Alhamdulillah,
meski musim hujan tahun ini belum bisa seperti yang diharapkan karena
curah hujan yang masih kurang, akan tetapi sebagian warga tani yang
telah bersusah payah menyemai benih padinya di tiga bulan yang lalu
sekarang sudah bisa panen. Memang tidak panen serempak karena beberapa
areal persawahan di desa kita baru bertanam padi beberapa minggu yang
lalu. Sebabnya karena kurangnya pengairan dan curah hujan yang masih
belum begitu tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya.
Warga tani yang panen duluan adalah yang memiliki persawahan di
kawasan RW 2 karena lokasinya yang dekat dengan sungai Silugonggo dan
kemudian warga yang memiliki areal persawahan di RW 1 atau sawah etan
omah sebelah utara. Sedangkan yang berada di Kidulan dan juga Koripan
Sampi serta Karanganyar masih jauh dari masa panen.
Musim hujan tahun ini memang beda, tidak seperti tahun-tahun
sebelumnya dengan curah hujan yang cukup. Hujan masih bisa dibilang
jarang turun. Petani mengandalkan pengairan dengan mesin pompa yang
tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar untuk beli bahan bakarnya.
Bahkan masih untung jika ada air yang bisa disedot dan dialirkan ke
sawah, terkadang air di sungai tambak yang menjadi harapan warga tani
-khususnya Koripan Sampi- terkadang kering. Mereka hanya bisa
mengandalkan air pasang dari sungai yang naik sampai ke sungai Tambak
untuk pengairan lahan pertaniannya.
Beberapa hari lalu sempat terjadi percekcokan antara warga
Mintobasuki dengan warga Gempolsari karena permasalahan air untuk
pengairan ini. Air tambak dari hulu ditutup/diblokir oleh warga
Gempolsari sehingga warga dukuh Koripan tidak kebagian air. namun
syukurlah, beberapa hari yang lalu hujan deras sudah turun sehingga
cukup mengairi areal persawahan warga Koripan Sampi.
Berikut cuplikan video warga Mintobasuki yang sedang memanen padi mereka.
0 komentar:
Posting Komentar