Sebagai
orang tua, peristiwa beberapa waktu yang lalu di desa kita, cukup
membuat kaget sekaligus prihatin. Bagaimana tidak, seorang anak usia
Sekolah Dasar sudah berani mencicipi minuman keras bersama
teman-temannya. Bahkan ada juga yang dengan sembunyi-sembunyi menyimpan
film-film porno di memori hapenya. Ini adalah masalah serius yang sedang
dihadapi dunia pendidikan kita saat ini, bukan hanya di kampung kita
tercinta, Mintobasuki Gabus Pati, akan tetapi juga di tempat-tempat
lain. Kita khawatir kasus ini ibarat gunung es, yang terdeteksi hanyalah
permukaannya saja sedangkan kenyataan yang ada lebih mengkhawatirkan
lagi. Harapan kita memang tidak demikian, cukup ini saja dan jangan
sampai terulang lagi. Tapi bagaimanapun juga kita sebagai orang tua
patut waspada jangan sampai ‘jatuh korban’ lagi dari anak-anak kita.
Mereka adalah bibit-bibit belia yang mesti kita pupuk dan kita bina agar
kelak menjadi manusia-manusia yang bermartabat, bermanfaat untuk
sesama, dan berguna bagi agama dan negerinya. Baik buruknya masa depan
negeri ini sangat bergantung dengan benih-benih penerus pembangunan saat
ini. Dengan demikian, kita tidak bisa bersikap acuh tak acuh dan masa
bodoh dengan fenomena yang membuat mata kita terbelalak ini.
Setidaknya ada beberapa faktor yang menjadi penyebab penyimpangan moral dikalangan anak-anak kita:
Pertama, faktor keluarga.
Keluarga yang tidak harmonis (broken home) sering kali dituding sebagai
biang penyebab lahirnya kenakalan anak usia remaja. Hubungan orang tua
yang sering diwarnai percekcokan menjadikan anak mencari aktivitas luar
sebagai pelarian untuk pelampiasan beban pikiran. Celakanya, justru yang
biasanya dijadikan obyek pelarian adalah aktivitas-aktivitas negatif.
Demikian juga orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga
waktu untuk keluarga banyak tersita juga kerap menjadi katalis bagi
kenakalan remaja. Anak menjadi merasa bebas dan tak ada yang mengawasi.
Atau bisa jadi penyebab lainnya adalah karena ketidakmampuan orang tua
membangun komunikasi yang baik dengan anak-anaknya. Sehingga orang tua
membiarkan anaknya begitu saja tanpa ada nasehat dan teguran ketika
mereka melakukan kesalahan-kesalahan. Atau sebab lainnya, karena memang
orang tua si anak sendiri yang tidak bisa memberikan keteladanan yang
baik untuk anak-anaknya sehingga kebiasaan-kebiasaan buruk orang tuanya
yang justru dicontoh, atau pun faktor-faktor yang lain.
Kedua, faktor lingkungan.
Sudah bisa dipastikan, faktor lingkungan pergaulan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan kejiwaan anak. Lingkungan pergaulan yang buruk
tentunya akan memberi pengaruh yang buruk juga bagi si anak sebagaimana
lingkungan yang baik akan membentuk karakter yang baik bagi si anak.
Ketiga, kemajuan teknologi.
Diakui ataupun tidak, perkembangan teknologi dan komunikasi dewasa ini
memberikan dampak yang demikian luas bagi perubahan pola pikir, gaya
hidup dan kepribadian seseorang. Kian canggihnya sarana-sarana
komunikasi menjadikan pertukaran informasi seolah tanpa batas. Apapun
bisa diakses dan dibuka hanya dengan sekali klik dari komputer atau pun
gadget ditangan kita.
Satu sisi kemajuan pesat dunia IT membawa dampak positif tetapi lain
sisi membawa efek negatif yang juga luar biasa. Disinilah perlunya orang
tua memberikan bimbingan bagi anak ketika mereka berinteraksi dengan
teknologi komunikasi ini. Kalau tidak, kita khawatir anak-anak kita
lebih banyak mendapat imbas negatifnya dari pada manfaatnya.
Demikian, semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar