Sungguh
sebuah nikmat dan anugerah yang agung ketika kita mendapati diri kita
terlahir sebagai seorang muslim, diasuh dalam keluarga muslim dan
tinggal dalam lingkungan muslim. Semoga ini tanda kebaikan yang
dilimpahkan Alloh kepada kita. Sudah selayaknya kita mensyukurinya
karena jika tidak, bisa jadi Alloh akan mencabut nikmat itu dari kita
dan jadilah kita menjadi orang yang merugi di dunia ini lebih-lebih di
akhirat kelak. Salah satu wujud syukur kita adalah dengan senantiasa
mempelajari Agama ini dari sumber-sumbernya yang murni untuk kemudian
kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan tidak cukup ini saja, kita
pun berkewajiban mendakwahkannya dan sabar di atasnya.
PERTAMA, Ilmu.
Seorang muslim wajib baginya untuk menuntut ilmu. Ilmu yang dimaksud
adalah ilmu syar’i dan bukan ilmu-ilmu selainnya semisal ilmu-ilmu dunia
yang mempelajarinya adalah mubah. Jika mempelajarinya untuk kebaikan
maka bernilai pahala dan jika untuk sesuatu yang haram maka haram pula
hukumnya.
Ilmu syar’i yang wajib dipelajari di sini berporos pada 3 hal,
pertama, ilmu tentang Alloh yang meliputi tentang Rububiyyah (Alloh
sebagai pencipta, pengatur dan pemelihara alam semesta), Uluhiyyah
(Alloh sebagai satu-satunya Ilah/Tuhan yang berhak diibadahi) dan Asma
ya shifat ( nama-namaNya yang indah dan sifat-sifatNya yang tinggi).
Kedua, ilmu tentang Dien/agama Islam. Ketiga, ilmu tentang Nabi Muhammad
Sholallohu alaihi wa sallam sebagai pembawa risalah Islam. Dan memahami
ketiganya dengan dalil-dalilnya yang shahih, sebab tidaklah dikatakan
ilmu jika tanpa dalil.
KEDUA, Mengamalkan ilmu.
Kewajiban seorang berilmu adalah adalah mengamalkan ilmunya. Dikatakan
zakatnya ilmu adalah mengamalkannya. Kata ulama: ilmu tanpa amal
bagaikan pohon tanpa buah. Ilmu dan amal adalah 2 pokok yang tidak boleh
berpisah salah satunya. Seorang yang beramal tapi tidak didasari ilmu
maka dia akan jatuh pada kesesatan sebagaimana yang dialami kaum
Nasrani. Sebaliknya, ilmu tanpa mau mengamalkannya akan menyeret si
empunya menuai murka Alloh sebagaimana orang-orang Yahudi.
KETIGA, Mendakwahkannya.
Seorang yang berilmu wajib baginya untuk beramar ma’ruf dan nahi munkar.
Mengajak pada perkara-perkara yang mengarah pada kebaikan dan melarang
dari hal-hal yang menuju pada kemunkaran sesuai kemampuan yang dia
miliki. Berdakwah adalah jalan yang ditempuh para nabi dan para rosul.
Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
KEEMPAT, Bersabar dalam mendakwahkannya.
Sudah menjadi sunatulloh bahwa pengikut kebatilan akan senantiasa
memusuhi pengikut kebenaran, kapanpun dan dimanapun. Jalan dakwah
bukanlah jalan mulus bertabur bunga, akan tetapi jalan penuh duri dan
rintangan. Cemoohan, ejekan, hinaan bahkan caci maki adalah hal yang
lumrah mewarnai perjalanan dakwah. Tak ada orang yang sabar di atasnya
melainkan orang-orang yang beruntung. Para nabi dan rosul adalah suri
teladan kita dalam masalah ini. Sabar dan senantiasa menggarap
pertolongan Alloh adalah kunci keberhasilan dakwah mereka.
0 komentar:
Posting Komentar