*** SELAMAT DATANG *** Ini adalah blog pribadi yang dikelola secara independen oleh Netter desa Mintobasuki kec. Gabus kab. Pati. Blog Mintobasuki Gabus Pati bukanlah blog resmi pemerintahan desa Mintobasuki. Blog ini tidak ada hubungan dalam bentuk apa pun dengan organisasi, kelompok dan kepentingan tertentu di desa Mintobasuki. Artikel-artikel yang disajikan adalah tulisan lepas yang berisi uneg-uneg, ide, pemikiran, opini pribadi penulis dan pernik-pernik terkait desa Mintobasuki.

Sabtu, 13 Februari 2010

Sebuah Klarifikasi: Ada Aliran Sesat di Mintobasuki? – Bag 8

Bersalaman Adalah Sunnah Rasululloh -sollallohu ‘alaihi wa sallam-
bersalamanDiantara sekian isu yang ada adalah bahwa kami tidak mau bersalaman kecuali dengan sesama anggota jamaahnya. Buktinya, kalau selesai sholat kami tidak saling bersalaman sebagaimana umumnya kaum muslimin yang saling bersalaman. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kami menajiskan kaum muslimin yang lain dengan alasan karena kami tidak bersalaman seusai sholat fardhu’.
Marilah kita simak hadits yang diriwayatkan oleh Bara’ bin ‘Azib berikut ini:
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا
Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.“(HR Abu Dawud, at-Tirmidzi , Ibnu Majah dan Ahmad dan dishahihkan Syaikh Albani -rahimahulloh-)
Berjabat tangan ketika bertemu dan berpisah antara dua orang muslim adalah sunnah (ajaran ) Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- dan tidak perlu ada keraguan lagi. Mushafahah adalah sarana efektif untuk saling merekatkan hati kaum muslimin dan menghangatkan ukhuwah di antara mereka. Alloh bahkan akan mengampuni mereka yang mengamalkan ini sampai mereka saling berpisah. Oleh karenanya, mengamalkan mushafahah adalah bernilai ibadah di sisi Alloh -ta’ala.
Rasululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- menjelaskan pada hadits di atas bahwa jaminan ampunan diberikan kepada mereka yang bersalaman ketika pertama kali bertemu. Meski ada khilaf apakah ketika akan berpisah juga ada anjuran yang kuat juga. Allohu a’lam, sebagian ulama menganjurkan juga bersalaman ketika hendak berpisah -meski anjurannya tidak sekuat ketika bertemu. Amalan yang baik agar bernilai ibadah tentunya juga tidak boleh kita sembarangan dalam mengamalkannya. Dengan demikian, mengkhususkan sendiri waktu, keadaan dan tatacara bersalaman tanpa contoh dari nabi kita -shollallohu ‘alaihi wa sallam- adalah tidak tepat. Semisal selesai sholat fardhu’. Para ulama telah membahas panjang lebar masalah ini dalam kitab-kitab fiqih. Sebagian mereka bahkan menganggapnya bid’ah.
Hal-hal yang perlu kita perhatikan saat bersalaman adalah, bahwa bersalaman yang dicontohkan Nabi dengan menggunakan tangan kanan -bukan kedua tangan-, berjabat tangan ketika bertemu dan berpisah sebagaimana penjelasan di atas, berjabat tangan tidak dengan mencium tangan kecuali jika tidak dijadikan kebiasaan atau menjadikan sombong orang yang dicium tangannya karena yang lebih baik adalah mengikuti cara yang diajarkan oleh rasululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam-.
Adapun berjabat tangan seusai sholat fardhu’ karena memang baru bertemu dan baru bisa berjabatan ketika selesai sholat maka yang demikian tidaklah mengapa -Allohu a’lam-.

0 komentar:

Posting Komentar

 
*MUTIARA HADITS NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM* Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, "Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya, maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat; sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali jika Allah memaafkannya."(HR BUKHARI) Anas رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan (7 - di dalam riwayat yang mu'alaaq: iman [17] ) seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji burr. Dan, akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di hatinya ada kebaikan seberat atom."(HR BUKHARI)