Mendung tebal di hari Sabtu kemarin (20/2/2010) membawa hujan lebat
yang hampir semalaman mengguyur Pati dan sekitarnya. Akibatnya Sungai
Silugonggo tidak mampu lagi menampung debit air yang demikian besar
sehingga terjadi luapan air dengan disertai arus yang deras. Sudah bisa
dipastikan, daerah sepanjang DAS akan terendam tak terkecuali Ds
Mintobasuki di bagian barat dan utara dan juga sebagian areal persawahan
di sebelah timur desa karena datarannya juga rendah.
Sebenarnya faktor utama penyebab meluapnya sungai adalah karena hujan
lebat di daerah hulu disamping kemungkinan adanya banjir kiriman .
Faktor lainnya adalah karena semakin parahnya proses sedimentasi yang
menyebabkan pendangkalan dan penyempitan sungai.
Sampai pagi ini, Senin 22/2/2010 mendung tebal masih menutupi langit
ditambah hujan gerimis yang belum reda sampai saat ini. Air bercampur
lumpur semakin meninggi dan menggenangi rumah-rumah warga terlebih bagi
warga yang tinggal di dukuh Kulonan dan Loran. Di dalam rumah,
ketinggian air bisa mencapai 30 cm sedangkan di jalanan bisa 1 – 1.5 m.
Warga yang rumahnya terendam lebih memilih bertahan dengan membuat
tempat yang tinggi dengan perlengkapan seadanya atau mengungsi ke
tetangga yang belum terjangkau banjir. Sebagian warga mensiasati musibah
tahunan ini dengan membuat rumah susun atau dengan meninggikan pondasi
sampai pada posisi aman dari jangkauan banjir sehingga mereka tetap bisa
bertahan di rumah ketika banjir tiba.
Saat ini yang paling dibutuhkan warga adalah sarana kesehatan seperti
obat-obatan dan makanan. Air banjir yang kotor sangat rentan sekali
menimbulkan dampak kesehatan yang kurang bagus seperti penyakit
gatal-gatal dan diare karena warga biasanya mengkonsumsi air banjir
untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci bahkan untuk memasak
dan minum.
Sejak Januari lalu terhitung sudah dua kali ini terjadi banjir. Yang
pertama adalah dipertengahan bulan kemarin dan ini adalah yang kedua.
Dan banjir kali ini lebih besar dari sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar