*** SELAMAT DATANG *** Ini adalah blog pribadi yang dikelola secara independen oleh Netter desa Mintobasuki kec. Gabus kab. Pati. Blog Mintobasuki Gabus Pati bukanlah blog resmi pemerintahan desa Mintobasuki. Blog ini tidak ada hubungan dalam bentuk apa pun dengan organisasi, kelompok dan kepentingan tertentu di desa Mintobasuki. Artikel-artikel yang disajikan adalah tulisan lepas yang berisi uneg-uneg, ide, pemikiran, opini pribadi penulis dan pernik-pernik terkait desa Mintobasuki.

Jumat, 27 April 2012

Pemuda Antara Asa dan Realita

Generasi muda adalah aset bagi sebuah komunitas. Mereka punya semangat dan motivasi. Mereka punya idealisme dan cita-cita. Jika dibina dengan baik, mereka akan menjadi mesin penggerak kemajuan yang luar biasa bagi sebuah komunitas masyarakat.
Generasi muda umumnya selalu dinamis dan memiliki mobilitas yang tinggi. Dinamis dalam artian selalu terbuka dengan tren-tren baru. Mereka tidak ‘mandek’ dalam mengikuti alur kemajuan. Rasa ingin tahu yang tinggi menjadikan seorang pemuda tidak takut untuk mengeksplorasi dan mencoba hal-hal baru. Mereka lebih mudah beradaptasi dengan kemajuan.
Generasi muda lebih berani menghadapi tantangan. Mereka memiliki obsesi besar dalam meraih meraih idealisme. Obsesi inilah yang menjadikannya tidak mudah putus asa. Mereka punya semangat untuk mewujudnya asa dan idealismenya. Demikianlah umumnya seorang pemuda.

Dengan karakter-karakter semacam itu, generasi muda sangat tepat diposisikan sebagai motor-motor penggerak kemajuan bagi sebuah masyarakat. Dalam sebuah misi pembangunan yang berkesinambungan kita membutuhkan agen-agen perubahan yang handal, selalu dinamis, memiliki etos yang tinggi, berani menghadapi berbagai perubahan yang cepat, tidak mudah kendor serta memiliki mobilitas. Jadi, mengesampingkan peran generasi muda dalam sebuah pembangunan adalah kekeliruan yang fatal.

Karena generasi muda adalah modal pembangunan, kita perlu punya sarana-sarana untuk ‘memelihara’ dan ‘mengembangkan’ potensi yang sangat besar ini. Harus ada wadah pembinaan untuk mereka. Ini mutlak diperlukan. Mengapa? Karena infiltrasi budaya-budaya negatif dari berbagai arah demikian gencarnya. Jika ancaman ini tidak disikapi dengan serius dampaknya sudah bisa dipastikan, kerusakan yang akan mengancam generasi kita. Dan pada gilirannya mereka justru akan menjadi generasi-generasi perusak pembangunan dan bukan generasi-generasi penerus pembangunan.

Lalu wadah-wadah apa yang kita butuhkan untuk membentengi mereka dari budaya-budaya negatif? Sebenarnya ini adalah PR kita bersama. Tanggung jawab pendidikan tidak hanya menjadi beban tenaga pendidik di sekolah-sekolah formal, tapi menjadi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat. Kita membutuhkan kantung-kantung pembinaan spiritual keagamaan. Saat ini memang sudah ada tapi tidak efektif. Kita juga butuh wadah-wadah untuk kegiatan-kegiatan yang bernilai positif untuk penyaluran minat dan bakat, lebih bagus lagi bernilai ekonomis. Ini sebuah wacana yang untuk implementasinya membutuhkan perencanaan yang matang. Tapi saya yakin ini adalah seruatu yang mungkin untuk diwujudkan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
*MUTIARA HADITS NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM* Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, "Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya, maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat; sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali jika Allah memaafkannya."(HR BUKHARI) Anas رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan (7 - di dalam riwayat yang mu'alaaq: iman [17] ) seberat biji gandum. Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji burr. Dan, akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan melainkan Allah', sedang di hatinya ada kebaikan seberat atom."(HR BUKHARI)