Umar bin khottob, kita pasti kenal nama ini. Beliau termasuk satu di
antara 10 shahabat Nabi sholallohu alaihi wa sallam yang dijamin Alloh
masuk surga. Beliau terkenal dengan keberanian dan ketegasannya dalam
membela Islam. Di sisi lain beliau juga seorang yang terkenal dengan
ketaqwaan dan tawadhu’annya. Beliau menjabat khalifah (selevel presiden
untuk saat ini) menggantikan Abu Bakar as-shidiq. Meski demikian beliau
adalah seorang yang sangat sederhana dan sangat memperhatikan kebutuhan
rakyatnya. Berikut sekilas potret kehidupan beliau yang diberitakan
Aslam, salah seorang shahabat beliau.
Aslam bercerita, “Suatu malam aku keluar bersama Umar bin
al-Khaththab ke dusun Waqim. Ketika kami sampai di Shirar kami melihat
ada api yang dinyalakan.
Umar berkata, “Wahai Aslam, di sana ada musafir yang kemalaman, mari
kita berangkat menuju mereka.” Kami segera mendatangi mereka dan
ternyata di sama ada seorang wanita bersama anak-anaknya sedang menunggu
periuk yang diletakkan di atas api, sementara anak-anaknya sedang
menangis.
Umar berkata, “Assalamu alaiki wahai pemilik api. ” Wanita itu menjawab, “Wa alaika as-sallam.”
Umar berkata, “Kami boleh mendekat?”
Dia menjawab, “Silahkan.”
Umar segera mendekat dan bertanya “Ada apa gerangan dengan kalian?”
Wanita itu menjawab “Kami kemalaman dalam perjalanan serta kedinginan”.
Umar kembali bertanya “Kenapa anak-anak itu menangis?”
Wanita itu menjawab, “Karena lapar”.
Umar kembali bertanya, “Apa yang engkau masak di atas api itu?”
Dia menjawab, “Air, agar aku dapat memenangkan mereka hingga tertidur.
Dan Alloh kelak yang akan jadi hakim antara kami dengan Umar”
Maka Umar menangis dan segera berlari pulang menuju gudang tempat
penyimpanan gandum. Ia segera mengeluarkan sekarung gandum dan satu
ember daging, sambil berkata, “Wahai Aslam, naikkan karung ini ke atas
pundakku”.
Aslam berkata “Biar aku saja yang membawanya untukmu”.
Umar menjawab, ” Apakah engkau mau memikul dosaku kelak di hari kiamat?”
Maka beliau segera memikul karung tersebut di atas pundaknya hingga
mendatangi tempat wanita itu. Setelah meletakkan karung tersebut beliau
segera mengeluarkan gandum dari dalamnya dan memasukkannya ke dalam
periuk. Setelah itu beliau memasukkan daging ke dalamnya. Umar berusaha
meniup api di bawah periuk hingga asap menyebar di antara jenggotnya
untuk beberapa saat. Setelah itu Umar menurunkan periuk dari atas api
dan berkata, “Berikan aku piring kajian”. Setelah piring diletakkan
segera Umar menuangkan isi periuk ke dalam piring itu dan
menghidangkannya kepada anak-anak wanita itu dan berkata, “Makanlah!”
Maka anak-anak itu pun makan hingga kenyang, wanita itu berdoa untuk
Umar agar diberi ganjaran pahala sementara dia sendiri tidak mengenal
Umar.
Umar masih bersama mereka hingga anak-anak itu tertidur pulas.
Setelah itu Umar memberikan kepada mereka nafkah lantas pulang. Umar
berkata kepadaku, ” Wahai Aslam, sesungguhnya rasa laparlah yang membuat
mereka begadang dan tidak dapat tidur”. ( HR. Ahmad dalam Fadhail
as-shahabah no.382.)
Diketik ulang dari buku ‘PERJALANAN HIDUP EMPAT KHALIFAH RASUL YANG AGUNG’.
0 komentar:
Posting Komentar