Saat
ini di balai desa Mintobasuki terpampang spanduk bertuliskan
“PANCASILA, UUD 1945 & NKRI HARGA MATI SELURUH WARGA MASYARAKAT DESA
MINTOBASUKI MENYATAKAN MENOLAK PAHAM ISIS”. Spanduk ini merupakan bukti
kepedulian dan kewaspadaan warga Mintobasuki terhadap munculnya
berbagai paham dan sekte yang berpotensi mengancam keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Akan tetapi, mungkin banyak pula warga Mintobasuki yang tidak kenal
apa itu ISIS -yang sekarang sudah berubah jadi IS. ISIS (The Islamic
State of Iraq and Syiria) atau Negara Islam Iraq dan Syiria adalah
sebuah faksi bersenjata pecahan dari Al-Qaeda yang muncul pertama kali
di Iraq dalam menghadapi penjajah Amerika di negara tersebut. ISIS
pertama kali diproklamirkan bulan April 2014 dengan Abu Bakar AlBaghdady
sebagai pemimpinnya. Faksi ini mengklaim bahwa ISIS lah negara Islam
yang sah di Iraq dan Syiria dan mewajibkan setiap kelompok jihad yang
ada di wilayah tersebut untuk bersatu dan mendukung ISIS dengan berbaiat
kepada Abu Bakar AlBaghdady. Namun kelompok-kelompok jihad yang ada
justru melakukan penolakan terhadap seruan tersebut.
Pada tanggal 29 Juni 2014 juru bicara ISIS mengumumkan bahwa ISIS
telah berganti nama menjadi IS (Islamic State) atau negara Islam dengan
Abu Bakar AlBaghdady sebagai khalifahnya. Dengan demikian seluruh kaum
muslimin yang ada haruslah berbaiat (bersumpah setia untuk mendukungnya)
kepada khalifah mereka dan meninggalkan ketaatan dan baiat kepada
kepala negara mereka masing-masing. Maklumat ini tentulah menimbulkan
gesekan-gesekan dengan faksi jihad yang ada di wilayah Iraq dan Syiria
karena mereka menganggap pembetukan negara Islam saat ini belumlah tepat
mengingat kondisi perang yang masih berkecamuk dan tidak cukup
konsolidasi antar faksi jihad yang ada. Penolakan ini menimbulkan
konflik yang kian melebar.
ISIS mengkafirkan siapa pun yang tidak mau berbaiat kepada kelompok
mereka dan berjihad bersamanya. Mereka membunuh kaum muslimin termasuk
warga sipil yang tidak berdosa karena dianggap menentang khalifah dan
murtad. Menurut mereka, membunuh kaum muslimin yang telah mereka anggap
murtad dan kafir adalah lebih utama sebelum membunuh kaum kafir
selainnya. Sehingga kita dapati mereka sangat keras permusuhannya
terhadap kaum muslimin di luar jamaahnya. Bahkan wanita dan anak-anak
tidak luput dari aksi biadab yang mereka lakukan.
Seringkali aksi-aksi kejam mereka dalam mengeksekusi dan membunuh
kaum muslimin mereka rekam dan diunggah di Youtube untuk menimbulkan
rasa takut dan teror di tengah-tengah kaum muslimin. Kekejaman dan
kebrutalan mereka sangatlah dirasakan kaum muslimin di sana. Perilaku
mereka sangat jauh dari nilai-nilai Islam. Mereka inilah yang cocok
disebut kaum Khawarij yang banyak disebutkan oleh Rasululloh
-shallallohu ‘alaihi wa sallam- dalam hadits-haditsnya. Mereka membunuh
kaum muslimin dan membiarkan kaum musyrikin dan kafirin.
Bagaimana di Indonesia? Indonesia adalah lahan subur bagi tumbuh dan
berkembangnya berbagai aliran yang ada, bahkan paham model ISIS pun ada
juga simpatisannya. Paham ISIS/IS memang berbahaya dan perlu ada kontrol
yang ketat untuk mengawasi pergerakan mereka. Namun kita tidak perlu
khawatir karena jumlah mereka tidaklah banyak dan terus dipantau oleh
pihak intel negara sehingga gerak-gerik mereka selalu terpantau.
Sebenarnya ada paham yang lebih berbahaya yang sedang berkembang di
negara kita yaitu Syiah. Syiah merupakan sebuah sekte sesat yang mengaku
pecinta Ahlul Bait Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- namun jika
ditelisik lebih jauh mereka bukanlah pecinta Ahlul bait Nabi tapi
pengikut Ahlul bait kekaisarana Persia. Mereka mengkafirkan seluruh
shahabat Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam-. Tujuan mereka adalah
untuk menimbulkan keragua-raguan umat Islam terhadap agama mereka. Jika
para shahabat yang merupakan para pembawa panji Islam dikafirkan maka
apa pun yang mereka bawa adalah produk kekafiran yang harus
ditinggalkan. Artinya al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi juga perlu
diragukan karena yang menyampaikan adalah orang yang telah mereka
kafirkan. Dan mereka -Syiah- memang telah mempunyai kitab suci
tersendiri yang berbeda dengan Al-Qur’an.
Dan Syiah juga menganggap orang Islam di luar jamaahnya adalah kafir
Nawashib yang halal dibunuh dan dialirkan darahnya. Doktrin ini telah
tertulis dibuku-buku karya Imam-Imam mereka. Dan mereka telah
mempraktekkan ajaran ini di negara-negara mayoritas Syiah seperti di
Iran, SYiria, Iraq, Lebanon dan terakhir di Yaman. Mereka menghancurkan
masjid-masjid kaum muslimin dan membunuhi mereka dengan cara-cara yang
sangat biadab. Namun secara umum, syiah yang ada di dunia ini mendapat
sokongan dari negara Iran yang merupakan negara Syiah di dunia.
Di Indonesia mereka bermain dengan sangat cantik. Dengan bertopengkan
ajaran pecinta ahlul bait mereka menanamkan pengaruhnya di
tengah-tengah kaum muslimin. Mereka membuat yayasan-yayasan,
tempat-tempat pendidikan, tempat-tempat kesehatan dll. Mereka memiliki
ajaran Taqiyyah yaitu menyembunyikan kesesatan Syiah mereka ketika
bergaul dengan kaum muslimin sehingga banyak kaum muslimin yang
terpedaya dan masuk ke lingkaran mereka tanpa sadar. Di saat mereka
masih minoritas mereka menampakkan sikap santun dan baik akan tetapi
ketika jumlah mereka mayoritas tak segan-segan untuk melakukan kudeta
dan memberontak pemerintah yang sah.
Berdasarkan informasi dari salah seorang petinggi mereka yang telah
bertaubat, Syiah telah merencanakan kudeta di Indonesia sekitar tahun
2020 mendatang -semoga Alloh memporak-porandakan makar mereka terhadap
negeri kita ini-. Dan kabar ini bukanlah isapan jempol semata. Banyak
tokoh-tokoh syiah yang telah dipersiapkan duduk di lembaga-lembaga
penting negara, baik sipil maupun militer. Bahkan, ada sekitar 6.000
imigran gelap asal Afghanistan yang beragama Syiah yang telah dikirim ke
Indonesia dan menyebar di beberapa kota. Mereka semuanya laki-laki dan
berusia produktif. Bahkan, menurut data pengkaji Syiah di Indonesia
telah terjadi sekitar 21 kali konflik antara umat Islam dan Syiah yang
di antaranya telah menelan korban jiwa, sebagaimana di Sampang Madura.
Terakhir kalinya adalah di Pondok Adz-Dzikra asuhan Ust Muhammad Arifin
Ilham. Mereka memukuli penjaga masjid dan merusakkan pondok. Syiah
inilah sebenarnya ancaman nyata bagi kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang kita cintai ini.
Di samping Syiah, ada juga paham Komunis yang setelah lengsernya Orde
Baru mereka mulai menampakkan jati dirinya. Saat ini Komunisme bukan
lagi dianggap bahaya laten yang mengancam kedaulatan NKRI. Bahkan,
bahkan ada selebritis yang terang-tarangan mengenakan baju lambang ‘Palu
Arit’ dan di ekspose di media masa tanpa merasa takut dan khawatir
sebagaimana masa orde baru dulu. Sepak terjang mereka di pemerintahan
pun kian terasa. Salah satu contohnya adalah penghapusan kolom agama di
KTP yang ditengarai adanya ulah tangan komunis di belakngnya.
Tentang kekejaman paham komunis dengan partai PKI-nya tentu masih
segar dalam ingatan kita. Bagaimana mereka menekan kehidupan beragama di
negara kita saat itu. Mereka membunuh dan mengubur hidup-hidup para
Kyai di Jawa Timur di tahun 1948 dan 1965. Puncaknya adalah kudeta
mereka di tahun 1965 dengan gerakan G30S/PKI dengan penyiksaan dan
pembunuhan para Jendral yang loyal dengan negara kesatuan Republik
Indonesia dengan cara-cara yang bengis dan kejam di luar batas
perikemanusiaan.
Dan masih ada satu lagi yang merupakan paham berbahaya, yaitu paham
liberal. Mereka mengotak-atik agama Islam sekehendak mereka sendiri.
Mereka menganggap bahwa ajaran Islam saat ini tidak relevan lagi dengan
perkembangan zaman dan perlu direvisi. Gerakan mereka didukung oleh
orang-orang yang ditokohkan. Mereka belajar filsafat Islam di
negara-nagara kafir dengan membawa pemikiran-pemikiran yang merusak
kemudian diimpor ke negara kita dan diajarkan di universitas-universitas
berlabel Islam. Maka jangan heran jika ada mahasiswa yang setelah lulus
kuliah di universitas Islam justru murtad dan tidak bertuhan.
Kaum liberalis banyak mendirikan sekolah-sekolah dan
universitas-universitas untuk kaderisasi. Mereka juga banyak mencetak
buku-buku dalam rangka menyebarkan paham leberal mereka. Pergerakan
mereka sangatlah masif dengan didukung tokoh-tokoh mereka yang dianggap
intelektual di kalangan orang awam. Bahkan tak sedikit tokoh mereka yang
dijuluki cendekiawan muslim tapi pada kenyataannya mereka mau
meruntuhkan bangunan agama Islam.
Mungkin kita masih ingat Universitas Islam Negeri (dulu IAIN) Syarif
Hidayatulloh Bandung yang mereka melakukan penghujatan terhadap ajaran
Islam diantaranya mereka mengatakan dalam caci makinya bahwa kampus
mereka “Bebas Tuhan” (atau tuhan itu tidak ada)dan “Anjing-hu Akbar”.
Silhakan search di youtube dengan kata kunci “Ada penghujatan islam di
kampus IAIN Bandung”. Atau sekitar setahun yang lalu kita dibuat miris
dengan spanduk yang bertuliskan “Tuhan Membusuk” yang dibawa oleh
mahasiswa UIN dalam Ospeknya. Ini adalah sesuatu yang sangat
memprihatinkan.
Justru ironisnya, paham liberal inilah yang mereka anggap sebagai
kemajuan berfikir dalam memahami Islam. Mereka menganggap mengkaji Islam
dengan cara merujuk pada pemahaman ulama-ulama terdahulu adalah sebuah
kemunduran dan kejumud-an dalam berfikir. Padahal, cara berfikir mereka
yang demikian liberal ini justru yang akan meruntuhkan pondasi Islam
dari akar-akarnya.
Demikianlah sedikit ulasan dari kami, bahwa ISIS hanyalah satu di
antara sekian paham Radikal dan berbahaya yang sedang berkembang di
negara kita yang berpotensi merongrong keutuhan NKRI. Di sana masih
banyak paham-paham berbahaya lainnya yang sedang berkembang dan
membahayakan Negeri kita yang juga harus kita waspadai. Semoga negara
kita senantiasa dilindungi oleh Alloh -ta’ala- dari segala makar
orang-orang jahat tersebut.
Amin ya Robbal ‘Alamin.
0 komentar:
Posting Komentar