*** SELAMAT DATANG *** Ini adalah blog pribadi yang dikelola secara independen oleh Netter desa Mintobasuki kec. Gabus kab. Pati. Blog Mintobasuki Gabus Pati bukanlah blog resmi pemerintahan desa Mintobasuki. Blog ini tidak ada hubungan dalam bentuk apa pun dengan organisasi, kelompok dan kepentingan tertentu di desa Mintobasuki. Artikel-artikel yang disajikan adalah tulisan lepas yang berisi uneg-uneg, ide, pemikiran, opini pribadi penulis dan pernik-pernik terkait desa Mintobasuki.

Senin, 08 Februari 2010

Sebuah Klarifikasi: Ada Aliran Sesat di Mintobasuki? – Bag1


Image057Sekitar tahun 1999 tersebar kabar bahwa di Mintobasuki ada sekelompok pemuda yang terpengaruh aliran sesat. Tepatnya di dukuh Kulonan. Konon aliran ini mengajarkan islam yang berbeda dengan Islam yang dianut kebanyakan masyarakat. Ciri-cirinya celana cingkrang, kadang berjubah dan tidak memotong jenggot bagi laki-lakinya. Sedangkan wanitanya selalu menutup kakinya dengan kaus kaki, berjilbab besar bahkan mengenakan tutup wajah(cadar) . Mereka tidak mau menghadiri tahlilan, tidak mau berzanji, tidak mau qunut subuh, tidak mau yasinan, tidak mau ikut sholawatan, tidak mau bersalaman dengan lawan jenis, tidak mau pergi ke tempat-tempat yang dikeramatkan warga seperti Cengek, Nyemeh, Gayam dsb yang semuanya itu telah menjadi tradisi turun-temurun masyarakat. Bahkan, ketika salah seorang anggota jamaah mereka melaksanakan pernikahan, dalam akad nikahnya si wanitanya tidak keluar dan hanya diwakili walinya saja. Hanya mempelai laki-lakinya saja yang berhadapan dengan penghulu, dengan ditemani saksi dan wali. Kejadian yang dinilai ganjil ini tentu saja mengundang tanda tanya bagi warga.
Jumlah pengikut aliran ini tidak banyak, sekitar 7 sampai 8 orang. Usia mereka masih muda, sekitar 20-an tahun ke bawah. Namun meski usia mereka masih relatif muda akan tetapi kehadiran aliran Islam ‘aneh’ ini cukup meresahkan warga. Berita heboh tentang mereka ini pun dengan cepat tersebar dari mulut ke mulut, tidak hanya di wilayah mintobasuki tapi juga di desa-desa lain.
Keberadaan sekelompok pemuda ini telah menjadi bahan pembicaraan di forum-forum rapat, baik tingkat desa maupun RT/RW. Bahkan menjadi obrolan hangat di warung-warung dan tempat-tempat keramaian. Berbagai langkah antisipasi dan proteksi terhadap keyakinan yang dianggap sesat ini pun dilakukan agar tidak menular ke warga yang lain. Kepala Desa saat itu menghibau kepada warganya agar mereka kembali menghidupkan masjid dan mushalla yang ada untuk melakukan aktifitas keagamaan. Dalam seketika masjid dan mushalla menjadi penuh ketika sholat maghrib dan Isya seperti layaknya di bulan Ramadhan. Akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama.
Tokoh-tokoh agama pun tak ketinggalan dihimbau untuk memberikan wejangan kepada masyarakat akan bahayanya aliran ini. Anak-anak dilarang ngaji kepada mereka karena kebetulan di antara mereka ada yang dulunya pengasuh TPA dilingkungannya sekaligus aktifis masjid sehingga sosok mereka demikian dekat dengan anak-anak. Bahkan mereka sempat dilarang sholat berjamaah di dalamnya untuk beberapa waktu dengan ijin dari kepala desa. Langkah ini dilakukan karena mereka dinilai sangat aktif melakukan sholat lima waktu dengan berjamaah di Masjid.
Tersiar isu juga bahwa salah seorang diantara mereka adalah pemabok, menganggap selain alirannya najis seperti pengikut LDII dan  mereka melakukan aktifitas ta’lim di malam hari ketika orang-orang sudah tertidur. Sehingga ada seseorang yang memata-matai mereka pada malam hari, hal ini diketahui karena si mata-mata ini mengaku sendiri. Julukan sampah masyarakat pun ditujukan kepada sekelompok pemuda ini. Berbagai cercaan dan celaan datang bertubi-tubi kepada mereka, bukan hanya dari para warga akan tetapi juga dari pihak keluarga mereka sendiri.
Langkah-langkah proteksi ini pun sangat efektif, ruang gerak mereka bisa dipersempit dan aktivitas mereka bisa dihentikan kecuali jamaah sholat di masjid yang biasa mereka lakukan. Akan tetapi bagaimana pun juga kehadiran mereka ini tetaplah menjadi duri dalam daging bagi masyarakat Mintobasuki. Sikap mereka yang nampak militan dan tidak peduli dengan celotehan orang sangatlah tidak membuat nyaman hati.
Berbagai opini pun bermunculan, sebenarnya aliran apa yang di anut para pemuda ini? Pada awalnya warga menduga mereka adalah pengikut Muhammadiyyah, akan tetapi kenyataannya tidak. Dugaan lain mereka adalah pengikut aliran LDII, akan tetapi juga tidak benar karena mereka tidak pernah sekalipun diketahui melakukan ta’lim atau sholat di pondok LDII yang ada di Ngeluk(tempat yang cukup dekat dengan Mintobasuki), bahkan mereka melakukan aktivitas sholat 5 waktu dan sholat jum’at di masjid umum bersama warga. Dan ketika muncul tragedi bom Bali I yang didalangi oleh para teroris maka warga seolah mendapat pembenaran bahwa mereka ini juga adalah komplotan para tukang bom itu. Ciri-cirinya sama persis, bahkan cadar yang dikenakan istri tokoh teroris itu sama dengan cadar yang dikenakan wanita mereka. Jadi tepatlah sudah bahwa sebenarnya mereka ini adalah aliran JI yang banyak disebut-sebut diberbagai media telah melakukan aksi bom Bali. Akan tetapi dugaan ini pun sirna karena mereka beberapa kali menyebarkan pernyataan-pernyataan yang menentang aksi-aksi teror semacam itu.
Lalu aliran apakah mereka ini?

0 komentar:

Posting Komentar

 
*MUTIARA HADITS NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM* Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, "Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya, maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat; sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali jika Allah memaafkannya."(HR BUKHARI) Anas رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan (7 - di dalam riwayat yang mu'alaaq: iman [17] ) seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji burr. Dan, akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di hatinya ada kebaikan seberat atom."(HR BUKHARI)