*** SELAMAT DATANG *** Ini adalah blog pribadi yang dikelola secara independen oleh Netter desa Mintobasuki kec. Gabus kab. Pati. Blog Mintobasuki Gabus Pati bukanlah blog resmi pemerintahan desa Mintobasuki. Blog ini tidak ada hubungan dalam bentuk apa pun dengan organisasi, kelompok dan kepentingan tertentu di desa Mintobasuki. Artikel-artikel yang disajikan adalah tulisan lepas yang berisi uneg-uneg, ide, pemikiran, opini pribadi penulis dan pernik-pernik terkait desa Mintobasuki.

Kamis, 05 Juli 2012

Empat Kewajiban Seorang Muslim


tanya_jawab_ringan_seputar_tauhid_by_beginwiths-d798tmaSungguh sebuah nikmat dan anugerah yang agung ketika kita mendapati diri kita terlahir sebagai seorang muslim, diasuh dalam keluarga muslim dan tinggal dalam lingkungan muslim. Semoga ini tanda kebaikan yang dilimpahkan Alloh kepada kita. Sudah selayaknya kita mensyukurinya karena jika tidak, bisa jadi Alloh akan mencabut nikmat itu dari kita dan jadilah kita menjadi orang yang merugi di dunia ini lebih-lebih di akhirat kelak. Salah satu wujud syukur kita adalah dengan senantiasa mempelajari Agama ini dari sumber-sumbernya yang murni untuk kemudian kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan tidak cukup ini saja, kita pun berkewajiban mendakwahkannya dan sabar di atasnya.
PERTAMA, Ilmu.
Seorang muslim wajib baginya untuk menuntut ilmu. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu syar’i dan bukan ilmu-ilmu selainnya semisal ilmu-ilmu dunia yang mempelajarinya adalah mubah. Jika mempelajarinya untuk kebaikan maka bernilai pahala dan jika untuk sesuatu yang haram maka haram pula hukumnya.
Ilmu syar’i yang wajib dipelajari di sini berporos pada 3 hal, pertama, ilmu tentang Alloh yang meliputi tentang Rububiyyah (Alloh sebagai pencipta, pengatur dan pemelihara alam semesta), Uluhiyyah (Alloh sebagai satu-satunya Ilah/Tuhan yang berhak diibadahi) dan Asma ya shifat ( nama-namaNya yang indah dan sifat-sifatNya yang tinggi). Kedua, ilmu tentang Dien/agama Islam. Ketiga, ilmu tentang Nabi Muhammad Sholallohu alaihi wa sallam sebagai pembawa risalah Islam. Dan memahami ketiganya dengan dalil-dalilnya yang shahih, sebab tidaklah dikatakan ilmu jika tanpa dalil.
KEDUA, Mengamalkan ilmu.
Kewajiban seorang berilmu adalah adalah mengamalkan ilmunya. Dikatakan zakatnya ilmu adalah mengamalkannya. Kata ulama: ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah. Ilmu dan amal adalah 2 pokok yang tidak boleh berpisah salah satunya. Seorang yang beramal tapi tidak didasari ilmu maka dia akan jatuh pada kesesatan sebagaimana yang dialami kaum Nasrani. Sebaliknya, ilmu tanpa mau mengamalkannya akan menyeret si empunya menuai murka Alloh sebagaimana orang-orang Yahudi.
KETIGA, Mendakwahkannya.
Seorang yang berilmu wajib baginya untuk beramar ma’ruf dan nahi munkar. Mengajak pada perkara-perkara yang mengarah pada kebaikan dan melarang dari hal-hal yang menuju pada kemunkaran sesuai kemampuan yang dia miliki. Berdakwah adalah jalan yang ditempuh para nabi dan para rosul. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
KEEMPAT, Bersabar dalam mendakwahkannya.
Sudah menjadi sunatulloh bahwa pengikut kebatilan akan senantiasa memusuhi pengikut kebenaran, kapanpun dan dimanapun. Jalan dakwah bukanlah jalan mulus bertabur bunga, akan tetapi jalan penuh duri dan rintangan. Cemoohan, ejekan, hinaan bahkan caci maki adalah hal yang lumrah mewarnai perjalanan dakwah. Tak ada orang yang sabar di atasnya melainkan orang-orang yang beruntung. Para nabi dan rosul adalah suri teladan kita dalam masalah ini. Sabar dan senantiasa menggarap pertolongan Alloh adalah kunci keberhasilan dakwah mereka.

0 komentar:

Posting Komentar

 
*MUTIARA HADITS NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM* Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, "Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya, maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat; sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali jika Allah memaafkannya."(HR BUKHARI) Anas رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan (7 - di dalam riwayat yang mu'alaaq: iman [17] ) seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji burr. Dan, akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di hatinya ada kebaikan seberat atom."(HR BUKHARI)