*** SELAMAT DATANG *** Ini adalah blog pribadi yang dikelola secara independen oleh Netter desa Mintobasuki kec. Gabus kab. Pati. Blog Mintobasuki Gabus Pati bukanlah blog resmi pemerintahan desa Mintobasuki. Blog ini tidak ada hubungan dalam bentuk apa pun dengan organisasi, kelompok dan kepentingan tertentu di desa Mintobasuki. Artikel-artikel yang disajikan adalah tulisan lepas yang berisi uneg-uneg, ide, pemikiran, opini pribadi penulis dan pernik-pernik terkait desa Mintobasuki.

Selasa, 08 September 2015

Catatan Kecil Untuk Mintobasuki Hari Ini


wpid-2015830063629.jpgOrang bijak pernah berkata bahwa yang paling berat dalam kehidupan ini adalah menata hati dalam meraih keikhlasan. Bagi sebagian kita kata-kata ini mungkin tidak bermakna apa-apa, tidak istimewa, dan bukan sesuatu yang perlu dibahas apalagi dicatat dengan tinta emas. Namun, jika kita adalah orang yang senantiasa mengamati gerak-gerik hati dan berbolak-baliknya qolbu, tentu kita akan menemukan makna yang mendalam dalam ungkapan ini.

Yaa, menjaga keikhlasan hati ibarat berjaga-jaganya serdadu di garis depan. Musuh setiap saat bisa saja menyerang dan mengkoyak-koyak pertahanan hati. Menjaga keikhlasan butuh mujahadah dan kesungguhan. Tidaklah seseorang memahami perumpamaan ini kecuali orang-orang yang memang selalu menjaga hatinya untuk tetap istiqomah di atas keikhlasan. Ada pun mereka yang lalai dari keikhlasan akan menganggap remeh masalah ini.

Tahukah kita, apa arti ikhlas? Ikhlas adalah beramal hanya untuk mengharap ridho Alloh semata, bukan untuk mengharap pujian manusia, bukan pula berharap sanjungan-sanjungan, bukan pula ingin mendapat tempat di hati-hati insan. Jika engkau mampu beramal dengan membersihkan niat-niat sampah yang mengotori kesungguhuhanmu untuk hanya berharap ridho Alloh -ta’ala-, engkau adalah seorang yang ikhlas -insya Alloh -ta’ala-.
Inilah definisi ikhlas yang mungkin asing bagi kita karena selama ini kita telah didoktrin bahwa ikhlas adalah ‘beramal  tanpa pamrih’.


Bisa jadi, sebagian kita merasa telah melakukan hal-hal besar dalam hidupnya, telah melakukan ini dan itu, telah berbuat ini dan itu…Akan tetapi kemudian ujian keikhlasan itu datang; kita dilupakan, dipinggirkan, dan dicampakkan begitu saja seperti dicampakkannya baju lusuh yang tiada lagi dipakai. Karya-karya kita, kerja keras kita dan perjuangan kita dinikmati banyak orang tapi nama kita tak sedikit pun dikenang… Sanggupkah kita mempertahankan keikhlasan itu??
Kawan, disinilah keikhlasan itu diuji. Akan nampak hakekat sebenarnya antara emas murni dengan imitasi. Reaksimu adalah apa yang kau sembunyikan selama ini di dadamu, ada atau tidaknya keikhlasan itu. Apakah engkau akan marah, murka, tidak terima, sakit hati, hasad, benci, dan melakukan segala makar agar engkau tidak dilupakan? Ataukah engkau akan legowo, menerima, dan tak ambil peduli apa kata orang karena engkau merasa bahwa apa yang engkau lakukan hanyalah berharap ridho Alloh dan bukan ridho Manusia? Tak peduli apakah engkau akan dibuang atau dicampakkan ke comberan? Tak peduli engkau dipuji atau dicaci. Yang penting penilaian Alloh bukan penilaian manusia…

Yaaa…semoga sedikit coretan kecil ini kembali menggugah hati-hati kita untuk senantiasa beramal ikhlas karena Alloh, bukan cuma ikhlas di mulut tapi ikhlas yang ditunjukkan oleh sikap dan perilaku. Seribu kali kita lafadzkan kata ikhlas di lisan akan runtuh dengan satu sikap kita yang menodainya…

Semoga kita, apa pun posisi kita, apa pun peran kita, senantiasa diberikan keihlasan dalam setiap amal. Demikian pula Bapak-bapak pemangku jabatan di Desa kita tercinta semoga diberi hidayah dan kekuatan untuk ikhlas dalam memikul amanah. Bekerja bersama-sama dengan pemimpin desa (siapa pun yang memimpin; tanpa terpengaruh pihak-pihak tertentu) demi kemajuan bersama…
Amin ya Robbal Alamin…

0 komentar:

Posting Komentar

 
*MUTIARA HADITS NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM* Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, "Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya, maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat; sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali jika Allah memaafkannya."(HR BUKHARI) Anas رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan (7 - di dalam riwayat yang mu'alaaq: iman [17] ) seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji burr. Dan, akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di hatinya ada kebaikan seberat atom."(HR BUKHARI)