*** SELAMAT DATANG *** Ini adalah blog pribadi yang dikelola secara independen oleh Netter desa Mintobasuki kec. Gabus kab. Pati. Blog Mintobasuki Gabus Pati bukanlah blog resmi pemerintahan desa Mintobasuki. Blog ini tidak ada hubungan dalam bentuk apa pun dengan organisasi, kelompok dan kepentingan tertentu di desa Mintobasuki. Artikel-artikel yang disajikan adalah tulisan lepas yang berisi uneg-uneg, ide, pemikiran, opini pribadi penulis dan pernik-pernik terkait desa Mintobasuki.

Kamis, 14 Mei 2015

Masa Panen Kedua Telah Tiba


wpid-2015510062717.jpgSeperti biasa, ketika hari libur dan kebetulan di rumah bersama anak-anak, saya tak pernah melewatkan acara jalan-jalan pagi bersama mereka. Cukup naik motor berkeliling kampung. Melintasi persawahan yang mulai menguning. Melewati perkebunan tebu yang menghijau. Berkeliling dari Koripan, ke Karanganyar, Butoh, tembus ke Mintobasuki, lalu ke dukuh Lor-an (RW 01) lalu ke barat menuju dukuh Kulonan (RW 02), kadang mampir lihat sungai sebelum balik ke rumah. Liburan yang murah meriah tapi cukup membuat anak-anak puas. Sekalian memperkenalkan kepada mereka negeri kelahiran mereka, Negeri Mintobasuki, Gabus, Pati.
Di Dukuh Kulonan, terhampar persawahan dengan padi yang sudah mulai menguning, pertanda sebentar lagi siap panen. Para petani sibuk menghalau burung-burung emprit yang menyerbu dengan bergerombol ke bulir-bulir padi. Teriakan-teriakan nyaring saling bersahutan agar burung-burung lapar itu tidak menghampiri tanaman padi mereka. Serbuan burung emprit ini paling banyak di pagi hari dan di sore hari. Terkadang, para petani seharian tidak pulang demi menjaga tanaman mereka dari serbuan burung-burung tersebut. Capek…? Iya capek, akan tetapi akan segera terobati dengan panen padi yang sudah ada di depan mata.

wpid-2015510061922.jpg wpid-2015510061917.jpg
Ini adalah panen ke-2 disepanjang tahun 2015. Panen pertama adalah awal Maret lalu. Sempat di warnai kekhawatiran akan adanya banjir karena curah hujan yang cukup tinggi di awal April lalu. Namun ke khawatiran itu sudah hilang kini. Memang sempat terjadi banjir namun tidak terlalu berpengaruh dengan tanaman padi mereka. Beritanya di : Banjir Dadakan Melanda Mintobasuki.
Untuk RW 02 memang panen lebih awal karena musim tanamnya juga lebih awal dibanding dukuh lainnya, semisal Karanganyar yang baru ‘Mrapu’. Akhir Juni kemungkinan petani dukuh Koripan atau mungkin juga tengahan bisa memanen hasil padinya.

Saat ini sudah mulai memasuki musim kemarau. Curah hujan sudah rendah. Untuk pengairan lahan pertanian, warga tani menggunakan mesin pompa air yang tentunya menghabiskan dana yang tidak sedikit untuk pembelian BBM-nya. Inilah yang butuh kita carikan solusinya, yaitu bagaimana ongkos untuk pengairan bisa ditekan agar mendapatkan hasil yang maksimal. Perlu adanya kerjasama antar warga tani untuk mengatasi masalah ini, misalnya dengan mengupayakan mesin diesel yang berbahan bakar solar dengan kemampuan yang cukup besar namun dengan cost yang bisa ditekan sebagaimana di desa-desa lain yang ada di tepian sungai Silugonggo. Dengan manajemen yang baik kemungkinan untuk bertanam padi sepanjang tahun adalah hal yang mungkin, tidak hanya 2 kali namun bisa 3 atau 4 kali panen, dengan syarat kondisi ideal. Tanpa banjir, misalnya.

Perlu diketahui bahwa luas lahan pertanian di dukuh Kulonan (RW 02) adalah sekitar 6.6 Ha, membentang di utara dan selatan dukuh Kulonan. Luasan ini cukup potensial jika kita mampu menanganinya dengan baik. Kendala yang dihadapi adalah masalah pengairan dan irigasi. Di sepanjang tepi barat dan utara dukuh ini berbatasan dengan Sungai Silugonggo yang tidak pernah mengering sepanjang tahun, dengan demikian kebutuhan akan air seharusnya bisa teratasi.
Kita buat saja perhitungan kasar hasil yang akan dicapai dengan luasan 6.6 Ha ini. Jika perhektar lahan mampu menghasilkan 4 ton beras (bukan gabah) maka dengan luasan 6.6 bisa menghasilkan 26.4 ton beras. Angka ini adalah angka paling rendah berdasarkan sample yang saya ambil dari pengalaman panen bulan Maret lalu. Kalau harga beras dipasaran saat ini -anggap saja- Rp 8.000; maka didapatkan angka Rp 211.200.000. Tentu ini belum perhitungan nett (bersih) karena di sana masih ada biaya pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pengobatan, pengairan dll. yang cukup besar.

Dengan perbaikan sistem pertanian yang lebih baik kemungkinan hasil yang bisa dicapai juga lebih baik. Yah, semoga ada yang mikir ke sana.

0 komentar:

Posting Komentar

 
*MUTIARA HADITS NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM* Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, "Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya, maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat; sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali jika Allah memaafkannya."(HR BUKHARI) Anas رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan (7 - di dalam riwayat yang mu'alaaq: iman [17] ) seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji burr. Dan, akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di hatinya ada kebaikan seberat atom."(HR BUKHARI)