Tahukah kamu kalau daun salam bisa menyembuhkan diabetes? Atau
tahukah kamu kalau tanaman kumis kucing dan seledri bisa meluruhkan batu
ginjal? Atau, pernahkah kamu menduga kalau daun meniran yang dianggap
gulma di areal persawahan ternyata manjur untuk menjaga stamina dan
kekebalan tubuh, anti bakteri, pelarut asam urat, penyembuh TBC dan
hepatitis kronis? Dan yang tidak kalah luar biasa, menurut uji klinis,
rimpang temulawak terbukti ampuh untuk menyembuhkan penyakit liver,
penurun kolesterol dan penjaga stamina. Nah, baru tau,kan? Ternyata ada
banyak tanaman mujarab di sekitar kita.
Saat ini (waktu membuat tulisan ini) di depan saya ada sebuah buku
yang berjudul ‘Herbal Indonesia Berhasiat, Bukti Ilmiah & Cara
Racik’ dari Trubus Info Kit. Yup, dari judulnya pasti sudah kebayang
isinya. Buku ini berisi 131 macam tanaman obat dan 250 resep dari
tanaman obat tersebut disertai penjelasan ilmiahnya. Luar biasa!!
Sebenarnya buku ini sudah lama belinya, cuma jarang bacanya. Nah,
tulisan ini dan selanjutnya dibuat untuk sharing saja kepada pembaca
blog Mintobasuki Gabus Pati yang budiman biar lebih tau tanaman obat apa
saja yang ada di bumi pertiwi tercinta ini dan apa saja khasiatnya.
Yuk, kita baca dan kita bedah bareng-bareng buku ini semoga membawa
manfaat buat saya dan pembaca semua. Amin Allohumma… Amin.
Tapi baca ini dulu, ya.
Klasifikasi Herbal Tradisional berdasarkan Uji Ilmiah.
Untuk dikatakan obat, herbal tradisional harus melewati proses
penelitian yang cukup panjang. Dari hasil penelitian inilah dapat
dipastikan unsur/zat aktifnya, diketahui efek farmakologisnya,
dipastikan dosisnya, diketahui efek sampingnya, dan dipastikan proses
pembuatannya. Badan Pengawas Obat dan Makanan mengelompokkan tanaman
obat menjadi 3 klasifikasi, yaitu jamu, herbal terstandar, dan
fitofarmaka. Apa sih maksudnya?
Jamu yaitu ramuan yang dibuat dari
bahan-bahan alam, digunakan secara turun temurun, dipercaya berkhasiat
berdasar pengalaman, dan belum ada penelitian ilmiah untuk mendapatkan
bukti klinik mengenai khasiat tersebut. Contoh-contoh tanaman herbal
yang masuk kategori ini adalah:
Adas untuk mengobati gangguan pencernaan, rematik dan gangguan jerawat.
Akar wangi untuk menghilangkan bau mulut.
Alpukat untuk menurunkan tekanan darah tinggi, menghaluskan kulit dan menyembuhkan sakit pinggang.
Brotowali untuk pengobatan diabetes, gatal pada kulit, obat oles untuk kudis dan ramuan minum untuk penderita kudis.
Jeruk keprok digunakan untuk meredakan batuk.
Jeruk nipis untuk mengobati laringitis/tenggorokan bengkak.
Rosela untuk anti oksidan dan penurun hipertensi.
Daun saga untuk mengobati amendel, radang tenggorokan dan susah buang air besar.
Dan masih ada puluhan contoh lainnya.
Herbal Terstandar, yaitu bahan-bahan jamu
yang telah diuji secara ilmiah (penelitian praklinik dengan hewan uji)
meliputi uji khasiat dan manfaat. Jamu harus memenuhi kriteria aman,
klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah, telah dilakukan standarisasi
terhadap bahan baku yang dipergunakan dalam produk jadi, dan memenuhi
persyaratan mutu yang berlaku. Contoh tanaman obat yang masuk
klasifikasi ini adalah:
Mengkudu untuk anti kanker dan beri-beri.
Daun salam untuk mengobati kencing manis, menurunkan kolesterol dan meredakan diare.
Jati belanda untuk melangsingkan tubuh dan penurun kolesterol.
Jahe merah untuk menambah gairah seks, mengobati gangguan THT dan rematik.
Sambiloto untuk mengobati radang empedu, gondok dan bisa untuk anti diabetes.
Fitofarmaka, merupakan kategori tertinggi,
herbal dengan persyaratan aman, klaim khasiat berdasarkan uji klinik
(diterapkan pada manusia), telah dilakukan standarisasi terhadap bahan
baku yang dipergunakan, dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Nah,
jamu dengan standar fitofarmaka ini bisa disejajarkan dengan obat
modern.
Tanaman obat yang masuk kategori ini adalah:
Meniran untuk mengobati asam urat, gastritis, influensa, rematik dan wasir.
Jamur ling zhi berkhasiat untuk anti kanker, memperbaiki kondisi tubuh,
menyembuhkan tumor dan bisa dipakai obat luar untuk luka.
Temulawak untuk menjaga stamina tubuh dan penurun kolesterol.
Seledri untuk menurunkan hipertensi, penyubur rambut, rematik dan mengatasi wajah berminyak.
Kumis kucing untuk peluruh kencing, gangguan ginjal dan stabilkan gula darah.
Dan masih ada beberapa tanaman obat yang masuk klasifikasi ini.
Bagaimana, menarik bukan?
Lalu, bagaimana ceritanya tanaman-tanaman tersebut bisa berperan sebagai obat? Apakah ada penjelasan ilmiahnya?
O, tentu!! Ini bukan ilmu sihir dan perdukukan yang tidak masuk di akal. Semuanya bisa dijelaskan secara logis dan ilmiah!!
Tanaman memiliki 2 sistem metabolisme, primer dan sekunder. Metabolisme
primer menghasilkan senyawa-senyawa yang digunakan untuk biosintesis
sehari-hari, yaitu karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat.
Sedangkan metabolisme sekunder digunakan tumbuhan untuk pertahanan dari
pengaruh buruk lingkungan dan serangan hama penyakit. Berdasar asal mula
biosintetisnya, metabolit sekunder terbagi menjadi 3 kelompok besar
yaitu, terpenoid & steroid, alkaloid & senyawa fenolat.
Senyawa-senyawa inilah yang nantinya berperan sebagai obat herbal.
Lalu, apa saja tanaman herbal yang ada di sekitar kita?
Bagaimana penjelasan ilmiahnya?
Dan, bagaimana cara meraciknya?
Kalau anda masih penasaran, silahkan dibaca artikel selanjutny.
Bersambung, Insya Alloh…
0 komentar:
Posting Komentar