagi merasakan basah kaki kita oleh deburan ombak pantai, belum lagi kita berenang-renang ditepiannya, belum lagi kita menyelam di dasarnya untuk mendapatkan mutiara-mutiara indah nan berkilau di dalamnya. Perlu adanya pendidikan diniyyah yang berkelanjutan, tidak hanya cukup di level ini saja. Tentu ini menjadi bahan renungan kita bersama dan para pengelola madrasah diniyyah.

Kata kuncinya adalah perlu adanya pendidikan diniyyah yang berkelanjutan, tidak cukup sampai pada level 'sudah mampu membaca Qur'an' saja. Dengan adanya pengajaran yang berkelanjutan inilah harapan pembentukan generasi-generasi Islami bisa terwujud.

20151220155928.jpg Adakalanya kita membaca Qur'an, tapi tahukah kita bahwa di dalam Al-Qur'an yang kita baca dan sebagiannya kita hafal ada perintah sholat, berjilbab menutup aurot, menghormati orang tua, menghormati sesama muslim, menjauhi perkara-perkara mungkar baik dalam ucapan dan tindakan dan lain sebagainya? Kenyataannya banyak di antara kita yang sekedar baca namun belum memahami makna yang terkandung di dalamnya. Pada kenyataannya banyak diantara kita yang masih biasa meremehkan dan meninggalkan sholat, menganggap jilbab bagi muslimah bukan hal wajib, masih melakukan hal-hal yang dilarang syariat dengan sengaja dan terang-terangan baik perkataan maupun perbuatan. Mungkin ini adalah dampak dari pengajaran yang tidak berkesinambungan yang perlu kita benahi. Perlu ditanamkan benak kita bahwa belajar Islam itu 'minal mahdi ilal lahdi' (ayunan sampai lahat).

Lalu siapa yang mesti bertanggung jawab dalam hal ini? Bertanggung jawab dalam mencetak generasi-generasi yang tidak hanya pintar dan fasih dalam membaca Qur'an namun juga berakhlaq karimah dan menjunjung tinggi nilai-nilai Diniyyah?

Pertama -dan ini yang paling mungkin- adalah peran dari madrasah TPQ. TPQ sebenarnya bisa menjadi sarana yang strategis untuk menanamkan pendidikan Islami bagi para santrinya. Waktu 2 jam setiap harinya jika dimanage dengan baik, dengan kurikulum dan materi yang terarah tentu bisa memberikan pengaruh yang signifikan. Dengan demikian perlu adanya evaluasi dan kalau perlu ada penataan ulang terhadap sistem yang selama ini berjalan.

 Kedua, mulai menghidupkan lagi masjid-masjid dan mushala-mushala yang kita miliki untuk kegiatan-kegiatan dakwah dan diniyyah dengan menyasar generasi muda dan anak-anak. Saat ini kita memiliki 5 mushalla dan 1 masjid jami', jika kita bisa memanfaatkan sarana ini untuk perbaikan umat tentu akan sangat efektif. Tentu kita masih ingat peran masjid dan mushala di era 80-90an sebagai post-post tarbiyah (pendidikan) anak. Di sana kita belajar banyak hal tentang ilmu-ilmu diniyyah meski hanya dalam rentang waktu maghrib sampai isya'. Bukan sekedar baca Qur'an, tapi juga mempelajari fikih-fikih praktis ibadah. Secara tidak langsung kita telah mendekatkan para santri didik ini dengan tempat suci sehingga dia tidak perlu merasa canggung ketika harus beraktivitas di sana. Dan satu hal lagi kelebihan masjid yang tidak dimiliki oleh sekolah sore di TPQ adalah melatih para santri untuk mengerjakan sholat tepat waktu dengan berjamaah, yang hal ini tidak mungkin dilakukan di kelas TPQ. Tentu kita tidak ingin melihat anak-anak yang tetap asik dengan belajarnya padahal adzan sholat sudah berkumandang dari masjid. Kita belajar Qur'an bukankah untuk memenuhi panggilan Alloh? Agar kita bisa bersujud dan bersimpuh dengan benar dihadapan-Nya?



Harapan kedepannya hal-hal yang terkait perbaikan umat semacam ini mendapat perhatian khusus dari pemerintahan desa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Perlu ada keseriusan jika kita tidak ingin generasi islami ini nantinya punah dari desa kita.
Setidaknya, semangat dari anak-anak TPQ ini bisa memberikan motivasi bagi kita untuk memberikan yang terbaik bagi mereka.



Kamis, 31 Maret 2016

Hujan Deras, Jalanan Dukuh Kulonan Tergenang Air


2016401082107.jpgHujan deras yang turun sejak dini hari tadi menjadikan sebagian ruas jalan RT 02/RW 02 yang berlokasi di Dukuh Kulonan tergenang air. Meskipun tidak terlalu parah akan tetapi cukup mengganggu kenyamanan pemakai jalan. Bukan cuma ruas jalan saja yang tergenang, bahkan area persawahan warga juga banyak yang tergenang. Jika air tidak secepatnya surut bisa mengakibatkan tanaman padi petani menjadi busuk dan mati yang berakibat kerugian bagi warga tani. Genangan setinggi sekitar 20 cm ini diduga karena saluran air menuju sungai Silugonggo yang terhambat. Hambatan disebabkan karena beberapa ruas jalan yang ditinggikan dengan sistem gorong-gorong untuk pengaliran arus air yang tidak mampu mengatasi luapan air dengan cepat. Hal inilah yang mengakibatkan beberapa ruas jalan akhirnya tergenang air, terlebih di lokasi dengan sistem drainase kurang bagus. Meski, biasanya banjir dadakan seperti ini tidak lama, jika aliran air menuju Silugonggo lancar banjir pun cepat surut.



Belakangan ini dana perbaikan infrastruktur desa memang banyak dialokasikan untuk perbaikan jalan, terlebih pembuatan talud atau tanggul tepi jalan. Selama ini proyek perbaikan jalan lebih banyak pada pengerasan jalan namun kurang memperhatikan talud jalan, akibatnya banyak jalan yang telah dibangun tidak bisa bertahan lama dan terjadi longsor karena tidak ada sistem talud yang melindungi dan memperkuat.


Berikut foto banjir di dukuh Kulonan
2016401082344.jpg

2016401082330.jpg 2016401082016.jpg

Senin, 21 Maret 2016

Bimbingan Belajar Calistung Tarbiyatul Abna'i Ds Mintobasuki RT 2/2, Gabus, Pati.

Masa kanak-kanak adalah masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai keIslaman kepada putra-putri kita. Memperkenalkan Islam kepada mereka pada usia dini akan memberikan pengaruh positif bagi pembentukan karakter Islami di masa-masa yang akan datang.
Bimbel Tarbiyatul Abna'i yang berlokasi di Desa Mintobasuki RT 02/02 Kec gabus, kab Pati sebagai sarana pendidikan non formal siap mendidik putra-putri anda untuk menjadi anak-anak yang memiliki wawasan keilmuan -baik Diniyyah maupun Umum-.

Target bimbingan kami adalah mempersiapkan anak-anak usia pra sekolah (5-6 tahun) memiliki kemampuan baca tulis Latin dan Arab, serta memiliki hafalan Al-Quran Juz 30 (dengan menyesuaikan kemampuan anak).


Panduan Belajar:
1. Buku Anak Islam Suka Membaca huruf Latin (5 Jilid)
2. Buku Anak Islam Suka Menulis huruf Latin (4 Jilid).
3. Buku Belajar Membaca huruf Arab dan Al Qur'an (5 Jilid).
4. Buku Belajar Menulis huruf Arab (4 Jilid)
5. Buku bacaan Islami dan kisah-kisah teladan (disediakan pembimbing).
6. Buku latihan berhitung tingkat dasar.

Kami membuka pintu lebar-lebar bagi siapa pun yang ingin putra-putrinya belajar di Bimbel Tarbiyatul Abna'i.
Selain itu, kami juga membuka les pelajaran sekolah anak SD (Khusus siswa putri dan siswa putra max kelas 3 SD).
Moto kami : "Sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat bagi sesamanya".
CP: 085273553259 (Masmin Abi Unais)
085222736046 (Umar Abi Nida')


Kamis, 11 Februari 2016

Musim Hujan, Jalan Banyak Rusak dan Berlumpur


2016211081033.jpgHujan yang turun dengan intensitas tinggi belakangan ini menjadikan beberapa ruas jalan di Mintobasuki mengalami kerusakan. Kerusakan ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama, dan diperparah oleh datangnya musim penghujan. Ruas jalan yang telah banyak mengalami kerusakan adalah di dukuh Kulonan (RW 02) dan dukuh Loran (RW 01). Jalanan yang telah dicor beberapa tahun silam kini telah banyak mengalami keretakan di mana-mana bahkan sampai berlubang-lubang di beberapa ruas karena minimnya perawatan dan kurangnya perbaikan.
Di samping itu, adanya proyek peninggian jalan yang belum sempat dilakukan proses pengecoran/pengerasan jalan menjadikan jalanan kian berlumpur dan licin. Banyak genangan air dibeberapa titik yang kian memperparah kondisi jalanan. Beberapa pengguna jalan terpaksa harus turun dari kendaraannya karena khawatir jatuh terpeleset. Tentu saja hal ini sangat mengganggu kenyamanan dan bisa membahayakan pengguna jalan.
Harapan kedepannya, proyek perbaikan jalan di kedua dukuh ini bisa terealisasi dengan baik sehingga kondisi semacam ini bisa teratasi dengan segera.

Jumat, 22 Januari 2016

Musim Panen di Awal Tahun 2016


1453363944295Alhamdulillah, meski musim hujan tahun ini belum bisa seperti yang diharapkan karena curah hujan yang masih kurang, akan tetapi sebagian warga tani yang telah bersusah payah menyemai benih padinya di tiga bulan yang lalu sekarang sudah bisa panen. Memang tidak panen serempak karena beberapa areal persawahan di desa kita baru bertanam padi beberapa minggu yang lalu. Sebabnya karena kurangnya pengairan dan curah hujan yang masih belum begitu tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya.
1453363693743-1Warga tani yang panen duluan adalah yang memiliki persawahan di kawasan RW 2 karena lokasinya yang dekat dengan sungai Silugonggo dan kemudian warga yang memiliki areal persawahan di RW 1 atau sawah etan omah sebelah utara. Sedangkan yang berada di Kidulan dan juga Koripan Sampi serta Karanganyar masih jauh dari masa panen.

Musim hujan tahun ini memang beda, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dengan curah hujan yang cukup. Hujan masih bisa dibilang jarang turun. Petani mengandalkan pengairan dengan mesin pompa yang tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar untuk beli bahan bakarnya. Bahkan masih untung jika ada air yang bisa disedot dan dialirkan ke sawah, terkadang air di sungai tambak yang menjadi harapan warga tani -khususnya Koripan Sampi- terkadang kering. Mereka hanya bisa mengandalkan air pasang dari sungai yang naik sampai ke sungai Tambak untuk pengairan lahan pertaniannya.

Beberapa hari lalu sempat terjadi percekcokan antara warga Mintobasuki dengan warga Gempolsari karena permasalahan air untuk pengairan ini. Air tambak dari hulu ditutup/diblokir oleh warga Gempolsari sehingga warga dukuh Koripan tidak kebagian air. namun syukurlah, beberapa hari yang lalu hujan deras sudah turun sehingga cukup mengairi areal persawahan warga Koripan Sampi.

1453363954609 1453363964417
Berikut cuplikan video warga Mintobasuki yang sedang memanen padi mereka.

 
*MUTIARA HADITS NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM* Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, "Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya, maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat; sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali jika Allah memaafkannya."(HR BUKHARI) Anas رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan (7 - di dalam riwayat yang mu'alaaq: iman [17] ) seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji burr. Dan, akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di hatinya ada kebaikan seberat atom."(HR BUKHARI)