Shahabat Mintobasuki, tahukah anda ini foto Mintobasuki daerah mana?
Di tempat inilah dahulu, sekitar tahun 80-an, aku sering menghabiskan
waktu-waktuku bersama teman-teman. Bermain sepeda-sepedaan,
kejar-kejaran, petak umpet… Masa-masa yang telah jauh terlewatkan namun
belum hilang dari ingatan. Yang tak pernah terlupakan dari jalanan ini
adalah: di sinilah dulu pertama kali aku belajar naik sepeda. Dengan
pinjam sepeda jengki karatan milik tetangga, tanpa rem, tanpa selebor,
tanpa tutup rantai, pedal yang tinggal besinya, aku nekat belajar
sendiri dengan ditemani adik perempuanku. Jatuh bangun, babak belur
seolah tak terasa kalah dengan nikmatnya angan-angan bisa naik sepeda.
Beberapa kali aku harus menabrakkan sepeda itu ke pohon randu atau
membenturkannya ke pagar yang ada di tepian pohon jika mau berhenti.
Karena aku belum bisa cara menghentikan sepeda. Gelak tawa pun pecah
tiap kali aku tersungkur ke semak-semak atau terjerembab ke jalanan yang
berdebu. Tiada kata menyerah untuk sebuah cita-cita. Umurku kala itu
baru 8 tahun. Sebuah usia yang terlalu ‘tua’ untuk ukuran anak sekarang
belajar naik sepeda.
Belum banyak yang berubah dengan tempat ini, cuma jalanan ini yang
sekarang dicor semen. Dulu masih tanah biasa dengan rimbunan pohon
randu-randu besar dan lulup di kanan kirinya. Kalau musim hujan datang
jalanan ini dulunya terkenal licin karena tanahnya lempung dan liat. Ya,
inilah jalan desa Mintobasuki RW 2, jalan paling barat dari desa
Mintobasuki. Jaraknya tidak jauh dari tepian sungai Silugonggo. Jalan
penghubung RT 02 dan RT 01 RW 02. Sekarang nampak tak terawat, banyak
rerumputan yang mulai meninggi.
0 komentar:
Posting Komentar