*** SELAMAT DATANG *** Ini adalah blog pribadi yang dikelola secara independen oleh Netter desa Mintobasuki kec. Gabus kab. Pati. Blog Mintobasuki Gabus Pati bukanlah blog resmi pemerintahan desa Mintobasuki. Blog ini tidak ada hubungan dalam bentuk apa pun dengan organisasi, kelompok dan kepentingan tertentu di desa Mintobasuki. Artikel-artikel yang disajikan adalah tulisan lepas yang berisi uneg-uneg, ide, pemikiran, opini pribadi penulis dan pernik-pernik terkait desa Mintobasuki.

Area Persawahan di sebelah timur Desa Mintobasuki

Lahan pertanian yang cukup luas membentang di bagian timur desa. Hasil pertanian yang dihasilkan antara lain padi, jagung, kacang-kacangan dan beraneka ragam sayuran.

Kali Tambak untuk sarana irigasi pertanian

Sungai kecil yang membujur di sebelah timur desa yang berhulu di Sungai Silugonggo memiliki arti penting sebagai sarana irigasi.

Pesona desa Mintobasuki

Nuansa alam desa yang nyaman, udara yang segar, pemandangan yang indah menjadikan desa Mintobasuki kian anggun dan menyimpan pesona tersendiri.

Sektor pertanian yang perlu dikembangkan

Mintobasuki memiliki lahan pertanian sekitar 90 Hektar terdiri atas lahan basah dan kering. Oleh karenanya perlu ada upaya yang matang untuk mengembangkan sektor ini. Selain itu, pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar warga Mintobasuki sampai saat ini.

Sarana peribadahan yang cukup memadai

Desa Mintobasuki memiliki 5 Musholla dan 1 Masjid Agung Al-Amin yang saat ini dalam tahap pembangunan. Dengan adanya sarana penunjang yang cukup memadai ini diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan warga dalam beribadah.

Pertanian merupakan mata pencaharian mayoritas warga

Sektor pertanian tetap menjadi mata pencaharian dan primadona bagi masyarakat desa Mintobasuki, meski dengan seiring bertambahnya waktu, profesi dan mata pencaharian warga kian heterogen.

Sektor Perikanan di Mintobasuki

Sungai Silugonggo yang bermuara ke laut utara ternyata memberi berkah tersendiri bagi warga Mintobasuki. Hasil tangkapan ikannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup warga yang berprofesi sebagai nelayan.

Senin, 03 Juni 2019

Kepemimpinan ala Premanisme

Beberapa waktu yang lalu ada seorang teman (27 thn) yang curhat ke saya bagaimana dia diperlakukan dengan sangat tidak beradab oleh seorang oknum yang berpangkat ketua R* di sebuah desa. Ceritanya, seperti biasa habis maghrib dia datang ke salah satu musholla di desa ini untuk belajar baca Al-Qur'an. Buku IQRA' sudah dibawa dari rumah. Baru IQRA' jilid 4. Dia seorang pemula yang ingin bisa baca Al-Qur'an.


Sesampai di depan mushalla, kawan saya ini langsung dihadang si oknum penguasa R* ini yang langsung meradang dan mengomelinya. Si oknum melarang kawan saya untuk ikut ngaji di musholla tersebut. "Kalau ditempatmu saja kamu ditolak apa lagi di sini", demikian damprat oknum ini sambil menunjuk-nunjuk wajah teman saya. Teman saya yang tak tau menahu urusannya apa jadi bingung. Sempat pingin emosi juga, tapi dia tahan. Dia hanya bisa bilang nggih...nggih...saja.


Nah, usut punya usut ternyata si teman ini dilarang ikut ngaji karena dicurigau sebagai genk teroris. Sungguh fitnah yang sangat keji. Akhirnya teman saya ini tidak lagi ikut ngaji di situ.


Saya tau benar siapa kawan saya ini, dia hanya seorang pemuda lajang yang berpendidikan rendah berprofesi sebagai tukang kayu borongan di Kayen. Dia punya tekad untuk belajar baca Qur'an. Awalnya dia belajar sama saya, tapi karena saya pindah tempat kerja, dia saya sarankan belajar ke rekan saya yang ada di dukuh lain yang masih satu desa. Dia baru beberapa kali ngaji di sana sebelum terjadi insiden ini. Kecurigaan bahwa kawan saya ini terlibat teroris adalah mengada-ada dan fitnah belaka.


Beberapa tahun silam,  di pertengahan Ramadhan, dengan oknum berpangkat ketua R* yang sama, yang kala itu dia baru dilantik beberapa hari menduduki jabatannya oleh kades junjungannya yang juga baru terpilih. Saat itu saya dan beberapa kawan di undang berbuka puasa bersama. Sekitar 10 orang, atau kurang dari itu. Habis maghrib oknum ini mendatangi kami, dengan gaya premannya yang khas, dia berkata: "Kalau tidak ada izin aku obrak-abrik sini nanti".

Hebat bukan. Baru pangkat kopral saja bisa begitu ngomongnya, apalagi kalau jadi jendral. Anda bisa bayangkan malunya teman saya yang ngundang bukber ini.


Dua kisah di atas adalah nyata. Bukan fiktif.


Sebenarnya, inti yang mau saya sampaikan dari dua fragmen cerita di atas adalah tentang karakter kepemimpinan. Ada tipe pemimpin yang memimpin dengan gaya premanisme. Apa-apa harus diselesaikan dengan otot dan urat syaraf. Siapa yang ototnya paling besar dan suaranya paling kencang bisa dipastikan dialah pemenangnya.


Saya paham, ada tanggung jawab di pundak penguasa meski hanya selevel RT atau RW atau dusun dan sebagainya untuk mewujudkan ketertiban, kenyamanan dan keamanan di masyarakat. Namun janganlah tanggung jawab tersebut menjadikan anda overacting dalam menyelesaikan masalah yang bersinggungan dengan masyarakat yang notabenenya adalah tetangga kita sendiri, kerabat-kerabat kita sendiri dan teman-teman kita sendiri...


Pemimpin yang humanis, yang bisa memanusiakan manusia, melakukan pendekatan-pendekatan  manusiawi dalam menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di lingkungan, mengedepankan sikap persuasif bukan represif, mampu menghargai dan menghormati orang lain adalah karakter-karakter pemimpin yang ideal dan lebih bisa diterima di masyarakat.

Ingatlah, bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan akal dan perasaan. So, janganlah disamakan dengan segerombolan domba gembalaan yang apabila melenceng langsung bisa dipecut agar kembali. Cukuplah anda sikapi dengan bijaksana ketika anda lihat sesuatu yang anda anggap tidak beres dengan teguran yang baik, bicara yang manusiawi, diskusi dan tukar pikiran yang baik dan cara-cara simpatik lainnya yang lebih humanis. Dengan demikian anda akan terhormat di hadapan manusia dan orang-orang akan segan tanpa anda membentak-bentaknya. Ingatlah, do'a orang yang terdzalimi itu tidak ada hijab, janganlah anda didoakan jelek oleh orang-orang yang anda dzalimi akhirnya anda sendiri yang akhirnya berantakan.


Di jaman sekarang gaya kepemimpinan model premanisme sudah kedaluwarsa, Bung!!!

Kita tidak lagi hidup di zaman kolonial yang orang akan menkeret terkencing-kencing ketika ditodong bayonet. Wake up, Bung...atau anda akan jadi bahan ledekan cah angon.


Ingat, Bung. Ini zaman medsos dimana segala sesuatu diupload dan dikomentari. Jangan sampai anda memamerkan kebodohan anda yang pada akhirnya ditulis dan dibaca orang turun temurun.


Mintobasuki, 27 Mei 2019

Sepuluh terakhir Ramadhan 1440 H

Abu Unais

Minggu, 02 Juni 2019

Catatan di Penghujung Ramadhan 1440 H

Seseorang yang tidak pernah mencintai tidak akan pernah merasa kehilangan sesuatu yang dicintainya. Seseorang yang tidak pernah mencintai tidak akan pernah merasakan beratnya perpisahan.
Mereka yang tidak pernah mencintai dan berharap tak pernah peduli meski dia datang dan pergi berungkali.
Ramadhan 1440H akan segera berlalu dan kita tidak pernah tau apakah di tahun-tahun mendatang masih ada waktu untuk berjumpa lagi ataukah tidak. Ini adalah hari-hari yang berat bagi para pecinta Ramadhan.

Ada di antara manusia yang tidak peduli dengan bulan ini. Baginya tidak ada beda antara bulan ini dengan bulan-bulan lainnya. Tidak ada istimewanya. Tidak ada amalan-amalan khusus. Tidak ada puasa di siangnya, tak ada sholat di malamnya, tidak ada bacaan Qur'an, tidak ada istighfar...Kemaksiatan yang sudah menjadi kesehariannya tetap berjalan. Tidak ada kecintaan dengan bulan ini justru menjadikannya terbebani. Mereka ini golongan orang-orang fasiq yang telah Alloh cabut kelezatan bertaqarrub kepadaNya. Mereka masuk bulan Ramadhan dan keluar darinya tanpa mendapat ampunan. Na'udzu billah min dzalik.

Ada pula orang-orang yang mengetahui kemuliaan Ramadhan dan keagungannya, mengetahui keutamaannya dari seluruh bulan, mengetahui pahala dan ampunan di dalamnya namun tekad untuk meraih kemulian-kemuliaan tersebut timbul tenggelam, kadang redup kadang membara, terkadang semangat terkadang melemah keinginannya. Mereka ini lebih baik dari kelompok pertama, keutamaan yang didapatkannya seukuran tekad yang hidup di hatinya.

Terakhir, orang-orang yang sejak lama menanti hadirnya bulan Ramadhan bak kekasih yang sedang menanti pujaan hatinya. Dia persiapkan dirinya dengan sebaik-baik persiapan agar ketika datang Ramadhan dia bisa menyambutnya dan menghidangkan hidangan terbaik, dengan puasa, sholat malam, sedekah, istighfar, bacaan Qur'an, i'tikaf, menyambut lailatur Qadar dan amal-amal shalih lainnya. Mereka benar-benar memaksimalkan dirinya mengisi Ramadhan. Mereka inilah para wali-wali Alloh yang diharapkan akan mendapatkan kemuliaan, ampunan dan pahala yang besar tatkala Ramadhan berlalu.

Ada sebuah hadits dari Rasululloh shollallohu 'alaihi wa sallam yang membuat merinding orang-orang yang beriman terkait bulan Ramadhan ini:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم لَمَّا صَعِدَ الْمِنْبَرَ قَالَ: "آمِينَ آمِينَ آمِينَ": فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، عَلَى ماَ أَمَّنْتَ؟ قَالَ: "أَتَانِي جِبْرِيلُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُرَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْ: آمِينَ. فَقُلْتُ: آمِينَ. ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ دَخَلَ عَلَيْهِ شَهْرُ رَمَضَانَ ثُمَّ خَرَجَ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، قُلْ: آمِينَ. فَقُلْتُ آمِينَ. ثُمَّ قَالَ: رَغِمَأَنْفُ امْرِئٍ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ، قُلْ: آمِينَ. فَقُلْتُ: آمِينَ"

"Tatkala Rasululloh -shollallohu 'alaihi wa sallam naik mimbar berkata: "Amiin...Amiin..Amiin". Para sahabat bertanya: Apa yang engkau aminkan wahai Rasululloh?
Beliau bersabda: "Jibril datang kepadaku dan berkata: Wahai Muhammad, celakalah seseorang yang namamu disebutkan di sisinya namun dia tidak bersholawat kepadamu. Katakan 'amiin'. Maka aku pun mengatakan amiin.
Kemudian ia (Jibril) berkata lagi: Celakalah seseorang yang masuk padanya bulan Ramadhan kemudian berakhir namun tidak diampuni dosanya. Katakan amiin. Maka aku pun katakan amiin.
Kemudian ia (Jibril) berkata lagi: Celakalah seseorang yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satunya namun tidak bisa memasukkannya ke surga. Katakan amiin. Maka aku pun katakan amiin". (HR Al-Bazzaar, Muslim dan Ibnu Majah)

Semoga di Ramadhan kali ini Alloh -ta'ala- berkenan menerima amal-amal kebaikan yang kita kerjakan dan mengampuni dosa-dosa kita dan kelak menjadi pemberat timbangan amal kebaikan kita dihadapan Alloh yang menjadi sebab kita dimasukkan surga oleh Alloh ta'ala.

Akhir kata saya berdo'a:
تقبل الله منا و منكم، سيامنا وسيامكم و سائر الأعمال في هذا شهر رمضان و غفر الله لي ولكم ، إنه هو الغفور الرحيم.

Penghujung Ramadhan 1440
Mintobasuki, 3 Juni 2019
Abu Unais

Sabtu, 01 Juni 2019

Kiat Sukses Hidup Bermasyarakat

Sudah menjadi hal yang lumrah bahwa hidup bermasyarakat itu penuh dinamika. Manusia akan saling berinteraksi satu dengan yang lainnya; baik untuk mendapatkan kemaslahatan bersama atau pun untuk menolak kemudharatan yang tak diinginkan. Tidak jarang pula karena interaksi-interaksi ini menimbulkan gesekan-gesekan yang mengganggu keharmonisan hubungan bermasyarakat. Oleh karenanya untuk menjaga keharmonisan tersebut dibutuhkan 'seni' khusus agar tetap utuh.

Berikut ini di antara kiat-kiat untuk menjaga dan merawat keharmonisan tersebut:

PERTAMA: بذل الندى yaitu sifat kedermawanan dan pemurah. Secara tabiat, manusia menyukai sifat dermawan dan sebaliknya membenci sifat kikir. Dan dermawan tidak mesti dengan harta, tapi bisa juga dengan tenaga, pikiran, kedudukan, jabatan, bahkan dengan memberikan pinjaman hutang kepada orang yang membutuhkan sekali pun.
Kedermawanan adalah cara paling ampuh untuk merekatkan hubungan yang jauh, memadamkan bara api permusuhan, dan menjadikan kita saling mencintai.
Dalam sebuah hadits Nabi -shollallohu 'alaihi wa sallam- bersabda:
تَهَادُوا تَحَابُّوا
"Salinglah kalian berkirim hadiah niscaya kalian akan saling mencintai" (HR Bukhari)

Seseorang yang memiliki tenaga dan pikiran bisa mendermakan tenaga dan pikirannya untuk membantu sesama, bisa dengan mengajarkan ilmu, memberikan bimbingan baik dalam urusan Dien maupun dunia,  memberikan saran dan masukan dan lain-lain selama diperlukan.

Demikian dengan jabatan dan kedudukan yang dimiliki seseorang bisa membantu orang lain dalam bentuk rekomendasi atau tazkiyah selama tidak ada unsur kedzoliman dan penipuan.

Bahkan memberikan pinjaman harta kepada orang yang membutuhkan dan memberikan tangguh pelunasan pinjaman adalah bentuk kedermawanan, selama tidak ada unsur-unsur terlarang secara syar'i.

KEDUA: كف الأذى yaitu menjaga diri untuk tidak mengganggu dan menyakiti orang lain. Gangguan disini bisa dengan fisik maupun nonfisik. Gangguan fisik misalnya menyakiti seseorang dengan tangan dan tindakan anarkhis, apakah anarkhis terhadap fisik seseorang secara langsung maupun kepada harta benda orang lain dengan merampas, merusak, mencurinya, dll.

Sedangkan gangguan nonfisik misalnya dengan kata-kata yang bisa menyinggung dan menyakiti perasaan orang lain baik dengan umpatan, celaan, ghibah, buli, nyinyir, sindiran, fitnah, hoax dll. Terkait hal ini, Rasululloh -shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْلِسَانِهِ وَيَدِهِ
"Seorang muslim (sejati ) adalah jika kaum muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya". (HR Bukhari & Muslim)
Dalam hadits lain Nabi -shollallohu 'alaihi wa sallam- bersabda:
إن دمائكم و أموالكم و أعراضكم عليكم حرام ،كحرمة يومكم هذا، في شهركم هذا في بلدكم هذا
"Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian dan kehormatan kalian adalah haram, sebagaimana keharaman hari kalian ini (hari tasyrik), di bulan kalian ini (Dzulhijjah) dan negeri ini (tanah haram Makkah)". (HR Bukhari & Muslim)

KETIGA: طلاقة الوجه yaitu wajah yang cerah dan berseri-seri ketika berjumpa dengan orang lain. Wajah yang berseri dan murah senyum itu sendiri adalah pancaran bagusnya akhlak seseorang. Sebaliknya, wajah yang selalu cemberut dan masam menunjukkan sikap yang kurang bersahabat, hati yang keras dan akhlak yang kurang baik.

Senyuman yang tulus tatkala berjumpa bisa memasukkan kebahagiaan di hati orang lain, mengesankan persahabatan yang baik dan kepribadian yang simpatik. Ini semua bisa mencairkan hubungan yang dingin dan membeku sekalipun sehingga hubungan kembali hangat dan mencair, menumbuhkan rasa saling cinta dan membuahkan rasa persaudaraan yang kuat.
Nabi -shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
"Janganlah kalian meremehkan kebaikan sekecil apa pun meski hanya berwajah ceria ketika bertemu saudaramu" (HR Muslim)

Dan sisi positif lain dari wajah yang ceria adalah diperolehnya pahala, sebagaimana sabda Nabi -shollallohu 'alaihi wa sallam-:
تبسمك في وجه أخيك صدقة
"Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah" (HR Tirmidzi).

Demikian sedikit kiat agar kita bisa sukses hidup bermasyarakat.
Allohu a'lam.

***Abu Unais ***

 
*MUTIARA HADITS NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM* Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, "Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya, maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat; sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali jika Allah memaafkannya."(HR BUKHARI) Anas رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan (7 - di dalam riwayat yang mu'alaaq: iman [17] ) seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji burr. Dan, akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di hatinya ada kebaikan seberat atom."(HR BUKHARI)