*** SELAMAT DATANG *** Ini adalah blog pribadi yang dikelola secara independen oleh Netter desa Mintobasuki kec. Gabus kab. Pati. Blog Mintobasuki Gabus Pati bukanlah blog resmi pemerintahan desa Mintobasuki. Blog ini tidak ada hubungan dalam bentuk apa pun dengan organisasi, kelompok dan kepentingan tertentu di desa Mintobasuki. Artikel-artikel yang disajikan adalah tulisan lepas yang berisi uneg-uneg, ide, pemikiran, opini pribadi penulis dan pernik-pernik terkait desa Mintobasuki.

Senin, 25 Mei 2015

Kemarau Tiba, Petani Mintobasuki Kekurangan Air untuk Irigasi Pertanian


wpid-2015524161418.jpg
Warga tani Koripan Sampi, Mintobasuki
sedang mengairi lahannya dengan menyedot air dari hilir
dan ditampung ke hulu, kemudian dialirkan ke lahan
pertaniannya.

Musim kemarau seringkali menjadikan kali Tambak mengering. Padahal keberadaan kali Tambak ini sangat penting untuk pengairan lahan pertanian di sekitarnya. Panen padi yang diperkirakan bisa terlaksana akhir bulan ini nyaris gagal karena kurang air. Segala upaya telah diusahakan warga tani agar lahan mereka tetap bisa teraliri air.

Siang itu petani dari dukuh Koripan Sampi desa Mintobasuki bergotong royong memperbaiki aliran air di kali Tambak. Mereka membuat alur air di sepanjang dasar sungai yang mulai mengering selebar sekitar 40cm. Alur air ini diharapkan bisa teraliri air sungai Silugonggo jika terjadi pasang naik (Rob) sehingga bisa dimanfaatkan untuk irigasi. Sejak beberapa hari lalu saluran air yang ada di bendungan Etan Omah juga sudah diperbaiki. Sumbatan-sumbatannya dari runtuhan tanggul penahan air sudah dikeruk dan dinaikkan dari aliran air. Harapannya jika air sungai pasang bisa naik sampai ke hulu kali Tambak.

Berikut ini foto dam air di sawah Etan Omah yang kondisinya telah mengalami kerusakan di beberapa bagian.
wpid-2015524060920.jpg wpid-2015524060550.jpg
Usaha mereka tak sia-sia. Air pasang yang cukup tinggi dari sungai Silugonggo masuk sampai ke alur air yang mereka buat. Ada belasan mesin pompa air yang beroperasi sepanjang aliran kali Tambak. Meski air pasang hanya dalam hitungan jam, tapi cukup untuk menyirami tanaman padi mereka yang sudah mulai berisi. Namun masalahnya Rob ini hanya terjadi dua kali dalam sebulan dalam rentang waktu persiklusnya sekitar 4 hari. Dan dalam rentang waktu 4 hari ini pun selalu berubah-ubah waktunya dan berubah-ubah debit air yang mengalir.
wpid-2015523150201.jpg
Warga sedang mengairi lahannya
dengan menggunakan mesin pompa air
di kali Tambak.

 Bagi warga tani yang lahannya berada dekat dengan muara kali Tambak memang tidak terlalu risau dengan urusan air karena air sungai lumayan melimpah, beda dengan lahan yang berada di hulu yang harus menanti datangnya Rob (pasang naik). Terkadang air tidak bisa naik sampai ke hulu karena sudah habis disedot oleh mereka yang berada dekat muara sungai, terlebih jika pasang naiknya kecil. Permasalahan ini yang kadang menimbulkan gesekan dan percekcokan sesama petani. Petani yang berada di hulu kali Tambak kadang harus merugi karena hasil panen tidak sesuai yang diharapkan karena adanya permasalahan pengairan ini.

Perlu ada upaya untuk mengatasi krisis pengairan ini. Mengingat kasus ini adalah hal yang lazim terjadi setiap tahunnya. Jika tidak segera ditemukan pemecahannya petanilah yang sering menderita kerugian. Bagaimana tidak, panen yang sudah terlihat di depan mata harus gagal karena kurang air. Atau, seandainya air tersedia mereka juga perlu mengeluarkan biaya yang tidak sedikit karena mereka menggunakan mesin pompa untuk irigasi tersebut yang berimbas pada tingginya biaya pemakaian BBM. Di daerah lain, krisis air lebih parah lagi. Untuk mengairi lahan pertaniannya mereka harus beli air tangki yang harganya berkisar Rp90.000 – Rp100.000. Jika ini terjadi sampai musim panen tiba, bisa diperhitungkan berapa biaya yang mesti di keluarkan. Bisa jadi mereka justru merugi.

Harapannya ada perbaikan infrastruktur pertanian di desa Mintobasuki. Bagaimana pun juga sektor pertanian masih menjadi tumpuan harapan bagi sebagian besar warga Mintobasuki.  Dengan adanya perbaikan infrastruktur di sektor pertanian ini diharapkan bisa mengangkat taraf hidup warga tani Mintobasuki secara khusus dan warga tani di sekitar Mintobasuki secara umum. Masih banyak kendala-kendala yang butuh pemecahan yang serius yang perlu melibatkan seluruh elemen masyarakat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
*MUTIARA HADITS NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM* Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, "Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya, maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat; sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali jika Allah memaafkannya."(HR BUKHARI) Anas رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan (7 - di dalam riwayat yang mu'alaaq: iman [17] ) seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji burr. Dan, akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di hatinya ada kebaikan seberat atom."(HR BUKHARI)