Masa
panen padi warga Koripan Sampi dan Karanganyar Mintobasuki sudah dekat,
tinggal hitungan hari. Padi di sawah sudah menguning, membuat girang
penanamnya. Tahun ini membawa berkah tersendiri bagi warga tani
Mintobasuki karena tidak ada ‘hama banjir’ yang biasanya datang di akhir
bulan Desember sampai akhir Januari.
Beberapa warga tani malah ada juga yang sudah mempersiapkan lahan
untuk persemaian bibit padi. Harapannya, seusai panen ini mereka bisa
langsung melakukan penanaman yang kedua. Dengan demikian, masa tunggu
antara masa panen dengan masa penanaman berikutnya tidaklah terlalu
lama. Selain efisiensi waktu, langkah ini ditempuh agar tanaman padi
mereka tetap cukup air sampai tiba musim panen berikutnya. Hal ini
mengingat masa panen berikutnya diperkirakan mendekati musim kemarau
sehingga sangat mungkin mereka akan menghadapi masalah pengairan jika
tidak cepat-cepat memanfaatkan kesempatan yang ada. Oleh karenanya,
langkah ‘curi start’ dan ‘jemput bola’ pun mereka lakukan.
Kondisi ini tentunya berbeda dengan warga tani yang areal persawahan
mereka dekat dengan aliran sungai Silugonggo karena meski curah hujan
sudah rendah mereka masih bisa memanfaatkan aliran sungai Silugonggo
untuk pengairan. Sungai Silugonggo yang airnya tidak pernah kering
sepanjang tahun merupakan berkah yang besar bagi para petani di
sekitarnya. Para warga tani yang berada di sekitar DAS Silugonggo sudah
melakukan penanaman sejak beberapa minggu yang lalu. Hal ini karena
meraka pun sudah memasuki masa panen sekitar satu bulan atau lebih
dibandingkan warga tani Koripan Sampi.
Seperti halnya warga tani lainnya, warga tani di dusun ini pun
mengandalkan air hujan sebagai sumber pengairan utamanya. Tidak jarang
jika hujan tidak turun atau turun dengan intensitas yang kurang memadai
para warga memanfaatkan air sungai tambak untuk pengairan. Biaya
operasional pun tidak sedikit, cukup memberatkan para warga karena
untuk pengairan ini harus menggunakan pompa air yang cukup menghabiskan
banyak biaya. Namun mereka tidak ada pilihan lain. Inilah langkah yang
mesti ditempuh agar ketika masa panen tiba mereka bisa memetik hasilnya.
Harapannya, para pemimpin dan aparat desa Mintobsuki bisa memberikan
solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan pengairan pertanian ini
karena bagaimana pun juga warga tani Mintobasuki sangat mengharapkan
adanya sistem perbaikan untuk menunjang kemajuan usaha mereka. Lahan
pertanian merupakan tumpuan harapan bagi sebagian besar warga untuk
memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Perbaikan infrastruktur pertanian
akan sangat berdampak bagi peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
mereka.
Sekian
0 komentar:
Posting Komentar