*** SELAMAT DATANG *** Ini adalah blog pribadi yang dikelola secara independen oleh Netter desa Mintobasuki kec. Gabus kab. Pati. Blog Mintobasuki Gabus Pati bukanlah blog resmi pemerintahan desa Mintobasuki. Blog ini tidak ada hubungan dalam bentuk apa pun dengan organisasi, kelompok dan kepentingan tertentu di desa Mintobasuki. Artikel-artikel yang disajikan adalah tulisan lepas yang berisi uneg-uneg, ide, pemikiran, opini pribadi penulis dan pernik-pernik terkait desa Mintobasuki.

Selasa, 14 April 2015

Pemuda Mintobasuki, Bagaimana Kabarmu…?


Masa muda merupakan masa keemasan bagi perjalanan hidup seseorang. Masa dimana cita-cita dan harapan-harapan tinggi digantungkan. Masa yang penuh semangat, gairah dan energi dalam menjalani kehidupan. Sekaligus masa-masa terbaik untuk mengembangkan segala potensi diri. Ini adalah nikmat Alloh yang layak disyukuri dan digunakan untuk melakukan aktifitas-aktifitas positif yang membawa manfaat di dunia maupun di akhirat kelak. Masa muda tidak akan datang dua kali. Kita akan benar-benar menyesalnya ketika masa tua datang sedangkan masa muda habis disia-siakan. Tidak akan bisa merasakan realita ini kecuali bagi mereka yang saat ini sudah memasuki masa uzur. Namun apa hendak dikata, masa muda tidak akan datang dua kali.

Sebagaimana nikmat-nikmat yang lain, maka nikmat masa muda juga akan dimintakan pertanggunggjawaban oleh Alloh -ta’ala- kelak di hari kiamat, kemanakah engkau habiskan masa mudamu? Masa muda merupakan sesuatu yang spesial yang Alloh  karuniakan untuk hamba-hamba-Nya oleh karenanya Alloh-pun secara khusus menanyakan kemana masa muda kita habiskan. Ini bukan berarti masa tua tidak diperhitungkan oleh Alloh. Pengkhususan penghisab-an masa muda karena istimewanya.

Dari Ibnu Mas’ud radliyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ مِنْ  عِنْدِ  رَبِّهِ  حَتىَّ يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَ عَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ وَ عَنْ  مَالِهِ  مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَ فِيْمَا أَنْفَقَهُ وَ مَا ذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ
“Kedua kaki anak Adam tidak akan beranjak pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya sehingga ditanya tentang lima perkara; tentang umur pada apa ia habiskan, kepemudaannya pada apa ia hancurkan, hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia belanjakan dan apa yang telah ia kerjakan pada apa yang telah ia ketahui. [HR at-Turmudziy: 2416, Abu Ya’la, ath-Thabraniy, Ibnu ‘Adiy dan Ibnu Asakir. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Hasan ].

Dalam sebuah hadits shahih yang lain disebutkan tentang tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Alloh -ta’ala- di tengah panasnya padang Mahsyar di hari kiamat di saat tidak ada naungan lain selain naungan dari Alloh -azza wa jalla-, dan satu di antara tujuh tersebut adalah seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Alloh.
Nah, jika engkau merasa sebagai pemuda sejati, apakah engkau punya kriteria berikut ini? Inilah beberapa kriteria pemuda sejati yang layak menyandang predikat sebagai ‘agent of change’ sebenarnya:

1. Syuja’ah (Pemberani)
Ini adalah karakter seorang pemuda sejati. Sifat pemberani, tidak takut mengambil resiko dan siap menghadapi tantangan. Baginya adalah aib jika dalam hatinya ada sikap pengecut dan bernyali ciut. Teladan yang pas untuk menjelaskan karakter ini dari kehidupan kemerlapan tokoh-tokoh Islam banyak bertebaran di buku-buku sirah (sejarah) Islam.

Satu di antaranya adalah Nabi Alloh Ibrahim -alaihissalam- yang dengan keberaniannya dalam menegakkan kalimat tauhid, bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Alloh, maka beliau -alaihissalam- menghancurkan patung-patung yang disembah oleh kaumnya dengan menyisakan satu patung saja yang paling besar. Beliau tahu bahwa konsekwensi dari perbuatannya adalah hukuman mati. Dan benar saja, tatkala raja mengetahui bahwa beliaulah yang telah menghancurkan berhala-berhala sesembahannya hukuman mati pun dijatuhkan. Akan tetapi Alloh menyelamatkan beliau ‘alaihissalam- dari hukum bakar yang beliau terima.

Contoh lain dari sifat pemberani ini adalah kisah keberaniannya Muhammad Al-Fatih rahimahulloh dalam mengobrak abrik pasukan Romawi Timur di  Bizantium yang merupakan pasukan terbaik di dunia yang ada saat itu yang telah berkuasa selama 11 abad lamanya. Dengan strategi dan keberaniannya, akhirnya Alloh -ta’ala- menganugerahi kemenangan kepada kaum muslimin. Kala itu usia Muhammad Al-Fatih barulah menginjak 19 atau 20 tahun. Sebuah usia yang tergolong belia untuk melakukan hal yang spektakuler seperti itu.

2. Dzaki (Cerdas)
Masa muda merupakan masa-masa perkembangan akal dan nalar seseorang. Ibarat pisau, setajam apa pun kalau tidak pernah diasah lama kelamaan akan menjadi tumpul dan berkarat. Demikian pula akal dan penalaran manusia, jika jarang difungsikan dan diasah dengan hal-hal yang bisa mempertajam pemikiran juga akan tumpul. Akal akan mandul dalam berkreasi dan miskin dalam berinisiatif. Seorang pemuda sejati adalah mereka yang aktif dan dinamis dalam mengikuti setiap perkembangan yang ada. Dengan kemampuan penalaran dan kecerdasan yang dimilikinya dia bisa melihat hakikat segala sesuatu yang disodorkan kehadapannya untuk kemudian memilah dan memilih mana yang maslahat untuk dirinya dan mana yang tidak. Dengan kecerdasannya tersebut ia mampu mewarnai masyarakat sekitarnya, tidak hanyut terbawa arus yang ada dan terwarnai dengan lingkungan yang akan membawanya kepada sesuatu yang membahayakannya.

Kisah paling menarik untuk melukiskan tentang kecemerlangan akal seorang pemuda adalah kisah Nabi Ibrahim tatkala berdebat dengan raja yang disembah-sembah rakyatnya kala itu. Tatkala Nabi Ibrahim telah berhasil menghancurkan patung-patung yang disembah kaumnya, dengan kecerdasannya beliau sisakan sebuah patung besar dan dikalungkan kapak padanya. Tatkala Ibrahim ditanya siapa yang telah menghancurkan patung-patung tersebut, beliau ‘alaihissalam- menjawab bahwa yang telah menghancurkan patung-patung tersebut adalah patung yang paling besar yang membawa kapak.

Raja tersebut menyangkal ucapan Nabi Ibrahim -alaihissalam- karena tidak mungkin patung bisa menghancurkan patung yang lain. Nabi Ibrahim pun menimpali, kenapa engkau sembah patung itu kalau berpindah tempat saja ia tidak bisa. Raja pun terdiam seribu bahasa tak mampu menjawab argumentasi Nabi Alloh Ibrahim -alaihissalam-.

Dalam kisah ini juga, tergambar kecerdasan Nabi Ibrahim -alaihissalam- yang kala itu masih menjadi seorang pemuda. Kala itu Ibrahim berkata kepada raja, bahwa hanya Alloh-lah yang menghidupkan dan mematikan. Raja pun menyahut, aku juga bisa menghidupkan dan mematikan. Raja dengan mendatangkan 2 orang, yang dibunuh adalah yang dimatikan dan yang dibiarkan hidup adalah yang ia hidupkan. Nabi Ibrahim tidak membantah ucapan konyol raja tersebut, akan tetapi berpindah kepada argumentasi lain. Beliau berkata, Alloh telah menerbitkan matahari dari arah timur, maka terbitkanlah -wahai raja- matahari dari arah barat. Raja pun terbungkam tanpa bisa berkata-kata apa pun.

Masih banyak bertaburan kisah-kisah yang menceritakan kecerdasan dan keberanian para pengawal-pengawal Islam dari dahulu sampai sekarang. Dengan ilmu dan kecerdasannya itu Islam menjadi bersinar cemerlang karena debu-debu yang mengotorinya ia bersihkan. Tirai yang menghalanginya ia singkap.

Beginilah semestinya karakter seorang pemuda yang digadang-gadang akan menjadi agent of change di Mintobasuki. Pemuda yang selalu aktif berfikir, mengembangkan nalar dan pemikirinnya untuk kemaslahatan bersama, bukan sekedar untuk kepentingan pribadi. Dia punya skill dan keahlian; dan dengan skill-nya tersebut ia mampu berkarya dengan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakatnya.
Seorang pemuda yang handal, tatkala dihadapkan kepada suatu permasalahan akalnya langsung bekerja cepat, mencermatinya, menganalisanya, dan menemukan jalan keluarnya. Kuat dalam berfikir. Cerdas dalam menganalisa. Dan cepat dalam mengambil keputusan.

3. Akhlaqul Karimah (Budi pekerti yang mulia)
Jangan pernah menaruh kepercayaan kepada orang-orang yang buruk akhlak dan perangainya. Orang bilang, memiliki musuh orang bertaqwa itu lebih baik dari pada memiliki teman dekat tapi fasiq. Kenapa? Meskipun musuh kita, tapi kalau dia orang yang bertaqwa akan senantiasa berbuat adil dan tidak akan mendzolimi kita. Sebaliknya, berteman dengan orang fasiq resikonya kalau kita tidak diajak kepada kefasikkannya kemungkinan lain dia akan berbuat fasiq kepada kita. Dua-duanya merugikan kita.

Seorang remaja dan pemuda yang diharapkan kedepannya bisa menjadi ‘agent of change’ membawa perubahan di Mintobasuki hendaklah mereka yang senantiasa terdidik dengan akhlak yang mulia. Akhlak mulia memiliki pengertian yang luas, baik akhlak kepada Kholik (Alloh -ta’ala) maupun makhluk Alloh yang ada di alam ini. Jangan katakan seseorang itu berakhlak baik jika kepada Rabb-nya (Alloh ta’ala) saja dia berani mendurhakainya dengan kemaksiatan-kemaksiatan; laranganNya diterjang dan perintahNya ditinggalkan. Tidak perduli halal dan haram dan jauh dari Dien. Kalau Sang Pencipta langit dan bumi dan seluruh makhluk yang ada saja dia berani berbuat durhaka, apalagi durhaka terhadap makhluk. Tentu lebih bisa lagi.
Khosy-yah (rasa takut kepada Alloh) dan muroqobah (merasa selalu diawasi Alloh) yang ada pada diri seorang pemuda akan menjadikannya senantiasa hati-hati dalam menapaki jalan hidup ini. Karena dia yakin bahwa segala sesuatu yang ia kerjakan di atas muka bumi ini pada akhirnya nanti akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Alloh. Keyakinan semacam ini yang akan mendorong lahirnya akhlak-akhlaq mulia. Jujur, amanah, bertanggung jawab, menjaga lisan dari menyakiti hati orang, menjaga anggota badan dari menyakiti fisik orang lain, sabar, dan sebagainya. Pemuda semacam inilah yang pantas diletakkan amanah di pundaknya untuk menjadi mujaddid (pembaharu) di tengah masyarakat.

4. Tangguh dalam menghadapi rintangan
Sifat yang keempat yang merupakan indikator bahwa seorang pemuda itu layak dijadikan pembaharu adalah tangguh, ulet, militan, tahan banting dan pantang untuk berputus asa. Masalah bukanlah sesuatu yang harus dihindari, akan tetapi masalah adalah sesuatu yang harus dicarikan solusi. Masalah-masalah yang  mendera diri pemuda ibaratnya adalah pupuk pada tanaman yang akan menguatkan akarnya dan mengokohkan batangnya. Dengan adanya musibah, masalah, kesulitan dan rintangan yang dihadapi dalam meraih sebuah harapan, justru akan menjadikan pemuda lebih tangguh dan kuat dalam menapaki kehidupan. Jamu memang pahit, akan tetapi menyehatkan. Untuk bisa tumbuh, sebutir biji harus dikubur di dalam tanah. Pesawat tidak akan bisa terbang kecuali melawan arah angin.

Rintangan jika seorang pemuda mampu menghadapinya dengan sabar dan tabah akan menjadikan dirinya meraih kedewasaan dalam menapaki terjalnya jurang-jurang dunia. Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa bersabar dan mengharap pertolongan Alloh -ta’ala- dalam menghadapi segala permasalahan yang menimpanya. Kesabaran dalam menghadapi permasalahan inilah yang akan menjadi penguat mental.

Seorang mujaddid mestilah memiliki karakter ini, tidak mudah lemah menghadapi musibah, tidak mudah goyah menghadapi masalah, dan tidak berputus asa dari pertolongan Alloh -ta’ala-. Bacalah kisah-kisah orang terdahulu yang pernah hidup dalam naungan Islam yang mereka dengan kesabaran dan ketangguhan tekadnya menjadikan permasalahan yang dihadapinya terasa kecil dan tak berarti sampai kemudian datang pertolongan Alloh.

Tentu kita ingat tentang ashabul kahfi , para pemuda yang rela menjalani hidup terusir dari kampung halamannya untuk menyelamatkan agamanya. Mereka rela hidup di dalam gua, sampai Alloh kemudian menidurkan mereka dalam waktu yang sangat panjang sebagai bukti keMaha Kuasaan Alloh yang berkehendak sesuai keinginanNya. Kisah hidup mereka yang penuh ketabahan dan keteguhan di atas keimanan telah  diabadikan Alloh dalam Al-Qur’an. Mereka bukanlah sekumpulan pemuda cengeng yang mudah mengeluhkan kesulitan hidupnya. Mereka adalah orang-orang yang tangguh. Al-Qur’an menceritakan kisah mereka agar kita bisa mengambil ibrah (pelajaran) dan qudwah (teladan) dari perjalanan hidup mereka yang mulia. Kesabaran, ketabahan, dan keteguhan di atas iman akan menjadikan seseorang mendapatkan kemuliaan, di dunia dan diakhirat kelak.

Kawan…
Inilah diantara karakter-karakter pemuda yang layak menjadi ‘agent of change’ di mana pun ia berada. Harapannya, kita semua diberi taufiq oleh Alloh untuk menjadi pemuda yang tidak hanya maju dari sisi intelektualitasnya semata akan tetapi juga pemuda yang punya integritas untuk Diennya, Islam yang kita cintai ini. Amin…
Wassalamu ‘alaikum.

0 komentar:

Posting Komentar

 
*MUTIARA HADITS NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM* Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, "Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya, maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat; sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali jika Allah memaafkannya."(HR BUKHARI) Anas رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan (7 - di dalam riwayat yang mu'alaaq: iman [17] ) seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji burr. Dan, akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di hatinya ada kebaikan seberat atom."(HR BUKHARI)